Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/114

e-Wanita edisi 114 (22-8-2013)

Menjaga Komunikasi dalam Pernikahan

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________ 
              TOPIK: Menjaga Komunikasi dalam Pernikahan                 
                      Edisi 114/Agustus 2013    
                         
e-Wanita -- Menjaga Komunikasi dalam Pernikahan
Edisi 114/Agustus 2013

Salam damai,

Komunikasi merupakan hal paling esensial dalam sebuah pernikahan. Tanpa 
komunikasi yang baik, pernikahan akan menjadi sebuah mimpi buruk bagi setiap 
pasangan suami istri. Sayangnya, tidak banyak pasangan yang menyadari bahwa 
kunci dari ketidakharmonisan mereka dalam pernikahan bersumber dari 
ketidakterampilan mereka dalam berkomunikasi. Ketika komunikasi yang baik 
terjadi, pengertian akan terjalin, kesepakatan hadir, tujuan bersama tercapai, 
rumah tangga harmonis, dan tujuan Allah termanifestasi di dalamnya.

Untuk membantu Sahabat e-Wanita memiliki keterampilan berkomunikasi, publikasi 
e-Wanita edisi 114 ini menyajikan artikel yang bertopik komunikasi dalam 
pernikahan. Selain itu, Anda juga dapat membaca kesaksian mengenai kesabaran dan 
kelembutan hati seorang istri yang teraniaya di Tajikistan dalam kolom Women to 
Women. Akhir kata, kami berharap apa yang kami sajikan dalam edisi ini dapat 
menjadi inspirasi yang manis bagi Anda dalam menjalani kehidupan berumah tangga. 
Selamat membaca, Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-Wanita,
N. Risanti
< http://wanita.sabda.org/ >


               DUNIA WANITA: KOMUNIKASI DALAM PERNIKAHAN

Ketika pasangan memahami dan berkomitmen untuk menjalani proses komunikasi, hal-
hal baik akan terjadi, bukan hanya dalam kehidupan bersama suami istri, tetapi 
juga bagi pelebaran Kerajaan Allah.

Akan tetapi, apakah komunikasi itu? Apa dasarnya dan bagaimana hal itu tercapai?

Apakah Komunikasi Itu?

Komunikasi adalah pertukaran berbagai pikiran dan ide di antara dua orang. 
Komunikasi bukanlah tentang menyampaikan maksud Anda kepada pihak lain, namun 
tentang mendengar dan memahami apa yang dikatakan orang lain.

Dalam hal ini, Anda mengetahui hak mereka untuk memberi kontribusi. Walaupun 
Anda mungkin tidak setuju dengan apa yang sedang dikatakan pasangan Anda, Anda 
tidak akan marah atau frustrasi karena Anda mengetahui bahwa pada tahap awal 
pembicaraan, kejelasan merupakan tujuan, bukan kesepakatan.

Setelah Kejelasan, Kemudian Keselarasan

Keselarasan adalah suatu aspek yang mencakup saling melengkapi antara dua 
catatan yang jelas, tetapi berbeda. Untuk memperoleh kesepakatan yang tepat 
bukanlah tujuan yang utama. Tujuan utamanya adalah menemukan aspek saling 
melengkapi dalam ide-ide yang berbeda. Keselarasan terjadi ketika masing-masing 
pribadi dibebaskan untuk mengungkapkan bagaimana perasaan mereka tanpa dihukum, 
dan kedua pasangan berusaha untuk menemukan keselarasan di dalam konteks 
pemikiran-pemikiran atau perasaan-perasaan mereka.

Keselarasan bukanlah mengenai kelonggaran atau kesepakatan. Keselarasan adalah 
skenario saling memberi, bukan skenario memberi-menerima. Masing-masing pasangan 
memberikan kontribusi mereka, kemudian berusaha untuk menemukan solusi yang 
selaras.

Dasar Komunikasi

Hanya ada "Satu" dasar dalam pernikahan Kristen. Dasar tersebut adalah Kristus 
dan pengajaran Alkitab. Pasangan menikah harus sepakat untuk menundukkan diri 
mereka di bawah petunjuk Alkitab. "Karena tidak ada seorangpun yang dapat 
meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus 
Kristus." (1 Korintus 3:11)

Kita mengajar anak-anak menurut jalan yang ditunjukkan Alkitab. Kita berbicara 
satu sama lain sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab. Kita memperlakukan 
seorang akan yang lain sesuai dengan ajaran Alkitab. Tujuan pernikahan kita 
adalah menundukkan kehidupan dan kehendak kita pada otoritas Yesus Kristus. 
Dalam semuanya itu, perilaku kita haruslah sama dengan Yesus Kristus, yaitu 
rendah hati dan saling melayani.

Jauhkan ambisi-ambisi egois atau konsep yang sia-sia, tetapi hendaklah kita 
rendah hati dan menganggap orang lain lebih baik daripada kita. Masing-masing 
kita seharusnya tidak hanya memedulikan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan 
orang lain juga. Perilaku kita seharusnya sama dengan Yesus Kristus, "Yang dalam 
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai sesuatu yang harus 
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa 
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai 
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati 
di kayu salib." (Filipi 2:3-8)

Untuk mencapai ini, kita perlu belajar memperlihatkan diri kita yang benar dalam 
pernikahan. Masing-masing pasangan harus berusaha untuk memahami apa yang 
dikatakan Alkitab mengenai semua aspek pernikahan, kemudian mengikutinya. Hanya 
dengan cara ini, Allah dapat memberkati pernikahan kita. "Usahakanlah supaya 
engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang 
berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2 Timotius 2:15)

Bagaimana Komunikasi Dapat Tercapai?

Pertama-tama kejelasan, kemudian keselarasan, lalu kesepakatan.

Perselisihan dalam pernikahan muncul ketika salah satu pasangan, atau keduanya, 
tidak diizinkan untuk memberikan kontribusi mereka. Entah salah satu pasangan 
berbicara terhadap yang lain sambil berusaha keras untuk mencari penghormatan, 
atau menolak untuk menghargai. Dalam kedua kasus ini, masing-masing pasangan 
tidak mengikuti sikap Kristus dan langkah-langkah untuk mencapai kejelasan, 
keselarasan, dan kesepakatan.

Apa yang terjadi ketika keselarasan tidak tercapai? Seperti apakah kesepakatan 
dalam keselarasan itu?

Apa yang Terjadi Ketika Keselarasan Tidak Dapat Dicapai?

Ketika keselarasan tidak dapat dicapai dalam komunikasi, percakapan BERHENTI. 
Setiap orang tidak perlu marah kepada orang lain. Pasangan hanya perlu 
menyampaikan setuju atau tidak setuju, dan membawa persoalan kepada Allah. Allah 
sanggup melembutkan hati seseorang atau menerangi hati orang lain, namun Allah 
harus diberi kebebasan untuk berdiam diri. Kristus adalah Pusat dari suatu 
hubungan, percayalah kepada-Nya untuk membuat percakapan berhasil.

Percakapan berhenti karena ada hal alkitabiah yang lebih utama untuk dilakukan. 
Pikirkanlah kata-kata berikut ini. "Di dalam banyak bicara pasti ada 
pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi." (Amsal 10:19)

Keinginan kita untuk menjadi benar atau mendapatkan apa yang kita inginkan, 
mendorong kita untuk berbicara lebih banyak daripada yang seharusnya. Kita harus 
berhati-hati terhadap Iblis dan rencana-rencananya. Salah satu rencananya adalah 
membuat kita berbicara lebih banyak daripada yang seharusnya. Kita HARUS 
mengikuti pengajaran Alkitab jika kita ingin berhasil dalam berkomunikasi.

Seperti Apakah Kesepakatan dalam Keselarasan Itu?

Perhatikanlah sepasang suami istri yang sedang membicarakan tentang kebutuhan 
untuk membeli sebuah mobil. Salah satu pasangan mungkin ingin membeli sebuah 
Jeep, sementara yang lain lebih memilih sebuah Mazda Miata. Keselarasan tercapai 
ketika keduanya sama-sama ingin membeli mobil. Dalam hal ini mereka sepakat. 
Namun, dari dua mobil itu, yang mana yang harus mereka beli?

Untuk mendapatkan kesepakatan terakhir, sering kali kita perlu memperhatikan 
faktor-faktor yang lain. Mampukah kita membeli mobil baru? Apakah lebih baik 
membeli mobil bekas? Berapakah uang yang kita miliki?

Ketika semua faktor sudah dipertimbangkan, keputusan dengan risiko terkecil 
itulah yang seharusnya diambil. Dengan kata lain, jika keuangan menjadi masalah 
utama, kesepakatan dapat dicapai dengan memilih mobil yang paling murah.

Dalam masalah apa pun yang Anda diskusikan dengan pasangan, mungkin dibutuhkan 
banyak tahap untuk menemukan kesepakatan untuk membuat tindakan terakhir. 
Ambillah waktu untuk mendengar, menemukan kejelasan, lalu usahakanlah untuk 
mencapai keselarasan. Berhenti dan pergilah kepada Allah jika diperlukan. Namun, 
jangan berdebat. Biarkan Allah menuntun dan memperlihatkan kepada Anda berdua 
jawaban terbaik-Nya dalam situasi apa pun yang diberikan.

Ketika kesepakatan tercapai dalam pernikahan, setiap pihak akan mendapatkan 
manfaat. Pernikahan Anda berhasil, dan Kerajaan Allah diperluas. Orang-orang 
akan melihat Allah bekerja dalam hidup Anda. Bagi Allah segala kemuliaan! (t/N. 
Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: greggfetter.blogspot.com
Alamat URL: http://greggfetter.blogspot.com/2012/11/communication-in-marriage.html
Judul asli artikel: Communication in Marriage
Penulis artikel: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 18 Juli 2013


WOMEN TO WOMEN: KESABARAN DAN KELEMBUTAN HATI SEORANG ISTRI YANG TERANIAYA

Mavluda (nama samaran) mengenal Kristus dan menjadi pengikut-Nya lebih dari dua 
tahun lalu sejak ia masih tinggal di kampung halamannya di Tajikistan. Awalnya, 
semua berjalan dengan baik. Suami Mavluda mengizinkannya beribadah setiap minggu 
di gereja setempat. Akan tetapi, setelah beberapa lama, suaminya mengubah 
pendiriannya dan melarang Mavluda beribadah di gereja.

Ketika Mavluda menolak untuk mematuhi suaminya, si suami marah besar kepada 
Mavluda dan mulai menganiayanya, baik secara fisik maupun dengan caci maki. 
Suaminya bahkan memukul kepala Mavluda dengan palu. Suatu hari, suaminya mabuk 
dan berusaha membunuh Mavluda dengan pisau. Mavluda membawa anak perempuan 
mereka yang masih berusia empat tahun dan melarikan diri dari suaminya itu. 
Keesokan harinya, dengan ditemani oleh seorang pendeta, Mavluda kembali ke rumah 
suaminya. Pendeta itu berusaha untuk bicara dengan suami Mavluda, tetapi tidak 
berhasil.

Terlepas dari penganiayaan fisik yang diterimanya, Mavluda tetap teguh dalam 
imannya pada Kristus. Pada bulan Juli 2012, Mavluda akhirnya menyerahkan diri 
untuk dibaptis, tetapi pada bulan Desember lalu, kami menerima laporan bahwa ia 
kembali menerima penganiayaan. Suaminya memukulinya bertubi-tubi selama dua hari 
agar Mavluda menyangkal iman Kristennya. Di tengah-tengah pencobaan, Mavluda 
tetap setia pada Kristus, dan memohon agar suaminya segera dijamah oleh sinar 
kasih Tuhan.

Bersediakah Saudara untuk berdoa bagi Mavluda dan suaminya? Berdoalah agar suami 
Mavluda segera bertobat dan menerima Kristus. Berdoalah juga agar hikmat, 
kekuatan, dan perlindungan Tuhan selalu menyertai Mavluda, yang menjadi teladan 
kasih bagi suami yang dicintainya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin: Frontline Faith edisi Juli -- Agustus 2013
Judul asli artikel: Kesabaran dan Kelembutan Hati Seorang Istri yang Teraniaya
Penulis: Tidak dicantumkan
Halaman: 5


Kontak: wanita(at)sabda.org
Redaksi: S. Setyawati, N. Risanti, dan Novita Y.
Berlangganan: subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-wanita/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org