Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/359

KISAH edisi 359 (22-1-2014)

Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 359, 22 Januari 2014 

KISAH -- Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat
Edisi 359, 22 Januari 2014

Masalah terkadang membuat kita merasa berat dalam menjalani hidup dan tidak 
sedikit orang yang akhirnya frustrasi karena keadaan tidak kunjung membaik. Maka 
dari itu kita harus memiliki dasar iman yang benar di dalam Tuhan Yesus Kristus, 
sehingga di dalam menghadapi masalah kita dapat tetap kuat dan bertahan. 
Pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat, seperti pada kesaksian edisi kali 
ini. Selamat Menyimak!

Staf Redaksi KISAH,
Bayu
< http://kesaksian.sabda.org/ >


              PERTOLONGAN TUHAN TIDAK PERNAH TERLAMBAT

Pada Desember 2006, saya mengalami keguguran ketika kehamilan saya memasuki usia 
4 bulan. Itu adalah kehamilan kedua saya. Setelah selang waktu 7 bulan, saya 
dinyatakan positif hamil lagi oleh dokter. Perasaan sukacita, khawatir, dan 
takut, bercampur jadi satu dalam hati saya. Sukacita karena Tuhan telah 
mengabulkan doa keluarga saya agar diberi momongan lagi; khawatir karena saya 
seharusnya tidak boleh hamil dahulu sebelum cek darah untuk mengetahui penyebab 
keguguran kehamilan kedua saya; dan takut karena setiap awal kehamilan, baik 
yang pertama maupun yang kedua, saya selalu opname di rumah sakit karena tidak 
bisa makan dan minum apa pun. Namun, pada kehamilan yang ketiga ini, saya 
bersikeras untuk tidak opname karena ketika saya mulai ngidam, anak saya yang 
pertama baru pulang dari rumah sakit karena terkena radang paru-paru.

Setelah memeriksakan kehamilan saya ke dokter, dokter menyarankan agar saya "bed 
rest" di rumah dan tetap harus berusaha makan meskipun sedikit, agar saya 
memiliki kekuatan. Untuk itu, saya keluar dari pekerjaan saya dan berusaha untuk 
tetap makan dan minum walaupun dengan ekstra usaha. Setelah dua bulan "bed rest" 
di rumah, saya cek darah dan ternyata di dalam tubuh saya terdapat virus Tokso 
dan Rubela, dan virus-virus itulah yang menjadi penyebab keguguran pada 
kehamilan saya yang kedua. Menurut dokter, virus-virus tersebut harus diobati 
terlebih dahulu karena jika tidak, bisa mengakibatkan kelainan atau cacat pada 
janin. Memasuki usia kehamilan tujuh bulan, saya cek darah lagi dan puji Tuhan 
virus Tokso dan Rubela dalam tubuh saya sudah mendekati 0% atau normal. Semua 
karena doa-doa dan campur tangan Tuhan melalui pengobatan yang teratur selama 
ini.

Pada usia kehamilan 8 bulan 5 hari, yaitu pada hari Selasa, 15 April 2008, pkl. 
12.00 WIB, 
ketuban saya tiba-tiba pecah dan mengeluarkan cairan yang banyak 
serta tidak bisa ditahan, meskipun perut saya tidak terasa sakit. Seketika itu 
juga, saya dibawa ke rumah sakit. Menurut bidan yang menangani, ternyata telah 
terjadi pembukaan dua. Bidan menganggap bayi harus segera dikeluarkan atau akan 
keracunan.


Saat itu juga, saya dan suami berpegangan tangan dan berdoa, berdoa, berdoa ... 
minta pertolongan Tuhan karena dalam 1 Petrus 5:6-7 dikatakan, "Karena itu 
rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya 
pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang 
memelihara kamu."

Sangat beruntung saya mendapat kamar isolasi sehingga saya bisa berdoa dan 
menyebut nama Tuhan terus-menerus, dari siang hingga pukul 19.00. Setelah pukul 
19.00, saya mulai merasa sakit. Namun pukul 22.00, ketika obat penguat terakhir 
diberikan, rasa sakit tidak mereda tetapi justru kontraksi menjadi lebih hebat 
dan saya merasa semakin kesakitan. Kami tetap berdoa berdua, sekitar pukul 01.00 
dini hari, bidan memeriksa saya dan ternyata telah pembukaan 9. Saya sudah tidak 
kuat lagi dan merasa mau melahirkan. Bidan menelepon dokter Kartipin. Dokter 
minta agar saya menunggunya, tetapi anak saya tidak mau menunggu dokter sehingga 
dengan hanya ditemani 1 bidan dan 1 perawat, anak saya lahir hanya dengan 3 kali 
mengambil napas atau mengejan. Puji Tuhan ... ajaib! Anak kami tahu ketakutan 
orang tuanya dan Tuhan menjawab doa kami sehingga ketika dokter datang, anak 
kami sudah keluar. Akan tetapi, karena ari-ari saya masih lengket di dalam 
rahim, dokter harus mengeluarkannya. Justru saat ari-ari ini dikeluarkan, saya 
merasa sakit melebihi saat melahirkan. Dengan pertolongan Tuhan, anak kami lahir 
dengan berat hanya 2.3 kg panjang 46 cm (prematur). Anak kami lahir sehat dan 
selamat walaupun harus diberi oksigen dan berada dalam inkubator selama 5 hari. 
Dan, karena kadar bilirubin yang tinggi, anak kami harus disinar selama 100 jam, 
selama 2 minggu di rumah sakit.

Apa yang kami khawatirkan tentang kondisi fisik anak kami karena virus yang ada 
dalam tubuh saya tidak terjadi. Tuhan membuat hidup saya ajaib. Tuhan telah 
mengatur semuanya sejak awal persalinan sampai biaya yang kami butuhkan.

Rafael Abimanyu Hernowo kini telah 6 bulan dan tumbuh dengan sehat dan lincah. 
Tuhan mengaruniakan 2 anak yang sehat (Eunike Anindya Retno Sekar Rini dan 
Rafael Abimanyu Hernowo) dalam keluarga kami. Kasih Tuhan nyata dalam kehidupan 
kami dan pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Amin.

Diambil dan sunting dari:
Judul buku: Apakah Tuhan Masih Bekerja Saat Ini?
Penulis: Nunik dan Yonan
Penerbit: GUPDI Jemaat Pasar Legi, Solo
Halaman: 57 -- 59


POKOK DOA

1. Doakan untuk keluarga ini agar selalu mengandalkan Tuhan dalam menghadapi 
   setiap masalah.

2. Doakan agar kita juga mampu mengandalkan Tuhan dalam menghadapi setiap 
   masalah yang terjadi dalam kehidupan kita.

3. Doakan agar kesaksian ini dapat menjadi cermin bagi kita dalam mengandalkan 
   Tuhan dan semakin mengenal Tuhan kita.


"Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu 
ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab 
                        Ia yang memelihara kamu.", 1 Petrus 5:6-7 


          STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS PASKAH DARI YLSA!

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > melalui program Pendidikan Elektronik 
Studi Teologi Awam (PESTA) kembali membuka Kelas PASKAH 2014. Kelas diskusi 
Paskah mempelajari tentang arti Paskah dalam Perjanjian Lama maupun dalam 
Perjanjian Baru. Secara khusus, kelas ini membahas mengenai isu-isu kebangkitan 
Yesus Kristus dan maknanya bagi kehidupan Kristen.

Kelas diskusi ini akan dilaksanakan melalui milis (email) selama 1 bulan (3 
Maret -- 8 April 2014). Bagi Bapak/Ibu yang mengikuti kelas diskusi ini, silakan 
mendaftarkan diri ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-christ.net >. Kami tunggu!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org