Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/340

KISAH edisi 340 (21-8-2013)

Dari Penderitaan Menuju Kasih Karunia

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 340,  21 Agustus 2013
                     
KISAH -- Dari Penderitaan Menuju Kasih Karunia
Edisi 340, 21 Agustus 2013

Segala sakit hati yang ditimbulkan oleh peristiwa masa lalu akan terus 
membelenggu jiwa kita jika tidak segera diselesaikan, seperti halnya yang di 
alami oleh Sarah Pain. Dalam kesaksiannya, dia menceritakan bagaimana kehidupan 
masa lalunya yang begitu pahit telah mengikat dan menghancurkan hidupnya. Dia 
sudah berada dalam batas kekuatannya untuk bertahan, bahkan berkali-kali dia 
melakukan tindakan bunuh diri, tetapi selalu gagal. Tuhan punya rencana lain 
bagi hidupnya. Ingin mengetahui kisahnya? Silakan baca artikel di bawah ini.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


DARI PENDERITAAN MENUJU KASIH KARUNIA

Pada tahun 1994, saya mendapati diri saya berada dalam tahap akhir kecanduan 
alkohol. Selama 15 tahun, setiap hari saya selalu berada dalam keadaan mabuk. 
Saya adalah contoh dari apa yang orang sebut sebagai "alkoholik fungsional". 
Kebanyakan orang tidak pernah tahu bahwa saya masih mengonsumsi alkohol, dan 
mereka yang tahu pun tidak bisa menduga berapa banyak yang sudah saya minum 
setiap harinya. Saya mengonsumsi alkohol sebanyak 5,5 unit per hari (di Amerika, 
batas wajar dalam mengonsumsi alkohol selama satu hari adalah di bawah 5 unit 
untuk pria dan 4 unit untuk wanita. Yang disebut unit atau "minuman standar" 
adalah minuman yang mengandung 18 ml/14 g alkohol -- red.).

Saya menderita stres pascatraumatik yang disebabkan oleh kekerasan yang saya 
alami ketika masih anak-anak. Dan, di kemudian hari, kekerasan yang saya alami 
dalam pernikahan justru membuat apa yang sudah saya alami saat masih kecil tidak 
ada apa-apanya. Saya kabur dari pernikahan itu dengan menderita dislokasi pada 
tulang belakang di leher saya, masalah pada punggung saya, dan parut pada wajah 
saya yang diakibatkan oleh luka tembak.

Saya pernah mendengar tentang Injil. Saya adalah salah satu dari orang-orang 
yang menilai Kristus dengan melihat mereka yang mengaku sebagai orang Kristen, 
tetapi tidak menyatakan Kristus dalam tindakan mereka. Sejak ayah meninggalkan 
kami ketika saya masih berusia 11 tahun, saya juga membuat asumsi bahwa Tuhan 
juga telah meninggalkan saya. Saya menyimpan sakit hati berkaitan dengan 
keberadaan Tuhan.

Saya terus merawat ibu saya yang menganiaya saya sepanjang hidup saya. Selain 
itu, saya juga merawat kakak perempuan saya yang menderita Schizophrenia. 
Dahulu, kami berdua sering dianiaya oleh ibu kami. Saat saya merawat mereka 
berdua, sebenarnya saya merasa bahwa saya terjebak dalam posisi itu. Anehnya, 
saya merasa bahwa Tuhanlah yang menempatkan saya di sana sehingga sekalipun saya 
ingin pergi meninggalkan mereka, saya tetap tidak sanggup melakukannya.

Saya Mulai Berdoa

Saya merasakan kesakitan yang luar biasa oleh karena kecanduan saya terhadap 
alkohol, tetapi saya tidak sanggup melepaskan kebiasaan itu. Alkohol adalah 
satu-satunya kekuatan saya untuk menjalani kehidupan, tanpa harus merasakan 
penderitaan mental dan emosional. Akan tetapi, kesakitan yang harus saya derita 
pada tubuh saya semakin menjadi dan tak tertahankan. Saya pun mulai berdoa. 
Waktu itu, doa saya lebih seperti sebuah permohonan, saya memohon agar Tuhan 
mengizinkan saya untuk mati.

Saat malam hari, saya sering mencoba menghentikan jantung dan paru-paru saya 
agar kehabisan napas. Saya menderita insomnia dan tidak dapat tidur selama 
berminggu-minggu. Saya sering kali berpikir untuk bunuh diri, tetapi tidak 
berhasil. Seharusnya, saya sudah mati bertahun-tahun yang lalu, tetapi selalu 
saja selamat dari hal-hal yang tak dapat dibayangkan.

Pada suatu saat, saya berusaha jujur kepada Allah, dan dengan marah saya 
berkata, "Baiklah, jika seharusnya Engkau adalah Allah yang penuh belas kasihan 
dan penuh kasih, jika ada setitik kasih yang Engkau miliki, ambillah penderitaan 
ini. Biarkanlah aku mati dan terbebas dari kesakitan ini."

Aku Tertidur Seperti Seorang Bayi

Setelah doa itu, hal yang aneh terjadi. Saya mulai tertidur dengan nyenyak, 
seperti seorang bayi, untuk pertama kalinya sejauh yang dapat saya ingat. Akan 
tetapi, ketika saya bangun keesokan harinya, saya merasa seperti habis dihajar. 
Saya ingat, dengan kedua tangan menutupi wajah saya, saya berkata, "Ya, Allah, 
aku tidak sanggup menghadapi satu hari lagi. Aku tidak sanggup menanggungnya." 
Setelah itu, saya berjalan ke kamar mandi dan bertumpu pada wastafel untuk 
membasahi wajah saya dengan air. Tiba-tiba saya merasa bahwa ada orang lain di 
situ selain saya. Saya membalikkan badan untuk menengok, tetapi tidak ada orang 
di sana. Namun, perasaan itu semakin kuat hingga membuat saya tidak dapat 
bernapas.

Kemudian, saya mendengar sebuah suara, seperti bisikan dalam benak saya. Suara 
itu berkata, "Lihatlah ...." Saya berpaling ke cermin secara perlahan, dan saat 
itu saya mengenali siapa yang memandang ke arah saya dari cermin itu; upah dari 
segala dosa saya.

Apa Pun yang Tersisa dariku Adalah Milik-Mu

Saya berlari kembali ke kamar dan mengunci pintu. Saya mengira bahwa saya dapat 
terhindar dari perasaan itu. Namun, saya ingat. Setelah tiga langkah ke 
belakang, saya pun berlutut dan meminta agar Allah mengampuni saya. Saya yakin 
bahwa saya akan mati, saya berkata kepada-Nya, "Tuhan, aku tidak tahu mengapa 
Engkau harus menyelamatkan seseorang seperti saya. Aku sudah menyia-nyiakan 
hidup yang Engkau berikan kepadaku. Namun, aku ingin berkata kepada-Mu saat ini, 
"Apa pun yang tersisa dari diriku adalah milik-Mu. Aku tahu, tidak banyak yang 
tersisa, tetapi terjadilah padaku sesuai kehendak-Mu. Sekarang, aku adalah 
kepunyaan-Mu."

Kemudian, saya mulai menuangkan setiap tetes minuman keras yang saya miliki di 
rumah ke dalam tempat pembuangan air, dan sejak itu, saya tidak pernah 
menyentuhnya lagi. Anehnya lagi, saya tidak pernah merasa ketagihan lagi sejak 
hari itu.

Biasanya, saya juga mengonsumsi rokok setidaknya tiga bungkus per hari, tetapi 
sejak hari itu, saya juga tidak pernah menginginkannya lagi. Jadi, inilah yang 
saya alami: saya memohon kepada Allah untuk mati dan itulah yang Ia berikan 
kepada saya. Saya yakin, saya telah mati pada pagi itu. Saya menaruh hidup saya 
pada kaki salib Yesus. Ia juga mengulurkan tangan-Nya untuk mengangkat beban 
saya dan memikulnya bagi saya. Pagi itu, seorang wanita telah mati dan mengalami 
lahir baru.

Ia Juga Menyembuhkan Saya

Rasa sakit yang dahulu ada, kini juga tidak pernah saya alami. Seperti halnya Ia 
menyelamatkan saya, Ia juga menyembuhkan saya. Saya hanya ingin berkata, 
"Terpujilah Allah! Terima kasih Tuhan Yesus karena Engkau mengambil tempat saya 
dan memberi saya belas kasihan yang tidak layak saya dapatkan!" (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: christianity.about.com
Alamat URL: http://christianity.about.com/od/depressionandsuicide/a/sarahtestimony.htm
Judul asli artikel: Sarah`s Pain - From Misery to Mercy
Penulis: Sarah Pain
Tanggal akses: 12 Agustus 2013


POKOK DOA

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk Sarah Pain agar imannya kepada Yesus 
   semakin bertumbuh dan dia juga dapat menjadi berkat bagi orang lain.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk keluarga-keluarga Kristen di mana 
   pun berada agar mereka dapat memelihara rumah tangganya dengan baik, serta 
   memiliki fondasi yang kuat di dalam Tuhan.

3. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk orang-orang yang mengalami 
   permasalahan hidup seperti Sarah Pain, agar mereka tetap kuat dan mau 
   menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
   

"TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari 
                                    Dia." 
                                (Ratapan 3:25) 
                      < http://alkitab.sabda.org/Rat3:25 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org