Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/misi/2003/49

e-JEMMi edisi No. 49 Vol. 6/2003 (10-12-2003)

Natal = Memberi

*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
Jurnal Elektronik Mingguan Misi (JEMMi)    Desember 2003, Vol.6 No.49
*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
SEKILAS ISI:

 o [Editorial]
 o [Kesaksian Misi]     : Tukang Pos yang Menyelamatkan Natal
 o [Profil/Sumber Misi] : Blessings International,
                          The Gideons International
 o [Doa Bagi Misi Dunia]: Rusia, Amerika Serikat, India
 o [Doa Bagi Indonesia] : Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai
 o [Surat Anda]         : Terima kasih atas Responnya
 o [URLs Edisi Ini]

***********************************************************************
Anda diijinkan mengutip/mengcopy/memperbanyak semua/sebagian bahan dari
 e-JEMMi (untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: harus
 mencantumkan SUMBER ASLI dari masing-masing bahan dan e-JEMMi (sebagai
penerjemah/penerbit bahan-bahan tersebut dlm bahasa Indonesia). Thanks.
***********************************************************************

~~ EDITORIAL ~~

  Salam sejahtera.

  Kita telah memasuki minggu kedua di bulan Desember. Pasti di antara
  Anda sudah ada yang mengikuti ibadah ataupun merayakan Natal. Fakta
  terbesar yang kita pelajari saat Natal adalah MEMBERI. Dibalik kisah
  tentang kelahiran Yesus, kita bisa melihat bagaimana kasih Allah
  yang sangat luar biasa besarnya bagi kita semua, manusia yang
  berdosa. Dia rela mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menebus
  dosa manusia. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16,

           "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
        sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
      supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
                 melainkan beroleh hidup yang kekal."

  Bagaimana kita bisa belajar dari Bapa yang secara tulus mau memberi
  ini? Saat kita meninjau hidup pribadi kita masing-masing, apakah
  kita sudah bersedia memberi dengan tulus? Apakah kita masih suka
  pilih-pilih orang yang akan kita beri? apakah kita masih menganggap
  bahwa memang sudah menjadi kewajiban orang Kristen untuk memberi?
  apakah kita sudah memberi segala sesuatu yang telah Allah percayakan
  kepada kita kepada mereka yang membutuhkan, sebagai ungkapan rasa
  syukur kita kepada Allah? atau apakah kita di bulan Natal ini sedang
  mengharapkan pemberian dari orang-orang lain sebagai balas jasa?
  apakah kita sudah memberi dengan perasaan sukacita?

  Oleh karena itu, saat kita merayakan Natal -- saat dimana keinginan
  untuk memberi dan saling berbagi berada di puncak tertinggi -- kita
  sekaligus bisa mengevaluasi kegiatan memberi yang biasa kita
  lakukan. Mari kita gunakan semangat dan kegembiraan Natal ini untuk
  bisa memberi dengan sukacita.

  Redaksi e-JEMMi

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ KESAKSIAN MISI ~~

                  TUKANG POS YANG MENYELAMATKAN NATAL
                  ===================================

  Malam Natal adalah peristiwa meriah di rumah Schow di Cardston,
  Alberta, Kanada. Tradisi sungguh-sungguh terasa ketika kedelapan
  anaknya yang berusia 3 sampi 16 tahun mondar-mandir untuk membantu
  ibu mereka, Ingeborg, dalam persiapan masa Natal. Ibuku, Ruth baru
  berumur 8 tahun pada saat itu. Tetapi, ia masih ingat kejadian itu
  sampai saat ini. Biasanya, Natal selalu dilengkapi dengan Schow
  Danish fudge dan toffee. Schow Danish fudge adalah sejenis permen
  coklat yang lunak dari Denmark dan dibuat oleh keluarga Schow,
  sedangkan toffee adalah sejenis permen yang dibuat dari gula dan
  mentega. Toffe terbuat dari permen yang lentur dan bisa ditarik.

  Di tengah-tengah kegembiraan, tiba-tiba pintu belakang terbuka
  dengan suara keras. Angin yang sangat dingin berhembus masuk dan
  salju pun menyerbu ke dalam dapur yang nyaman. Sidney, 15 tahun,
  baru saja kembali dari tugasnya yakni mengantar koran. Ia sangat
  kedinginan dan akhirnya ia merasa senang karena berada di kehangatan
  rumah keluarga. Rex mengangkut arang dan kayu yang terakhir ke dalam
  rumah supaya tungku keluarga tetap menyala sepanjang malam. Tungku
  kami terbuat dari besi tuang.

  Musim salju 1927 adalah musim salju yang paling dingin yang pernah
  terjadi di kota kecil ini. Depresi membuat keluarga-keluarga
  berjuang untuk menghemat dan pandai menggunakan akal. Keluarga Schow
  memiliki beberapa ekor sapi dan ayam. Ini bisa membantu keluarga
  Schow untuk menyediakan susu, telur, krim, dan mentega. Persediaan
  makanan pun bisa tersedia bagi mereka. George Schow adalah orang
  yang mempunyai bakat sebagai tukang kayu. Bahkan, ia bisa membuat
  perasan keju dari bahan kayu sehingga keluarganya dapat membuat keju
  untuk keperluan sendiri.

  Pada senja hari, anak-anak berkumpul di sekeliling piano untuk
  menyanyikan lagu-lagu Natal. Mereka menantikan kedatangan ayah
  mereka, George, dari tempat kerjanya sambil memperhatikan jalannya
  waktu. Ayah mereka adalah seorang tukang pos yang bertugas mengantar
  surat-surat ke banyak kelompok kecil masyarakat di sekitar Cardston,
  misalnya Leavitt, Mountain View, Glenwood, dan Hillspring. Tetapi,
  George akan pulang cepat karena ini adalah malam Natal. Ia selalu
  memasang pohon Natal bila ia sampai di rumah. Untuk mempersiapkan
  Natal, anak-anak telah merangkai pop-corn dalam jumlah banyak dan
  menggunting bintang-bintang kecil yang indah terbuat dari kertas
  untuk digantung di pohon. Mereka membantu ibu mereka untuk memasang
  lilin-lilin berwarna yang indah di jepitan pohon. Lilin-lilin itu
  siap untuk dipasang di dahan-dahan yang kuat.

  Sesuai harapan, George pulang lebih awal dari pekerjaannya. Ia
  merasa senang telah selesai mengantarkan surat-surat pada hari itu.
  Ia lelah dan begitu kedinginan sehingga seluruh badannya terasa
  sakit. Tetapi, cinta yang meluap-luap dari keluarganya segera
  menghangatkan tubuh dan jiwanya. Betapa ia mencintai Natal! Dengan
  bantuan Sidney dan Rex, ia segera memaku papan-papan silang ke dasar
  pohon secara hati-hati. Kemudian, mereka mendirikannya di ruang
  keluarga. Tanpa hiasan pun, pohon itu kelihatan bagus sekali!

  Ketika anak-anak menghias pohon, George diam-diam menggiring
  istrinya ke dapur untuk menjauhi hiruk-pikuk kegembiraan.
  Kelihatannya, George dalam kesukaran. Ia berbagi cerita dengan
  Ingeborg tentang peristiwa-peristiwa terakhir yang terjadi ketika
  ia bekerja pada hari itu. Ketika sedang menuju ke rumah, ia
  diberitahu tentang kereta api malam yang mengantar sepuluh peti
  barang antaran ke stasiun. Semua peti itu ditujukan untuk satu
  keluarga yang tinggal di Hillspring. Namun, karena hari sudah malam
  dan hampir gelap, pengantaran peti itu harus ditunda sampai sehari
  sesudah Natal. Jarak tempuh ke Hillspring memang sangat jauh,
  terutama pada saat badai salju sedang berlangsung.

  Kepala rumah tangga keluarga yang sedang menunggu kiriman itu adalah
  Mr. Jeppson. Selama satu minggu, setiap hari Mr. Jeppson pergi ke
  stasiun untuk mencari tahu apakah ada paket yang tiba dari keluarga
  mereka di Amerikat Serikat. George tahu bahwa keluarga ini mempunyai
  beberapa anak dan sedang mengalami masa yang sulit. Untuk yang
  terakhir kali, Mr. Jeppson datang kembali ke stasiun pada Malam
  Natal. Ia putus asa dan terus mencari tahu tentang peti-peti itu. Ia
  pulang dengan tangan hampa dan sangat sedih. Rupanya, keluarga
  Jeppson menulis ke sanak-saudara mereka agar mereka mengirim apa pun
  untuk Natal. Barangkali, kirimannya bisa berupa selimut kain tua
  yang sudah usang untuk menghangatkan mereka atau sedikit uang untuk
  membeli arang.

  George dan Ingeborg adalah orang yang taat pada agama dan mereka
  mempunyai iman yang besar. Mereka berlutut dan berdoa dengan tenang
  untuk hal itu. Sesudah berdoa, mereka saling memandang dan mereka
  tahu apa yang harus dilakukan. Peti-peti itu harus diantarkan malam
  itu juga! Tetapi, Ingeborg mempunyai sebuah permintaan. George harus
  membawa Sidney, putra mereka yang tertua. George hanya dapat melihat
  dengan satu mata karena suatu peristiwa yang diderita pada awal
  hidup perkawinan mereka. Dengan penglihatannya yang terbatas,
  pengantaran di siang hari tidak menjadi masalah. Tetapi, daya
  tangkap di malam hari merupakan suatu tantangan yang sangat berat
  baginya, terutama dalam keadaan badai salju.

  George memanggil Sidney dan ia menerangkan situasi yang terjadi.
  Sidney tidak ragu-ragu sedikit pun. Ketika mereka bersiap-siap untuk
  pergi, anak-anak yang lain diberi tahu tentang perjalanan itu.
  Mereka membantu menyiapkan beberapa hal, misalnya membuat sandwich
  dan mengisi termos-termos. Anak-anak yang kecil mengisi kantong ayah
  mereka dengan kacang dan permen yang bisa mereka makan selama
  perjalanan. Secara diam-diam, semua anggota keluarga khawatir karena
  mereka akan terpisah pada waktu Natal.

  Setelah kereta salju dipasang, keluarga itu berkumpul untuk berdoa.
  Dengan iman yang besar, mereka melihat kereta salju itu menghilang
  secara cepat di malam yang bersalju. Dalam sekejap mata, George dan
  Sidney tiba di stasiun. Mereka mengangkut peti itu dan berangkat ke
  Hillspring. Mereka meletakkan tungku panas di bawah kaki agar badan
  mereka hangat. Selain itu, mereka memakai selendang untuk membungkus
  sekeliling wajah mereka. Mereka pun menghadapi badai salju di Malam
  Natal itu. Ketika badai salju mengamuk, anak-anak di rumah
  menggantung kaos kaki mereka. Kemudian, mereka menyampaikan doa-doa
  mereka dan bergegas ke tempat tidur. Mereka berharap bisa bertemu
  ayah dan kakak mereka pada pagi dini hari di hari Natal. Sementara
  itu, perjalanan kereta salju terus berlanjut dan menembus malam.
  Mereka membutuhkan waktu 8 jam perjalanan untuk mencapai rumah
  keluarga Jeppson. Selama perjalanan, mereka sering merasakan
  pengawalan khusus dan perasaan damai menyelimuti perjalanan itu.
  Mereka percaya bisa mencapai tujuan dengan selamat.

  Akhirnya, mereka lega karena bisa melihat cahaya di rumah keluarga
  Jeppson. George mengetuk pintu pelan-pelan pada dini hari di pagi
  Natal. Ia tidak kelihatan baik karena salju telah mengubah napasnya
  seperti es. Ini membuat bunga-bunga es beku menggantung pada
  selendang di sekeliling wajahnya. Ketika istri Mr. Jeppson membuka
  pintu, ia menjerit karena melihat penampilan George yang
  mengejutkannya. George menerangkan tujuan kedatangannya dan peti-
  peti itu dibawa masuk ke rumah. Melihat situasi rumah yang kosong,
  pasti keluarga Jeppson tidak akan merayakan Natal tanpa kedatangan
  peti-peti itu. Mata Bu Jeppson bercahaya ketika mereka mengeluarkan
  selimut-selimut baru, sarung tangan, sepatu, mantel, dan pakaian-
  pakaian lain untuk anak-anak. Selain itu, mereka juga mendapat ham
  dan bacon, buah-buahan, selai, dan segala macam permen. Mereka
  mengeluarkan terigu dan gula, kacang, dan bumbu-bumbu, bahkan
  boneka-boneka kecil untuk anak-anak. Di dalam paket kiriman juga
  disertakan surat kecil. Surat itu berisi informasi kepada keluarga
  Jeppson bahwa penduduk di sekeliling lembah telah mengadakan bazar
  untuk menyumbangkan semua barang kepada keluarga itu. Mereka
  mengajukan permintaan sederhana yakni selimut-selimut tua itu bisa
  berubah menjadi bantuan dan cinta yang melimpah dari ratusan orang
  yang peduli. George dan Sidney meninggalkan keluarga Jeppson yang
  sangat berbahagia. Mereka berterima kasih sedalam-dalamnya dan
  memulai perjalanan panjang untuk pulang ke rumah.

  Mereka berangkat dengan tungku yang hangat di kaki mereka dan beban
  yang ringan di kereta salju mereka. Ketika matahari terbit di atas
  rumah keluarga Schow, anak-anak bergegas memeriksa kaos kaki mereka.
  Mereka juga ingin melihat apakah ayah dan kakak mereka sudah pulang.
  Anak-anak terus mengawasi jendela sambil menunggu kembalinya ayah
  dan kakak mereka. Akhirnya, tepat sesudah makan siang, Paul melihat
  kereta salju yang tidak asing lagi dan semua lari menyongsong
  kedatangan George dan Sidney. Dalam keadaan lelah tetapi bahagia,
  George dan Sidney terhuyung-huyung masuk ke dalam rumah dan mereka
  semua saling berpelukan. Keduanya bercerita tentang keluarga Jeppson
  dan betapa pentingnya isi peti-peti itu bagi keluarga Jeppson.
  Mereka membutuhkannya tidak hanya untuk Natal, tetapi juga untuk
  kelangsungan hidup mereka selama musim dingin. Selain itu, George
  dan Sydney juga bercerita tentang perlindungan dan pengawalan yang
  diberikan oleh Tuhan sepanjang perjalanan. Air mata cinta dan terima
  kasih memenuhi mata George ketika ia memeluk keluarganya erat-erat.
  Mereka betul-betul diberkati. George mencoba membayangkan kembali
  kebahagiaan yang dialami oleh keluarga Jeppson pada hari Natal itu.
  "Pengiriman paket khusus" yang menjadi mujizat Natal ini tak akan
  pernah dilupakan oleh keluarga Jeppson maupun keluarga Schow.

  Sumber:
  Judul Buku   : The Magic of Christmas Miracles (Koleksi Kisah Nyata
                    Terbaru yang Sangat Memberikan Inspirasi)
  Judul Artikel: Tukang Pos yang Menyelamatkan Natal
  Penulis      : Gayla Woolf Holt
  Penerbit     : PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2002
  Halaman      : 77 - 83

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ PROFIL/SUMBER MISI ~~

 BLESSINGS INTERNATIONAL
  ==>     http://www.blessing.org/
  Organisasi "Blessings International" melayani klinik dan rumah sakit
  di 130 negara berkembang dengan mengirimkan obat-obatan dan
  peralatan rumah sakit. Pelayanan utama "Blessing International" yang
  menggunakan sarana kapal ini adalah mendukung tim medis jangka
  pendek yang mengantarkan obat-obatan dari "Blessing International"
  ke negara-negara yang menjadi tujuan dari pelayanan ini.

  Tujuan dari pelayanan "Blessings International" adalah menyediakan
  vitamin dan obat-obatan bagi para pasien yang membutuhkan di klinik
  dan rumah sakit di negara-negara berkembang dan memberikan
  pengharapan bagi anak-anak dan orang dewasa yang hidup dalam
  kemiskinan. Berdoa agar melalui pelayanan ini banyak penduduk yang
  dilayani mempunyai kesempatan untuk mengenal kasih Allah.

 THE GIDEONS INTERNATIONAL
==>     http://www.gideons.org/
  Salah satu bentuk pelayanan organisasi "The Gideons International"
  adalah membagikan Alkitab dalam Perjanjian Baru secara gratis di
  hotel-hotel, sekolah-sekolah, rumah sakit, penjara-penjara, dan
  tempat-tempat lain yang biasa dituju/dikunjungi banyak orang.
  Organisasi ini telah melakukan pelayanan di 175 negara. Setiap
  tahunnya lebih dari 1 juta copy Alkitab dibagikan kepada banyak
  orang di banyak tempat. Tidak terhitung jumlah jiwa yang telah
  diubahkan, mengalami transformasi hidup, dan hidupnya terberkati
  melalui Alkitab-alkitab yang diletakkan oleh para pekerja The
  Gideons di berbagai tempat tersebut.

  Btw, mungkin hal ini bisa memberi kita ide untuk memberikan hadiah
  Alkitab kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkannya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ DOA BAGI MISI DUNIA ~~

 R U S I A
  Sebuah badan misi sedang bekerja melayani untuk memberitakan Injil
  kepada anak-anak Rusia yang termasuk dalam kelompok orang
  terabaikan. Menurut Slavic Gospel Association (SGA), anak-anak itu
  menjadi alasan bagi SGA untuk membuat sebuah proyek Natal khusus
  dengan nama Immanuel's Child. Melalui proyek ini, gereja-gereja
  lokal bekerja sama dengan gereja-gereja di Rusia untuk memberikan
  harapan kepada anak-anak miskin ini. Perwakilan SGA mengatakan,
  "Hadiah-hadiah ini menarik anak-anak untuk ikut beribadah di gereja.
  Kesempatan itu kami gunakan untuk memberitakan Injil. Gereja-gereja
  bisa mendata nama-nama dan keluarga mereka. Lalu gereja-gereja ini
  bisa memulai suatu sistem follow-up selama setahun ke depan dimana
  anak-anak tersebut dilibatkan dalam setiap program yang diadakan.
  Anak-anak ini diundang Sekolah Minggu dan banyak dari anak-anak ini
  yang memberikan respon. Anak-anak yang merespon dimuridkan dan
  dimantapkan dasar keyakinan mereka." Perwakilan ini juga mengatakan
  bahwa pelayanan outreach kepada anak-anak ini diharapkan semakin
  berkembang. "Injil semakin maju diberitakan, dan melayani anak-anak
  ini merupakan salah satu cara efektif bagi gereja-gereja untuk
  menjangkau Rusia. Kami percaya bahwa Allah telah membangkitkan
  generasi anak-anak ini untuk mempunyai kerinduan mendengar Firman-
  Nya."
  Sumber: Mission Network News, January 20th, 2003
  * Doakan pelayanan Slavic Gospel Association dalam menjangkau anak-
    anak terabaikan di Rusia. Doakan agar Allah memberikan hikmat dan
    bijaksana bagi organisasi ini untuk mencari sarana-sarana yang
    efektif untuk melaksanakan misi penginjilan mereka.
  * Berdoa untuk anak-anak yang dilayani Slavic Gospel Association
    agar benih-benih yang tertanam dalam hati mereka bisa tumbuh subur
    seiring dengan pertambahan usia mereka. Mereka bisa menjadi saksi-
    saksi Kristus yang dapat memenangkan keluarganya.

 A M E R I K A   S E R I K A T
  Para penghuni penjara menerima pernyataan kasih dari umat Kristen di
  Amerika Serikat. Wakil dari Crossroad Bible Institute (CBI)
  mengatakan bahwa program CBI untuk "Christmas Send A Card"
  (Mengirimkan Satu Kartu Natal) telah meraih sukses besar. "Kami
  menerima 11.800 kartu yang dapat kami kirimkan kepada para
  narapidana. Kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada
  kelompok-kelompok studi Alkitab, kelas-kelas Sekolah Minggu,
  keluarga, tetangga, dan segenap gereja yang telah turut
  berpartisipasi dalam program ini. Para narapidana juga sangat
  bersukacita dengan kartu-kartu tersebut." CBI telah mensuplai
  materi-materi kursus korespondensi Alkitab kepada ribuan narapidana
  setiap tahunnya. Perwakilan CBI juga mengatakan bahwa para napi
  membutuhkan dukungan. Oleh karena itulah, CBI ingin terus
  melanjutkan program pengiriman kartu ini. "Pada musim semi ini, kami
  merencanakan untuk bekerja sama dengan Prison Fellowship. Kami akan
  mengadakan program kartu Paskah. Setiap orang yang berpartisipasi
  bisa menandatangani kartu-kartu yang dikirimkan, memasukkannya ke
  dalam amplop, dan mengirimkannya ke CBI."
  Sumber: Mission Network News, February 6th, 2003
  * Bersyukur atas kartu-kartu Natal yang telah terkirim bagi para
    narapidana ini. Berdoa agar melalui kartu-kartu ini, para napi
    bisa merasakan perhatian dan kasih Allah dalam hidup mereka.
  * Doakan supaya para napi bisa diubahkan hidupnya sehingga saat
    dibebaskan nanti, mereka tidak mengulangi perbuatan jahat mereka
    lagi.

 I N D I A
  Indian Bible School tengah bersiap-siap untuk meluluskan para
  muridnya. Semenjak didirikan 25 tahun yang lalu, sekolah Alkitab
  Hope Givers International di India Utara telah siap-siap untuk
  meluluskan salah satu kelas terbesarnya pada bulan Februari lalu.
  Perwakilan dari Bible Pathway Ministries mengatakan bahwa Hope
  Givers International yang juga merupakan 'saudara pelayanannya' saat
  ini sedang melakukan persiapan untuk mengutus 2000 pendeta baru
  menuju ke ladang pelayanan. "Kami mengutus para lulusan baru ini dan
  membekali mereka dengan Alkitab "Best of Bible Pathway", versi King
  James, yang baru saja diterbitkan sebagi hadiah kelulusan mereka.
  Alkitab ini akan mereka bawa ke mana pun mereka pergi." "Kemungkinan
  besar mereka (lulusan baru ini) akan pergi melayani di Delhi bulan
  Desember nanti. Dengan demikian mereka bisa melayani di sana saat
  Natal dirayakan. Sungguh merupakan suatu sukacita saat mengetahui
  bahwa Kabar Baik akan segera tiba di Delhi. Alkitab ini dibawa dan
  diberikan oleh para pendeta baru yang juga akan mulai merintis
  berdirinya gereja-gereja baru serta menceritakan kepada banyak orang
  tentang kisah Natal."
  Sumber: Mission Network News, November 6th, 2003
  * Bersyukur atas 2000 lulusan baru yang telah siap diutus untuk
    melayani di India. Berdoa agar Allah terus memantapkan kerinduan
    pelayanan mereka dan membekali mereka dengan kasih pelayanan yang
    tulus.
  * Doakan untuk pelayanan baru yang akan mereka rintis di India.
    Berdoa supaya mereka bisa menjalin relasi dengan para penduduk
    yang membuka kesempatan untuk merintis berdirinya gereja-gereja
    baru di wilayah ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ DOA BAGI INDONESIA ~~

 Info dari SP3 (Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai)
  --------------------------------------------------
  SP3 (Sekolah Pelatihan Penyiapan Penuai) adalah sekolah pelatihan
  yang dikhususkan bagi setiap orang yang mempunyai kerinduan untuk
  menjadi penuai jiwa-jiwa. Sampai saat ini SP3 yang ada di Bandung
  ini sudah memasuki tahun ke-5. Pelatihan di SP3 dilaksanakan di
  Lembang Bandung dengan penyampaian materi di kelas selama 4 bulan.
  Setelah itu diadakan pengutusan yang akan mengirim para peserta
  pelatihan ke suku-suku yang terabaikan di seluruh Indonesia. Pada
  tanggal 13 Desember 2003 akan diadakan seleksi SP3 secara serentak
  di seluruh Indonesia.

  Pokok Doa
  ---------
  * Berdoa untuk seleksi SP3 angkatan VI pada 13 Desember 2003 yang
    dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia agar dapat berjalan
    dengan baik.

  * Berdoa supaya Allah terus menguatkan hati dan komitmen para
    peserta pelatihan SP3 angkatan VI untuk melayani ke wilayah-
    wilayah yang sama sekali baru bagi mereka. Doakan agar mereka
    semakin jelas melihat panggilah Allah bagi hidup mereka.

  * Doakan untuk program pendidikan dan pelatihan yang akan dimulai
    bulan Februari 2004 supaya dapat diikuti banyak orang Kristen yang
    rindu untuk melayani suku-suku terabaikan di Indonesia.

  [Kiriman dari: Irfan]

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ SURAT ANDA ~~

  Dari: "Tarja Sumantri" <h-t.sumantri@>
  >Hallo Redaksi e-Misi!
  >Terima kasih untuk respon positipnya. Mari kita terus bekerja
  >"selama hari masih siang" untuk Dia yang telah bekerja sampai mati
  >dan bangkit untuk kita. Indonesia penuh kemulian Kristus Yesus.
  >Salam, Hendry Sumantri

  Redaksi:
  Kami setuju dengan ajakan Anda. Kami dan juga Anda akan semakin giat
  bekerja dengan setiap pelayanan yang telah dipercayakan kepada kita
  masing-masing demi kemuliaan nama-nya. Selamat melayani!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~ URLS Edisi Ini ~~

* Mission Network News              http://www.missionnetworknews.org/
* What in the World                        http://www.cmd.org.nz/what/


_____________________________ DISCLAIMER ____________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari macam-macam pihak.
Copyright(c) 2003 oleh e-JEMMi/e-MISI --- diterbitkan: YLSA dan I-KAN
______________________________________________________________________
Pertanyaan, tanggapan, saran dan kontribusi bahan dapat Anda kirimkan:
Kepala Redaksi --- Natalia Endah S. ,
atau Staf e-MISI dan Staf Redaksi 
Staf Redaksi: Natalia Endah S., Ratri, Yanto, dkk.
______________________________________________________________________
Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: subscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk berhenti,   kirim email kosong ke: unsubscribe-i-kan-misi@xc.org
Untuk Situs e-MISI dan e-JEMMi              http://www.sabda.org/misi/
Untuk Arsip e-JEMMi               http://www.sabda.org/publikasi/misi/
______________________________________________________________________

          "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
                sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b)

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org