Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/436

KISAH edisi 436 (4-7-2018)

Tuhan Mengubah Kekecewaan Menjadi Sukacita

KISAH -- Tuhan Mengubah Kekecewaan Menjadi Sukacita -- Edisi 436, 4 Juli 2018
 
Tuhan Mengubah Kekecewaan Menjadi Sukacita
Edisi 436, 4 Juli 2018
 
KISAH

Salam kasih bagi kita semua,

Ujian iman sudah menjadi bagian dari kehidupan orang percaya. Semakin kita taat dan setia, semakin besar pula ujian iman yang akan kita hadapi. Namun, kita harus percaya bahwa dalam setiap pencobaan ada pengharapan dalam Tuhan. Edisi KISAH kali ini mengajak kita untuk bersama-sama belajar bahwa saat kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan, di situlah ujian iman sesungguhnya akan menghampiri kita. Dalam hidup kita, tentunya pernah ada orang yang mengecewakan hidup kita, membuat kita marah, atau jengkel. Namun, saat ini, kita diajak untuk menyadari bahwa ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus, yang punya banyak alasan untuk kecewa, tetapi Dia memilih untuk tetap taat dalam melakukan kehendak Bapa melalui diri-Nya.

Mari kita simak satu kesaksian dari seorang anak Tuhan yang pernah mengalami kekecewaan. Namun, di balik kekecewaan itu, Tuhan menolongnya untuk tetap bersyukur. Selamat membaca kesaksian ini dan kiranya menjadi berkat bagi Pembaca KISAH sekalian.

Roma

Redaksi Tamu KISAH,
Roma

 
Tuhan Mengubah Kekecewaan Menjadi Sukacita

Oleh: May

Saya lahir dalam keluarga Kristen. Ayah dan ibu saya juga orang Kristen dan mereka cukup aktif dalam pelayanan di gereja. Sejak kecil, orang tua saya sudah memperkenalkan saya dengan Alkitab, mengajari cara berdoa, saya juga mengikuti sekolah minggu, dan saya sudah menerima sakramen baptis pada usia 4 tahun. Orang tua juga rutin mengajak saya mengikuti ibadah umum pada hari Minggu.

Gambar: May

Sejak TK hingga SMP, saya bersekolah di sekolah Katolik. Saat itu, saya menerima pelajaran agama, walaupun bukan pelajaran agama Kristen. Saya menjalani hari-hari saya sebagai orang Kristen pada umumnya dengan segala kerutinan di sekolah maupun pelayanan. Saya merasa hidup saya sudah bahagia dengan mendapat banyak berkat -- keluarga menyayangi saya, mempunyai teman-teman yang baik, dan dapat bersekolah dengan baik.

Hingga pada suatu hari, saat SMP, saya mengalami penurunan prestasi dalam pelajaran. Mungkin saat itu saya mengalami patah hati karena orang yang saya sukai akan pindah ke kota kelahirannya. Setelah saya pikir, aneh memang, hanya karena masalah perasaan, saya jadi tidak bersemangat untuk belajar. Saya jadi kehilangan motivasi untuk belajar. Hal ini, mau tidak mau, berdampak pada nilai ujian akhir saya, yang saat itu sangat berpengaruh untuk mencari sekolah lanjutan atas.

Gambar: Panggilan

Karena hasil ujian yang kurang memuaskan, saya tidak dapat masuk ke sekolah yang saya inginkan. Saat itu, saya kecewa dan menyesal. Akan tetapi, sekarang, saya justru bersyukur karena Tuhan punya rencana yang indah. Di sekolah, saya mendapat kesempatan untuk menerima Kristus sebagai Juru Selamat hidup saya. Sebelum saya menerima Kristus, saya menganggap bahwa keselamatan adalah berkat otomatis yang akan didapat oleh orang Kristen. Akan tetapi, saat saya kelas X, dalam persekutuan siswa Kristen yang saya ikuti, Tuhan berbicara lewat firmannya dalam Roma 10:9-10, “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Tuhan menjamah hati saya. Saya mengizinkan Tuhan Yesus masuk ke dalam hati saya, dan akhirnya saya menerima bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juru Selamat saya.

Gambar: Pengikut Yesus

Saat itu, saya mengira bahwa setelah menerima Kristus, hidup saya akan berubah 180 derajat. Saya membayangkan keadaan seperti Saulus saat dijamah Tuhan menjadi Rasul Paulus. Memang, belum banyak yang berubah dalam hidup saya saat itu. Akan tetapi, setelah menerima Kristus, Tuhan membentuk karakter dan hati saya, sedikit demi sedikit. Bukan hanya saya yang merasakan hal itu, tetapi juga orang-orang di sekitar saya. Sebelumnya, saya adalah orang yang suka mengeluh dan manja. Kini, saya menjadi orang yang lebih mandiri. Sebelumnya, saya menganggap kebaktian dan pelayanan hanya kerutinan. Kini, cara pandang saya mulai diubahkan untuk selalu memandang Tuhan dan beribadah dengan hati yang sungguh-sungguh, dengan hati yang rindu akan hadirat Tuhan.

Saat ini, saya terus bersyukur atas anugerah terbesar dalam hidup saya ini dengan memelihara hidup saya agar makin memuliakan Tuhan. Anugerah keselamatan itu mahal harganya dan hanya dapat saya terima sebagai anugerah dari Tuhan. Meskipun sebagai manusia, saya masih mengalami jatuh bangun dalam hal rohani, tetapi Tuhan menguatkan iman saya dengan salah satu ayat firman Tuhan dalam Yakobus 1:12, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” Semoga kesaksian hidup saya dapat menjadi berkat bagi Pembaca semua. Terima kasih.

Tuhan Yesus memberkati.

Download Audio

POKOK DOA
  1. Mari kita bersyukur atas anugerah keselamatan dari Tuhan untuk May. Kiranya Tuhan Yesus terus memampukan May untuk hidup sesuai firman Tuhan dan mengalami pertumbuhan dalam kehidupan rohaninya.
  2. Berdoalah untuk seluruh keluarga May agar Tuhan Yesus juga menolong mereka untuk bertumbuh dewasa dalam iman kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang.
  3. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar Dia menolong kita semua, orang percaya, untuk tetap kuat dalam iman dan bertahan dalam agar kita mengalami kemenangan iman karena kuasa-Nya.

“Tidak ada pencobaan yang pernah menimpamu kecuali pencobaan yang biasa bagi manusia. Dan, Allah adalah setia, Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melebihi kemampuanmu. Akan tetapi, bersama dengan pencobaan itu, Ia juga akan menyediakan jalan keluar supaya kamu dapat menanggungnya.”
(1 Korintus 10:13, AYT)

 
Stop Press! Informasi Lengkap Sejarah Alkitab di Indonesia dalam Situs Sejarah Alkitab Indonesia

Situs SAI

Tahukah Anda? Sejak awal abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia) hingga saat ini, sudah ada paling sedikit 22 versi Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia. Anda ingin mendapatkan informasinya?

Dapatkan berbagai informasi seputar sejarah penerjemahan Alkitab di Indonesia dalam situs Sejarah Alkitab Indonesia (SAI). Situs SAI akan menolong masyarakat Kristen Indonesia mengenal versi-versi Alkitab yang telah ada -- kapan diterjemahkan, siapa penerjemahnya, mengapa dan bagaimana terjemahan Alkitab tersebut dilakukan, apa perbedaan dan bagaimana perkembangannya, dan apa manfaat dari melakukan studi sejarah Alkitab. Tunggu apa lagi? Kunjungi situsnya dan bagikan informasi ini kepada rekan-rekan Anda!

Berkunjunglah ke situs SAI di: http://sejarah.sabda.org/

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi KISAH.
logo KISAH Email kisah@sabda.org
Facebook KISAH
Twitter @sabdakisah
Redaksi: Roma, Margaretha I. dan Maskunarti.
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2018 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org