Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/145

KISAH edisi 145 (19-10-2009)

Siap Hadapi Tantangan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 145, 19 Oktober 2009

PENGANTAR

  Shalom,

  Memberitakan Injil kepada sesama orang percaya tidaklah semudah 
  membalikkan telapak tangan. Tantangan demi tantangan akan 
  bermunculan sejalan dengan semakin bersemangatnya para pengabar 
  Injil -- baik tantangan secara mental maupun secara fisik. Kesaksian 
  seorang hamba Tuhan berikut ini dapat memberikan kita pelajaran 
  bagaimana Tuhan mengasihi dan tidak pernah meninggalkan kita. Ia 
  yang memberikan tugas tidak akan membiarkan pelayanan berakhir 
  dengan sia-sia. Dengan berbagai cara dan melalui siapa pun, Dia akan 
  tetap menjaga kita. Selamat menyimak, Tuhan memberkati.

  Staf Redaksi KISAH,
  Tatik Wahyuningsih
  http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
  http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                        SIAP HADAPI TANTANGAN

  Seorang hamba Tuhan yang melayani di Kalimantan, Mulyana (32 tahun)
  (bukan nama sebenarnya), menceritakan tantangan yang dihadapinya
  dalam pelayanan. 

  "Saya merintis pelayanan ini sejak Januari 2000. Dan sejak saat itu
  banyak tantangan yang saya hadapi. Pada bulan Agustus 2004, beberapa
  orang yang tidak suka terhadap perkembangan kekristenan melakukan
  tindakan pelecehan dengan cara membakar Alkitab di tengah-tengah
  lapangan bola. Pihak berwajib yang menyelidiki kejadian itu hingga
  kini tidak bisa memutuskan tindakan apa yang harus diambil.

  Pada bulan Januari 2005, pintu rumah pastoran tempat kami tinggal 
  dihancurkan oleh orang tak dikenal pada tengah malam. Kejadian itu 
  membuat istri dan anak-anak saya trauma. Saya berteman baik dengan 
  seorang bendahara sebuah "tempat ibadah agama lain" bernama S. Kami 
  juga bekerja sama di ladang. Suatu hari pada bulan Februari 2005, S 
  menderita sakit yang menyebabkannya lumpuh. 

  Sebagai seorang teman baik, saya menawarkan untuk berdoa baginya. S 
  menyambut tawaran saya dengan hangat dan penuh harap. Saya mengajak 
  7 orang rekan untuk bersama-sama mendoakannya. Di rumah itu 
  kebetulan hadir pula pengurus "tempat ibadah agama lain" saat kami 
  mendoakan S. Kesehatan S berangsur-angsur membaik.

  Berita tentang saya mendoakan S tersebar di pasar. Ketika saya 
  sedang membeli ayam potong, sang penjual melontarkan pertanyaan, 
  "Apakah S telah menjadi Kristen?" Saya menjawab bahwa tidaklah mudah 
  untuk bisa memperoleh keselamatan surgawi, ada harga yang sangat 
  mahal, tetapi Kristus telah membayarnya dengan lunas dengan 
  darah-Nya di atas kayu salib bagi yang mau percaya kepada-Nya. 

  Sang penjual ayam tidak suka dengan jawaban saya dan menjadi marah.
  Ia mengacungkan parangnya ke wajah saya sambil mengancam akan
  membunuh. Ketiga teman sang penjual ayam itu ikut-ikutan
  mengacungkan parang ke wajah saya. Situasi menjadi ricuh.
  Orang-orang suku setempat hendak memberikan perlawanan terhadap
  mereka yang mengancam saya dan ini bisa mengakibatkan sebuah konflik
  besar. 

  Salah satu jemaat saya berlari kencang memanggil pemuka adat guna
  melerai kedua pihak yang bersitegang. Kami mengakhiri situasi itu
  dengan menuruti permintaan pihak "agama lain" bahwa kekristenan
  tidak boleh masuk di daerah PHI, kecuali PHU. 

  Namun demikian, S justru menyerahkan hidupnya kepada Kristus dengan
  penuh keikhlasan. Hal ini tidak berarti tantangan berlalu begitu
  saja. Pada bulan April 2008 yang lalu, saat kami melakukan kegiatan
  ibadah, seseorang memadamkan lampu dan kemudian berlari. Seorang
  jemaat mengejarnya dan terjadilah pergulatan, ternyata sang pelaku
  ini adalah suruhan pemuka "agama lain". 

  "Saya tahu masih akan ada banyak tantangan besar yang akan saya 
  hadapi, tetapi saya tidak gentar sebab saya tahu bahwa tantangan 
  besar berarti kemenangan besar. Saya akan terus melakukan pelayanan 
  hingga Tuhan menjamah mereka. Doakan terus pelayanan kami." 

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009
  Penulis: Tim The Voice of the Martyrs
  Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2009
  Halaman: 7
______________________________________________________________________

  Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami
  kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari
  pada penderitaan kami (2 Korintus 4:17)
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2+Korintus+4:17 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Doakan pelayanan Mulyana di Kalimantan, agar Tuhan memberi
     kekuatan dan memampukan dia untuk terus melayani meskipun banyak
     sekali tantangan yang mencoba menghalanginya untuk memberitakan
     Injil di tempat tersebut.

  2. Berdoa juga untuk umat percaya dan gereja Tuhan di Kalimantan,
     agar Tuhan melindungi dan memampukan umat-Nya untuk dapat menjadi
     saluran berkat di daerah mereka masing-masing.

  3. Doakan S, agar ia tidak menyia-nyiakan keselamatan yang telah ia
     peroleh. Berdoa juga agar pengenalannya akan Tuhan semakin
     bertumbuh, dan ia dapat membagikan berita keselamatan yang ia
     peroleh kepada mereka yang belum diselamatkan.
______________________________________________________________________

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2009 YLSA
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org