Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/142

e-Wanita edisi 142 (9-7-2015)

Pergaulan Wanita Kristen


______________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen______________
                   TOPIK: Pergaulan Wanita Kristen
                         Edisi 142/Juli 2015
                         
e-Wanita -- Pergaulan Wanita Kristen
Edisi 142/Juli 2015


Salam kasih dalam Kristus,

Dalam Yohanes 15:15, Yesus mengatakan bahwa Ia menyebut kita sebagai 
sahabat, karena Ia telah memberitahukan kepada kita segala sesuatu 
yang telah Ia dengar dari Bapa-Nya. Dari sana, kita dapat mengetahui 
bahwa konsep persahabatan menurut Yesus adalah dengan berbagi dan 
memberitakan firman Tuhan, sehingga setiap orang yang terlibat di 
dalamnya akan semakin bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus. Dan 
memang, selama hidup-Nya di dunia, Yesus telah membawa perubahan yang 
amat berarti bagi mereka yang menjadi sahabat-Nya. Ia tidak hanya 
berbagi firman serta membangun karakter dan kehidupan mereka, tetapi 
juga berbagi hidup dan memberi hidup-Nya bagi kita semua. Tidakkah itu 
menjadi teladan yang paling indah bagi sebuah persahabatan?

Untuk mengupas topik tentang pergaulan wanita Kristen dalam hal 
menjalin persahabatan dan pertemanan, edisi e-Wanita kali ini akan 
menyajikan satu artikel yang terkait dengan tema tersebut, terutama 
dalam hal berbagi iman. Semoga artikel e-Wanita di bulan Juli ini akan 
membawa dampak yang positif bagi persahabatan Anda.

"Aku menyebut kamu sahabat karena semua yang Aku dengar dari Bapa, 
telah Aku beritahukan kepadamu." (Yohanes 15:15, AYT Draft)

Pemimpin Redaksi e-Wanita,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://wanita.sabda.org/ >


       WAWASAN WANITA: BAGIKAN IMAN ANDA MELALUI PERSAHABATAN

Beberapa dari kita memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri kita 
sendiri. Kita tidak mampu untuk bercakap-cakap. Kita tidak jenaka. 
Apabila tidak berada bersama dengan orang-orang terdekat atau yang 
kita kenal dengan baik, kita bahkan akan tidak yakin apa yang harus 
dikatakan. Beberapa orang bahkan tidak pergi ke gereja karena mereka 
tidak tahan membayangkan berbicara dengan orang yang mereka tidak 
kenal. Yang lainnya pergi ke gereja, tetapi tiba pada menit terakhir, 
duduk di barisan belakang, dan segera bergegas keluar dari pintu 
setelah kata "Amin," diucapkan.

Namun, sebagai orang Kristen, adalah tanggung jawab kita untuk 
berkomunikasi dengan orang lain, untuk membagikan iman kita. "Dan 
marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam 
kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari 
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa 
orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat 
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:24-25) 
Akan tetapi, bagaimana kita bisa membagikan iman kita dan mendorong 
satu sama lain dalam hidup kekristenan jika kita tidak mau tinggal 
bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain?

Editor saya tidak suka seorang penulis yang menjanjikan tiga, tujuh, 
atau sepuluh kunci supaya fasih berbicara secara instan atau langkah 
instan apa pun, dan ia benar. Tidak ada hal yang bersifat ajaib. Akan 
tetapi, biarkan saya, sebagai seorang yang tidak terlalu pandai 
berbicara, membagikan beberapa pelajaran.

Anda Dapat Belajar untuk Berbicara dengan Orang Lain

Saya telah mempelajari bahwa Anda dapat belajar bagaimana berbicara 
dengan orang lain. Dan, tempat manakah yang lebih baik untuk belajar 
daripada di pelayanan-pelayanan ibadah? Praktikkanlah hal itu di 
gereja. Mulailah dengan mengenal orang-orang yang merasa mudah untuk 
berbicara dengan orang lain. Yang harus Anda lakukan adalah bertanya 
kepada mereka bagaimana kabar mereka, dan kemudian tetap berada di 
sana untuk mendengarkan. Jika mereka mengungkapkan masalah mereka pada 
minggu itu, dan Anda memiliki hal yang mirip dengan apa yang terjadi 
pada Anda, berbagilah pengalaman dengan mereka.

Anda akan mengetahui bahwa dengan membiarkan orang berbicara tentang 
masalah mereka, akan membantu mereka mengetahui bahwa orang lain 
peduli kepada mereka. Minggu depan, berbicaralah dengan orang-orang 
ini lagi. Karena Anda telah berbicara dengan mereka sebelumnya, Anda 
akan memiliki topik yang sama untuk dibahas, dan kemudian berbicaralah 
dengan satu atau dua orang lagi.

Mendengarkan Secara Efektif

Salah satu aspek yang paling penting dan paling diabaikan dalam 
berkomunikasi dengan orang lain adalah mendengar secara efektif. Rasul 
Paulus mendorong orang Kristen untuk "Saling tolong menolonglah dalam 
menanggung beban. Dengan demikian, kamu akan menaati hukum Kristus." 
(Galatia 6:2, AYT Draft). Untuk saling berbagi beban, kita perlu 
mengetahui apa yang menjadi beban mereka.

Sering kali, teman atau kenalan akan bersungguh-sungguh mendekat 
kepada Tuhan ketika mereka ada dalam berbagai pencobaan. Akan tetapi, 
jika mereka merasa tidak nyaman mendiskusikan masalah mereka dengan 
Anda, mereka tidak akan mampu berbagi beban dengan Anda. Ketika orang 
mengekspresikan perasaan mereka, mereka sangat menginginkan untuk 
didengar. Jika Anda adalah seorang pendengar yang baik, mereka akan 
berbicara dengan Anda.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjadi pendengar yang 
lebih baik adalah dengan mendengarkan dengan pandangan terbuka. Jika 
Anda berespons terkejut dan mulai menilai dan mencari-cari kesalahan, 
dan kemudian mencoba untuk memperbaiki individu, Anda telah kehilangan 
kesempatan Anda untuk berbagi berkat. Dunia ini bukanlah tempat yang 
mudah, dan beberapa orang memiliki waktu yang lebih sulit menghadapi 
kehidupannya daripada orang lain. Bukankah kita semua pernah melakukan 
kesalahan dalam menilai orang dan kemudian harus menanggung akibatnya? 
Dengarkan dengan penuh kasih. Orang-orang lebih membutuhkan simpati, 
bukan penghakiman.

Cara lain untuk menjadi pendengar yang baik adalah dengan mendengarkan 
secara aktif. Jika Anda tidak yakin Anda mengerti, ulangi kata-kata 
yang sedang dikatakan teman Anda kepada Anda. Misalnya, "Jika saya 
tidak salah dengar, Anda mengatakan ....", atau, "Dengan kata lain, 
Anda berpikir bahwa ....", "Kamu merasa seperti itu karena ....", 
"Saya tahu, yang kamu maksudkan adalah ...." Mengulangi apa yang teman 
Anda katakan dengan kata-kata Anda sendiri dapat membantu Anda 
berfokus pada apa yang ia katakan. Hal ini juga membatasi adanya 
kesalahpahaman.

Jadilah pendukung. Jika Anda dapat membantu, lakukanlah. Juga, 
tawarkan untuk berdoa tentang masalah tersebut. Biarkan teman Anda 
tahu bahwa Anda memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, dan bahwa 
Allah peduli ketika kita menderita.

Siapakah Aku?

Yakobus memberi kita petunjuk lain untuk berbagi iman kita.

"Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu." (Yakobus 5:16, AYT 
Draft) Itu adalah hal yang benar, untuk membagikan iman kita, kita 
harus bisa berbagi hidup kita. Kita harus mampu mengakui bahwa kita 
memiliki sifat manusia berdosa juga. Kita mungkin memiliki kesalahan 
yang sama seperti orang lain. Dengan berbagi diri sendiri berarti Anda 
mengakui bahwa Anda telah membuat kesalahan, baik Anda seorang Kristen 
atau bukan. Hal ini akan membantu orang lebih terhubung dengan Anda.

Tidak mudah bagi kebanyakan dari kita untuk menyatakan siapa diri 
kita. Kita takut bahwa jika orang lain benar-benar tahu seperti apa 
sebenarnya diri kita, mereka akan kurang menghormati kita dan menolak 
kita. Akan tetapi, yang sering terjadi adalah sebaliknya. Katakanlah, 
contohnya, bahwa Anda tidak membiarkan John, seorang teman di kantor 
Anda tahu bahwa Anda adalah seorang Kristen. John adalah pria yang 
baik, tetapi kadang-kadang ia menceritakan sebuah cerita yang tidak 
pada tempatnya. Anda secara tidak nyaman menertawakan lelucon yang 
dibuatnya, tetapi di dalam hati, Anda tidak tertawa. Setelah semua 
itu, Anda tidak ingin John berpikir Anda sok alim. Anda tidak sedang 
membantu John dengan menyembunyikan darinya apa yang benar-benar Anda 
rasakan. Suatu hari, John mungkin memerlukan teman yang bisa diajak 
berdiskusi tentang Tuhan.

Bagaimana Anda membiarkan dia tahu? Mulailah dengan santai menyebutkan 
sesuatu yang lucu tentang yang anak Anda katakan di gereja akhir pekan 
lalu. Atau, bicarakan tentang mengapa tim softball gereja Anda kalah 
di pertandingan terakhirnya. Membiarkan John tahu bahwa Anda terlibat 
di gereja, mengirimkan pesan kepadanya bahwa Anda adalah seorang 
Kristen. Dia tidak akan terkejut seperti yang Anda bayangkan. Dulu, ia 
mungkin telah merasakan sesuatu yang berbeda tentang Anda. Mengetahui 
Anda seorang Kristen menjelaskan kepadanya alasan mengapa sesuatu yang 
berbeda itu Anda lakukan.

Dia mungkin akan membuat lelucon tentang kekristenan Anda. Tidak apa-
apa. Mungkin juga dia tidak tertarik lebih lanjut. Akan tetapi, jika 
dia merasa tertarik, Anda memiliki kesempatan untuk berbagi keyakinan 
pribadi Anda tentang Kristus. Siap sedialah jika kesempatan ini 
datang. Anda tidak pernah tahu dalam keadaan apa Anda mungkin 
menemukan kesempatan bersaksi tentang iman Anda.

Menantu saya, Alan, adalah wakil presiden sebuah perusahaan listrik di 
kota besar di Texas. Pada satu akhir pekan, seorang wanita Afrika-
Amerika tua di gerejanya meminta bantuannya. Sebuah angin topan telah 
menghantam pohon sehingga roboh menimpa rumahnya. Alan, yang juga 
seorang ahli dalam kelistrikan, mulai bekerja memperbaiki kerusakan 
yang terjadi di rumah tersebut.

Orang-orang berdiri di bangku dan gemetar tangannya. Alan mengenal 
Willie Mae dengan baik. Dia dan orang lainnya, telah membantunya 
sebelumnya. Wanita ini mengurus beberapa cucu dan kadang-kadang juga 
telah membuka rumahnya untuk orang lain. Dia telah membangun sebuah 
rumah kecil di belakang rumahnya, yang semua dikerjakannya sendirian 
untuk membuat rumahnya terbuka sehingga dapat ditinggali anggota 
keluarga dan orang lain yang membutuhkan.

Setelah memperbaiki kerusakan, Alan harus memanggil petugas PLN supaya 
listrik dinyalakan kembali. Ketika petugas PLN datang, petugas 
tersebut tidak senang dengan apa yang ia temukan. Kabel di rumah 
Willie Mae yang sudah terpasang tidak memenuhi standar. Alan mulai 
menjelaskan situasinya, menceritakan tindakan kemanusiaan yang 
dilakukan Willie Mae di lingkungan. Dia mengatakan kepada petugas PLN 
ini bahwa ia tidak mampu membayar biaya untuk memiliki saluran listrik 
yang dikerjakan oleh petugas resmi.

Alan mengatakan ia berada di sana (rumah Willie Mae) karena mereka 
bergereja di gereja yang sama. Petugas PLN ini, yang adalah orang 
keturunan Afrika-Amerika, mendengarkan dengan penuh perhatian kepada 
pemuda berkulit putih ini yang tinggal di tengah-tengah masyarakat 
kulit hitam, dan pada hari Minggu sore itu sedang membela hak wanita 
tua ini. "Anda bergereja di mana?" tanya sang petugas PLN. Lalu, Alan 
menjawabnya. Sang petugas PLN mengatakan ia ingin menghadiri gereja 
tersebut pekan depan.

Alan tidak merencanakan untuk pergi keluar akhir pekan itu untuk 
berbagi imannya dan iman Willie Mae kepada seseorang yang tidak 
dikenalnya, tetapi ketika kesempatan itu datang, ia mengambil 
kesempatan yang berharga itu. Jika ia malu untuk mengakui bahwa ia 
adalah seorang Kristen, kesempatan untuk membagikan imannya tidak akan 
terjadi.

Tentu saja, dalam berbagi informasi tentang diri Anda, Anda tidak 
ingin bersikap ekstrem dan terus-menerus berbicara tentang diri Anda 
dan perjalanan Anda dengan Kristus. Anda perlu membedakan kapan harus 
menceritakan siapa diri Anda, dan kepada siapa Anda harus 
menceritakannya. Akan tetapi, jangan rahasiakan bahwa Anda adalah 
seorang Kristen. Buatlah diri Anda siap sedia kapan pun untuk orang 
lain. Cepat atau lambat, mereka akan menemukan Anda bukanlah manusia 
sempurna, dan mereka akan merasa lebih dekat dengan Anda karena Anda 
bukan orang yang sempurna.

Bagaimana supaya Tidak Menyinggung Perasaannya?

Rasul Paulus mengatakan supaya jangan menyinggung satu sama lain. 
"Karena itu, janganlah kita saling menghakimi, tetapi lebih baik 
bertekad untuk tidak menaruh penghalang atau sebuah batu sandungan 
bagi saudara kita." (Roma 14:13, AYT Draft) Salah satu cara tercepat 
untuk membuat orang mati adalah menghakimi. Siapa yang ingin berbicara 
dengan seseorang yang ketika Anda mengungkapkan beberapa keyakinan 
yang Anda miliki, perasaan bahwa dirinya benar membuatnya menghakimi 
kelemahan Anda dalam iman, dan diri Anda yang kurang baik?

Paulus mengatakan bahwa tidak apa-apa memiliki beberapa perbedaan 
keyakinan. Beberapa orang percaya tidak masalah memakan daging. Yang 
lainnya memilih menjadi vegetarian yang ketat. Beberapa orang Kristen 
percaya penggunaan alkohol itu diperbolehkan. Orang lain merasa bahkan 
menjadi pecandu minuman adalah dosa. Beberapa orang percaya hari-hari 
tertentu kudus bagi Allah. Yang lainnya memilih hari-hari lainnya, dan 
beberapa merasa setiap hari adalah kudus. Paulus mengatakan kita tidak 
harus menghakimi orang untuk hidup sesuai dengan hati nurani mereka 
(Roma 14).

Setelah kita tahu bagaimana iman seseorang, kita seharusnya tidak 
menyinggung perasaan mereka. Nenek saya adalah seorang yang tidak 
meminum alkohol sama sekali. Dia begitu berhati-hati untuk menghindari 
alkohol, sampai dia tidak akan mau menggigit "fruitcake" sedikit pun 
jika ia menduga ada minuman keras di dalamnya. Nenek saya adalah 
seorang wanita Kristen yang baik, yang terkenal akan pelayanannya dan 
kebaikan hatinya kepada orang lain. Meskipun dia mengetahui 
kepercayaan saya bahwa meminum segelas anggur pada saat makan malam 
itu tidak dosa, saya tidak pernah minum alkohol di depannya. Juga 
tidak pernah saya mencoba untuk memaksakan apa yang saya yakini kepada 
dirinya dengan cara apa pun.

"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal 
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena 
barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah 
dan dihormati oleh manusia." (Roma 14: 17-18) Apa gunanya menghakimi 
hal-hal remeh seperti makanan dan minuman, hari-hari, waktu, dan 
risikonya dalam menjauhkan mereka dari Yesus Kristus?

Pentingnya Bersekutu

Membagikan iman kita dengan orang lain biasanya tidak akan dilakukan 
tanpa kita berkenalan dengan orang lain. Kita harus mengenal mereka 
dan memungkinkan mereka untuk mengenal kita sebelum kita dapat 
berbicara tentang Injil Yesus Kristus. Dan, sebelum kita dapat 
mendorong saudara-saudara kita di dalam Kristus, kita harus mengenal 
mereka. Kita menyebutnya sebagai persekutuan.

Setelah mencari-cari dan akhirnya menemukan putri remaja saya seusai 
ibadah gereja pada satu hari, saya bertanya ke mana dia pergi 
sebelumnya. Dia menjawab, dengan senyum lebar, "Persekutuan." Ini 
mungkin tidak persis seperti komunikasi yang saya bicarakan di sini, 
meskipun remaja pasti bisa membagikan iman mereka di antara mereka 
sendiri dan dengan orang dewasa.

Persekutuan melibatkan berbagi hidup kita dengan orang lain. Ini 
memerlukan mendengar orang lain secara sungguh-sungguh, jadi kita 
mengetahui masalah mereka dan dapat berdoa dengan tepat bagi mereka. 
Ini ditopang oleh kebiasaan kita mempelajari firman Allah sehingga 
kita bisa memberikan jawaban kepada mereka ketika mereka bertanya.

Dalam persekutuan juga diperlukan menjaga kedekatan dan keintiman 
hubungan kita dengan Tuhan. Hubungan kita dengan orang lain bergantung 
pada keadaan hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita sedang bersekutu 
dalam kasih dengan orang lain di dalam Kristus, Dia menjadi satu 
dengan kita yang benar-benar bersekutu.

"Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-
Nya, Yesus Kristus .... Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari 
Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di 
dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa 
kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam 
kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi 
jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, 
maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah 
Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1 
Yohanes 1:3, 5-7, TB) (t/Wiwin)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Grace Communion International
Alamat URL: http://www.gci.org/gospel/sharing/friendship
Judul asli artikel: Sharing Your Faith... Through Friendship
Penulis artikel: Sheila Graham
Tanggal akses: 23 Oktober 2014


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti dan Mei
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
        

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org