Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/396

KISAH edisi 396 (4-8-2015)

Orang Percaya dalam Bara Api

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                      Edisi 396, 5 Agustus 2015
                       
KISAH -- Orang Percaya dalam Bara Api
Edisi 396, 5 Agustus 2015


Salam kasih dalam Kristus,

"Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi pengikut Kristus." Inilah 
kalimat yang sering diucapkan oleh orang-orang yang mengikut jalan 
Tuhan dalam melewati setiap penderitaan yang sedang dialami. Harga 
yang harus dibayar untuk mengikut Kristus memang sangat mahal, sering 
kali kenyamanan, kesehatan, dan nyawa harus dipertaruhkan dalam 
mengikut Yesus. Begitu juga kehidupan Asia, seorang perempuan India 
yang percaya kepada Yesus. Harga yang harus ia bayar sangat besar, 
sekian tahun ia terpisah dari suami dan anak-anaknya, dan ia harus 
mendekam di dalam jeruji besi. Setiap harinya, ia menanti jawaban 
antara hidup atau mati. Akan tetapi, Asia menjadi seorang perempuan 
yang memberikan teladan dalam mempertahankan iman, dan bersedia 
membayar lunas harga untuk menjadi murid Kristus. Selamat membaca 
KISAH edisi kali ini, biarlah iman kita semakin dipupuk di dalam 
Kristus.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Amidya
< amidya(at)in-christ.net>
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                     ORANG PERCAYA DALAM BARA API

Sebelum ibu mereka dipenjarakan atas tuduhan penghujatan, Isha dan 
Isham sangat dekat dengan ibunya. Akan tetapi, sejak penahanan ibu 
mereka pada bulan Juni 2009, mereka hanya bertemu beberapa kali saja.

"Mama cinta kami," kata Isham kepada kontak kami. "Dia biasanya 
membawa kami ke pasar hiburan, dan biasanya aku membantu membersihkan 
rumah atau melakukan pekerjaan sederhana lainnya. Sedangkan Mama 
biasanya membantu kami mempersiapkan perlengkapan dan buku-buku 
sekolah kami sebelum berangkat bekerja."

Isha, yang berusia 12 tahun, dan Isham, yang berusia 8 tahun, hidup 
tanpa ibu mereka lebih dari 2 tahun terakhir ini dan mereka bertemu 
terakhir kalinya pada bulan Maret tahun 2011.

Ketika putri-putri Bibi Asia berdoa untuk kebebasannya dari penjara, 
dia duduk seorang diri di dalam sel berukuran 19 x 26 meter, menunggu 
hukuman mati yang sudah menantinya. "Kejahatannya" adalah dia 
berbicara kebenaran tentang imannya. Asia adalah orang Kristen 
Pakistan biasa, seorang buruh pemetik buah, tetapi dia sekarang 
menjadi perantara dalam rencana Tuhan untuk membawa kebenaran-Nya ke 
seluruh Pakistan dan dunia.

Hari-hari ini di Pakistan, militan "Agama Lain" memandang Asia dan 
penginjil berani Kristen Pakistan lainnya sebagai penghujat. Mereka 
tersinggung dan marah oleh karena kebenaran Injil, mereka berpikir 
sedang melayani Tuhan mereka dengan cara membakar gedung gereja dan 
memenjarakan atau membunuh orang-orang Kristen.

Setelah Asia dipenjarakan, suaminya, Ashiq, sering kali tidak membawa 
anak-anak mereka saat mengunjungi Asia. Akan tetapi, suatu hari pada 
bulan Mei, Asia meminta Ashiq untuk membawa anak-anak mereka karena 
dia sangat merindukan anak-anaknya. Tentu saja hal ini disambut anak-
anaknya dengan penuh kegembiraan.

Walaupun kunjungan Isha dan Isham hanya sebentar, mereka sangat senang 
bertemu ibunya. "Ketika Mama melihat aku, Mama berkata, `Oh, putriku 
sudah besar!`" cerita Isham. "Aku ingin Mama memelukku, tetapi ada 
jeruji kawat penjara yang menghalangi kami." Asia dan putri-putrinya 
hanya bisa saling menyentuh ujung-ujung jari mereka melalui lubang-
lubang kawat jeruji penjara.

Ketika Ashiq dan putri-putri mereka akan meninggalkan penjara, Isham 
berkata kepada ibunya, "Cepat pulang ya, Ma." Sukacita yang dia 
rasakan ketika bertemu ibunya seketika meleleh menjadi kesedihan 
ketika pulang ke rumah -- sebuah rumah tanpa kehadiran sang ibu, rumah 
yang sunyi tanpa adanya nasihat dan pengertian dari sang ibu, rumah 
tanpa kehangatan pelukan seorang ibu.

Sebelum Bibi Asia dipenjarakan, dia bekerja sebagai pemetik buah untuk 
seorang pemilik kebun di provinsi Punjab. Suatu hari ketika dia 
menolong membawakan air minum untuk teman sekerjanya dari "Agama Lain" 
yang sedang bekerja, ia menolak meminumnya, mengatakan bahwa gelas 
yang dibawa oleh Bibi Asia telah tercemar oleh tangan kafirnya. Orang-
orang "Agama Lain" menghina Asia oleh karena iman Kristennya, 
mengatakan bahwa nabi-Nya (Yesus) lahir tanpa seorang ayah. Asia 
membalas, "Kristus kami mengorbankan nyawa-Nya di atas kayu salib demi 
menebus dosa-dosa kami. Lalu, apa yang nabimu lakukan untuk kami? 
Kristus kami hidup, nabimu sudah mati. Kristus kami adalah nabi Allah 
yang benar, dan nabimu tidak."

Teman kerja Asia melaporkan kata-kata "hujatannya" kepada pemimpin 
"Agama Lain" setempat. Lima hari kemudian, beberapa pemimpin dan 
orang-orang "Agama Lain" setempat membawa Asia dari tempat kerjanya 
secara paksa menggunakan sepeda motor dan membawanya ke pusat desa. Di 
sana, dia dipukuli beramai-ramai oleh orang-orang yang sudah berkumpul 
di tempat itu. Dia tidak diperkenankan untuk membela dirinya terhadap 
tuduhan penghujatan. Beberapa orang desa datang untuk membelanya, 
tetapi orang-orang garis keras mengancam untuk memukul mereka juga 
jika mereka tidak pergi.

Asia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Petugas yang 
menjaganya mengatakan kepadanya, seandainya dia menjadi "Agama Lain", 
mereka akan melepaskannya. Akan tetapi, dia menolak dengan berkata 
kepada mereka, "Kamu bisa membunuh saya, tetapi saya tidak akan 
meninggalkan Yesus."

Kontak kami sudah membantu Asia dan keluarganya sejak pertama kali 
kami mendengar tentang penahanannya. Kontak kami juga telah membantu 
Asia mengajukan banding atas hukuman matinya. Keluarganya dipaksa oleh 
keadaan untuk berpindah-pindah dalam 17 bulan terakhir karena ancaman 
yang ditujukan kepada mereka. Kontak kami membantu mereka dengan 
memberikan biaya kebutuhan hidup sehari-hari dan juga membiayai 
sekolah anak-anaknya sehingga mereka bisa terus bersekolah.

Tujuh belas bulan setelah penahanan Asia, dia secara meyakinkan 
diputus bersalah melanggar pasal C Undang-Undang Pakistan No. 295 -
penghujatan terhadap nabi Muhammad - dan dijatuhi hukuman mati. Tidak 
ada orang Kristen di Pakistan pernah dijatuhi hukum mati di bawah 
Undang-Undang Penghujatan, tetapi dalam beberapa kasus, orang-orang 
garis keras pernah membunuh orang-orang Kristen selepas dari penjara. 
Hukuman yang dijatuhkan kepada Asia telah menarik perhatian dunia 
internasional atas Undang-Undang Pakistan tentang penghujatan. Orang-
orang Kristen menyerukan pembebasan Asia dan peninjauan kembali 
undang-undang tersebut, sementara orang-orang garis keras terus 
meminta agar dia dihukum mati. Maulana Yusuf Qureshi, seorang pemimpin 
di Peshawar, barat-laut Pakistan, telah mengeluarkan fatwa atas Asia, 
menawarkan 00 bagi siapa pun yang membunuhnya. Keluarga dan 
sahabat-sahabatnya khawatir bahwa dia bisa saja dibunuh oleh sesama 
narapidana atau penjaga, atau bahkan diracun oleh tukang masak 
penjara. Demi keamanannya, dia dipenjarakan di dalam sel tersendiri 
dan dia memasak makanannya dengan menggunakan peralatan masak yang 
diberikan oleh suaminya.

Walaupun Asia tidak bisa membaca, dia menyimpan sebuah Alkitab di 
dalam selnya. Seorang wanita Kristen diperbolehkan membacakan Alkitab 
untuknya. Dia juga berdoa bersama Asia.

Ashiq mengunjungi Asia setiap 15 hari dan menguatkannya selama 
pertemuan mereka berlangsung. "Saya selalu mengatakan kepadanya 
tentang organisasi kalian dan bahwa kalian telah bersama-sama dengan 
kami dari awal kasus ini dan masih terus akan bersama-sama dengan kami 
hingga hari ini," kata Ashiq. "Saya mengatakan kepadanya bahwa banyak 
saudara seiman berdoa untuk kita; jangan khawatir, membutuhkan waktu 
yang agak lama menyelesaikan kasus ini karena ini kasus besar. Saya 
mengatakan kepadanya untuk menguatkan hatinya."

Ashiq mengatakan penangkapan dan pemenjaraan Asia telah membantunya 
dan anak-anaknya untuk bertumbuh makin kuat dalam iman. "Ketika saya 
memperingatkan mereka (anak-anak) untuk tidak bermain-main di luar 
rumah karena ada ancaman-ancaman terhadap keluarga kami, tetapi mereka 
selalu berkata, `Jika mereka membunuh kami karena Kristus, hal itu 
tidak menjadi masalah. Kami sudah siap.`"

Ashiq meminta supaya kita terus berdoa bagi kebebasan istrinya 
sehingga keluarganya bisa berkumpul kembali.Dia percaya Tuhan telah 
mengizinkan keluarganya mengalami pencobaan ini karena Tuhan sedang 
menguji mereka. "Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan 
selamat (Matius 24:13)," kata Ashiq.

Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan
Edisi buletin: November -- Desember 2011
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2011
Halaman: 4 -- 5


                              POKOK DOA

1. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus untuk Bapak Ashiq dan 
   keluarga, kiranya iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikut 
   Yesus.

2. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus untuk jemaat Kristen yang 
   tinggal di Pakistan, kiranya mereka dapat menjadi jemaat Kristus 
   yang militan, serta siap sedia membela iman mereka.

3. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus untuk pengabar misi di 
   wilayah Asia Selatan, kiranya mereka dapat menjangkau lebih banyak 
   jiwa.

"Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat 
bagian dalamnya." (1 Korintus 9:23)

< http://alkitab.mobi/?1korintus+9:23 >
< http://alkitab.sabda.org/?1korintus+9:23 >


STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS DISKUSI DASAR-DASAR IMAN KRISTEN!

Apakah Anda rindu mempelajari pokok-pokok penting seputar iman Kristen 
bersama rekan-rekan seiman dari berbagai penjuru melalui dunia maya?

Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://ylsa.org > mengundang Anda untuk 
bergabung di kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen Sept/Okt 2015 yang 
diselenggarakan oleh Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam (PESTA) 
< http://pesta.org >. Dalam kelas ini setiap peserta akan belajar 
bersama secara khusus tentang penciptaan manusia, kejatuhan manusia 
dalam dosa, rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, dan hidup 
baru dalam Kristus. Pelajaran-pelajaran ini sangat berguna, baik orang 
Kristen lama maupun baru, untuk memiliki dasar-dasar iman kepercayaan 
yang teguh sesuai dengan kebenaran Alkitab.

Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan juga 
facebook.  Pendaftaran dibuka mulai hari ini dan segera hubungi Admin 
PESTA di <kusuma(at)in-christ.net>. Secepatnya, kami akan mengirimkan 
bahan DIK untuk dikerjakan setiap peserta sebagai tugas tertulis.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org