Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/383

KISAH edisi 383 (21-1-2015)

Kesombongan Menghancurkan Persahabatanku

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 383, 21 Januari 2015

KISAH -- Kesombongan Menghancurkan Persahabatanku
Edisi 383, 21 Januari 2015


Salam kasih,

Setiap manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri 
tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seorang 
teman atau sahabat untuk saling berbagi. Namun, menjalin persahabatan 
itu tidak mudah. Sering kali, ada hal-hal yang merusak jalinan sebuah 
persahabatan.

Melalui KISAH edisi kali ini, mari kita bersama-sama belajar untuk 
membangun persahabatan; mengesampingkan ego demi menjalin relasi yang 
benar dan utuh. Selamat membaca. Tuhan Yesus Memberkati.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Amidya
< amidya(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


            KESOMBONGAN MENGHANCURKAN PERSAHABATANKU

Pada saat saya masih kuliah, saya merasa bahwa saya merasa mampu 
melakukan segala sesuatu dengan kemampuan saya sendiri. Saya semakin 
senang dan besar kepala ketika teman-teman saya mengakui bahwa saya 
memang mampu melakukan tugas-tugas dengan benar. Saya menjadi sombong 
dan meremehkan setiap tugas yang saya dapat karena nilai-nilai saya 
bagus dan nyaris sempurna. Namun, saya tidak menyadari kalau semua itu 
berkat dari Tuhan, dan keberhasilan saya hanya karena pertolongan 
Tuhan.

Hingga pada suatu saat, tepatnya pada semester akhir kuliah saya, saya 
menghadapi masalah dalam mengerjakan tugas akhir sebagai syarat 
kelulusan kuliah. Saya sakit selama beberapa hari hingga tidak bisa 
masuk kuliah. Saya sangat sedih karena selama saya sakit tidak ada 
seorang teman pun yang datang menjenguk atau memberi informasi terkait 
dengan mata kuliah maupun keadaan kelas di kampus. Saya sadar bahwa 
saya sudah ketinggalan banyak materi pelajaran, dan hal ini akan 
berpengaruh pada kelulusan saya. Setelah saya sembuh, saya segera 
bertanya kepada teman saya, tetapi mereka tidak memberikan jawaban 
yang jelas dan seolah tidak memedulikan pertanyaan saya. Dengan 
kejadian ini, saya diingatkan Tuhan akan kesalahan saya. Selama ini 
saya tidak menyadari bahwa kemampuan saya itu adalah pemberian Tuhan 
Yesus; tanpa pertolongan-Nya saya tidak mampu mengerjakan apa pun 
dengan kekuatan saya sendiri.

Saya mulai sadar apa yang telah saya perbuat, saya terlalu 
membanggakan diri sendiri, saya begitu sombong dengan kepintaran saya 
dalam melakukan segala hal, dan cenderung tidak mau kalah dalam 
berdebat dengan siapa pun. Saya bersyukur Tuhan mengingatkan saya akan 
kesombongan saya ini. Namun demikian, saya merasa bahwa penyesalan 
saya ini sudah terlambat karena teman-teman saya tidak ada yang mau 
memedulikan saya dan menolong saya dengan memberikan penjelasan kepada 
saya tentang tugas kuliah yang harus saya kerjakan.

Dalam keadaan seperti ini, saya pun segera pulang dan berdoa kepada 
Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh, merendahkan hati, dan meminta 
pengampunan kepada-Nya karena saya terlalu membanggakan diri sendiri 
dan sombong. Dan saat itu pula, hati saya digerakkan Tuhan untuk 
meminta maaf kepada teman-teman saya karena kelakuan saya, kesombongan 
saya, dan segala kesalahan saya.

Keesokan harinya, saya meminta maaf kepada teman-teman saya, tetapi 
mereka hanya diam saja. Saya merasa tidak dianggap dan tidak enak 
hati. Dan, ketika saya mau pergi, ada seorang yang menanggapi 
permintaan maaf saya dan menjelaskan kepada teman-teman saya bahwa 
kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita, sama seperti 
Tuhan mengampuni kesalahan kita. Lalu, ia tersenyum dan mengatakan 
bahwa dia memaafkan saya. Tidak lama kemudian, teman-teman saya 
memaafkan saya. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus karena 
melalui sakit yang saya dapat, Dia menyadarkan saya bahwa Dia 
mengasihi saya dan menghendaki saya untuk rendah hati di hadapan 
orang, dan terlebih lagi di hadapan-Nya.

Sumber Kesaksian: Yans


POKOK DOA

1. Mari kita berdoa untuk Yans supaya terus beroleh kerendahan hati 
dalam menjalin persahabatan.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan untuk pergumulan Yans dan 
kerinduannya untuk hidup rendah hati dan tidak dikuasai dengan 
kesombongan.

3. Mari kita juga berdoa untuk sahabat-sahabat kita. Kita doakan dan 
sebut nama mereka dalam Kristus dan biarkan Tuhan semakin mempererat 
tali persahabatan yang kita jalin.


"Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-
bangkitkan perkara, menceraikan sahabat yang karib." (Amsal 17:9)

< http://alkitab.mobi/?Amsal+17:9 >
< http://alkitab.sabda.org/?Amsal+17:9 >


        STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PASKAH DARI YLSA!

Apakah Anda ingin mengerti lebih dalam tentang makna Paskah?

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program Pendidikan 
Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) kembali membuka Kelas Diskusi 
PASKAH 2015. Dalam kelas diskusi ini, akan dibahas topik-topik diskusi 
seputar kematian dan kebangkitan Kristus. Pastinya setiap peserta akan 
lebih diperkaya lagi tentang makna Paskah yang sejati melalui kelas 
ini.

Diskusi akan dilangsungkan melalui milis diskusi (email) dan berjalan 
selama 1 bulan (23 Februari -- 30 Maret 2015). Anda dapat mengikuti 
kelas diskusi ini tanpa dipungut biaya apa pun (GRATIS)! Pendaftaran 
dibuka mulai 15 Januari -- 15 Februari 2015.

Segeralah mendaftarkan diri ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-
christ.net > Kami tunggu!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org