Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/74

e-Wanita edisi 74 (15-12-2011)

Orang Majus (II)

_____________e-Wanita -- Buletin Bulanan Wanita Kristen_______________
                        TOPIK: Orang Majus (II)
                        Edisi 74/Desember 2011

MENU SAJI
DUNIA WANITA: ORANG-ORANG MAJUS DARI TIMUR (II)
POTRET WANITA: MARIA -- IBU YESUS

Shalom,

Ketika Maria mendengar kabar dari Gabriel bahwa dia akan mengandung
dan melahirkan seorang anak laki-laki, Maria merespons kabar itu
dengan sangat indah dan penuh arti. Maria menyerahkan diri sepenuhnya
kepada kehendak Allah dan memercayai berita-Nya. Dengan sukarela ia
menerima baik kehormatan maupun celaan yang akan dialaminya karena
menjadi ibu dari Anak yang kudus ini, Yesus, Sang Juru Selamat. Selain
Maria, orang-orang Majus dari Timur pun menerima panggilan yang
berbeda ketika Yesus lahir. Mereka mendengarkan "panggilan" yang Tuhan
berikan kepada mereka melalui Bintang Betlehem untuk mencari Sang
Raja. Ketaatan tersebut akhirnya mempertemukan mereka dengan Sang Juru
Selamat.

Mari belajar dari Maria dan orang-orang Majus. Dengan penuh kerendahan
hati dan penuh sukacita, mereka mengerjakan panggilan Allah dan
akhirnya menerima sukacita sejati. Pada masa Natal ini, mari kita
renungkan dan evaluasi kembali, apakah panggilan yang telah Tuhan
nyatakan kepada kita? Sambutlah Sang Anak Kudus itu dalam kehidupan
kita sembari melaksanakan panggilannya dengan berkata, "Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Selamat Natal 2011 dan selamat menyambut Tahun Baru 2012.

Redaksi Tamu e-Wanita,
Davida Welni Dana
< http://wanita.sabda.org/ >

             DUNIA WANITA: ORANG-ORANG MAJUS DARI TIMUR (II)

Orang-orang majus memunyai reputasi sebagai para maestro pengetahuan
yang hebat -- bahkan Plato, seorang filsuf Yunani, ingin berkunjung
dan belajar dengan mereka. Namun secara bertahap, gambaran tentang
`para orang bijak` ini sebagai cendekiawan kalangan atas berubah
ketika mereka mendalami seni tersembunyi dan misterius, astrologi,
ilmu sihir, dan okultisme. Orang-orang Yahudi dan jemaat Kristen
mula-mula menentang keterlibatan dalam bermacam praktik sihir, karena
hal-hal itu berhubungan dengan roh-roh jahat dan kekuatan-kekuatan
adikodrati lainnya yang bertentangan dengan Kristus dan bala tentara
kebaikan dari surga. Kenyataannya, satu-satunya penggunaan istilah
`majus` lainnya dalam Perjanjian Baru ada di Kisah Para Rasul 13:6,8
yang diterjemahkan sebagai `tukang sihir` dan digunakan untuk
menggambarkan Baryesus, seorang nabi palsu agama Yahudi.

Meskipun ada aura negatif yang melekat pada beberapa orang majus,
mereka yang di Persia tampaknya telah mempertahankan level integritas
yang lebih tinggi dan penekanan yang lebih besar pada kajian akademis
daripada pada ilmu hitam. Gambaran orang-orang majus di Matius cukup
positif, jadi tampaknya masuk akal untuk beranggapan bahwa mereka
adalah para cendekiawan sekaligus imam yang memelihara standar paling
tinggi dalam pekerjaan mereka.

Orang-orang majus yang pandai juga telah berkenalan dengan astrologi
dan bidang-bidang pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan
bintang-bintang. Astrologi -- kepercayaan bahwa pergerakan
bintang-bintang dan planet-planet memengaruhi nasib seseorang -- dan
astronomi sangat berkaitan erat di masa kuno.

Tidak seperti bangsa Arab dan Babilonia yang minat agamawi utamanya
terletak pada astrologi, bangsa Persia memusatkan iman dalam
kepercayaan Zoroaster, seorang nabi Persia kuno. Asal-usulnya tidak
diketahui, namun beberapa sejarawan telah mengidentifikasinya sebagai
pendiri kasta majus sekitar tahun 1000 SM.

Pada zaman kelahiran Kristus, para imam Zoroastrian di Persia
mengajarkan bahwa ada satu dewa tertinggi. Mereka percaya ada dua
pencipta di alam semesta, satu baik dan satu jahat, dan dua kekuatan
ini senantiasa bertarung. Roh kebaikan seolah memenangi pertarungan.
Namun sebelum kejayaannya, kekuatan jahat akan berhimpun, dan roh
kebaikan perlu mengutus seorang Juru Selamat -- atau Sosiosh -- untuk
meraih kemenangan akhir. Juru Selamat ini diyakini para penganut
Zoroaster akan dilahirkan secara adikodrati oleh seorang perawan,
menyembuhkan dunia dari segala perselisihan, lalu memerintah selama
seribu tahun.

Jelas ada banyak kemiripan antara penantian bangsa Persia akan Juru
Selamat dan kedatangan Mesias Ibrani yang sebenarnya. Jadi, jika `para
orang bijak` dalam Injil Matius benar-benar orang-orang majus dari
Persia, secara alamiah mereka mampu menerima Yesus sebagai Juru
Selamat dunia.

Ada bukti kuat lain bahwa tanah Persia adalah asal-usul orang-orang
majus. Katakombe, tempat persembunyian umat Kristen mula-mula selama
masa ancaman oleh pemerintahan Romawi, memunyai lukisan dinding yang
menggambarkan para orang bijak dengan topi runcing khas yang juga
disebut `topi Frigia` atau `topi kebebasan`. Mereka juga ditampilkan
memakai jubah pendek, rompi pendek yang disebut klamis, dan sepatu
dengan kaus kaki khusus. Kostum ini mengingatkan kepada pakaian
nasional Persia pada masa itu.

Dengan demikian tidaklah mungkin bahwa orang-orang majus yang tiba di
Palestina kuno sekitar dua ribu tahun lalu adalah `tiga raja dari
Timur` yang kita nyanyikan dalam lagu-lagu Natal. Beberapa orang
menganggap para orang bijak ini raja dengan menerapkan ayat Perjanjian
Lama seperti Mazmur 72:10 dan Yesaya 49:7 terhadap mereka. Akan
tetapi, besar kemungkinan mereka adalah para imam Persia, yang
menguasai astrologi dan astronomi, tetapi juga terlibat dalam
penantian mesias menurut ajaran Zoroastrian. Mereka mungkin memunyai
sedikit pengiring atau bahkan tidak sama sekali dan berjalan dalam
rombongan yang relatif kecil menuju Yerusalem.

Sekarang saat yang tepat untuk memperbaiki beberapa kesalahpahaman
lain yang populer. Meskipun banyak kartu Natal menampilkan para
gembala menyembah kanak-kanak Kristus bersama orang-orang majus di
samping mereka dan Bintang Betlehem sebagai latar belakang, para
gembala tidak pernah melihat bintang tersebut. Orang-orang majus
datang lebih belakangan daripada para gembala -- mungkin beberapa
bulan berikutnya -- dan mereka melihat Yesus di sebuah rumah, bukan di
palungan.

Berapa jumlah orang majus juga tidak bisa dipastikan meskipun kita
selalu mendengar tentang `tiga raja`. Mereka membawa tiga persembahan:
emas, kemenyan, dan mur, sehingga mula-mula ada anggapan bahwa paling
tidak seorang majus membawa satu persembahan. Namun beberapa penulis
Suriah beranggapan bahwa sebenarnya ada dua belas majus, sedangkan
spekulasi lain menyebutkan ada empat atau dua. Pengaruh tradisi gereja
Barat mempertahankan jumlahnya tiga sejak pertengahan abad kedua.

Mereka dinamai Gaspar, Melkhior, dan Baltazar pada abad keenam, namun
keputusan itu tampaknya tidak memiliki landasan fakta sejarah. Lagi
pula, gagasan bahwa mereka melambangkan kelompok etnik Eropa, Semit,
dan Afrika -- dan kesimpulan logis selanjutnya, bahwa salah seorang
dari mereka berkulit hitam -- hanyalah khayalan.

Kesimpulan yang terbaik: jika Anda bisa berdiri di tembok Yerusalem
sekitar dua ribu tahun yang lalu pada jam-jam kedatangan mereka, Anda
tidak akan pernah melihat tiga raja berpakaian mewah dan indah
berjalan secara elegan menuju kota dari arah yang berlainan dengan
bala tentara pengawal. Alih-alih, Anda mungkin melihat tiga atau lebih
pria dengan topi runcing khas, rompi aneh, dan jubah, berjalan kaki
dengan sejumlah kecil pengiring, itupun jika ada. Boleh jadi hanya ada
sedikit perhatian terhadap mereka karena mereka orang asing.

Percakapan singkat akan memperlihatkan mereka imam-imam Persia yang
cukup terpelajar, yang mempelajari secara mendalam langit dan
astrologi, namun juga memunyai kepercayaan kuat terhadap ajaran
Zoroastrian. Mereka tahu waktunya sudah tiba untuk kedatangan seorang
Juru Selamat, atau Sosiosh, yang akan dilahirkan secara adikodrati
oleh seorang perawan. Mereka akan berkata telah melihat `bintang-Nya
di Timur` dan kini terburu-buru untuk menemukan dan menyembah-Nya.
Karena latar belakang pendidikan mereka, Anda akan tahu bahwa
pengamatan bintang mereka bisa berarti banyak hal -- keanehan
astronomis seperti meteor, pertanda astrologis seperti konjungsi, atau
sesuatu yang benar-benar adikodrati sehingga kepercayaan bangsa Persia
mungkin telah mempersiapkan mereka untuk menerimanya.

Namun Anda tidak akan melihat bintang itu. Kenyataannya, tidak ada
seorang pun di Yerusalem mengerti apa yang dikatakan oleh para
pendatang karena tidak ada laporan tentang peristiwa astronomi yang
aneh atau penting. Orang-orang asing itu terus mencari perhatian atas
misi mereka, dan secara bertahap tersiar kabar bahwa orang-orang majus
dari Persia ini menciptakan sebuah kehebohan.

Mungkin agak aneh bahwa mereka bertanya tentang kelahiran seorang
`Juru Selamat` atau `Raja Yahudi` dalam kerangka kepercayaan
Zoroastrian mereka. Namun mereka pastilah orang-orang pandai dan
pencarian mereka akan `Sosiosh` terdengar seperti gagasan bangsa
Ibrani tentang Mesias, sehingga membuat lebih dari seorang ahli agama
Yahudi bangkit dan menaruh perhatian.

Jadi, bukanlah penampilan luar biasa orang-orang majus maupun
rombongan mereka yang menghebohkan yang membawa mereka ke hadapan raja
yang berkuasa di Yudea. Alih-alih, pertanyaan provokatif dan repetitif
yang mereka lontarkan yang pada akhirnya menarik perhatian Raja
Herodes. (t/Dicky)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: The Return of the Star of Bethlehem
Judul asli artikel: Gurus From the East
Penulis: Ken Boa dan William Proctor
Penerbit: Zondervan, Michigan 1980
Halaman: 23 -- 26

                    POTRET WANITA: MARIA -- IBU YESUS

Lukas pasal 1 -- 2

Maria adalah bejana yang cocok untuk dipakai Allah. Kehidupannya
merupakan kesaksian luar biasa bagi semua anak Allah.

Kehidupan Maria penuh dengan iman, kasih, dan kebajikan, sehingga
sulit sekali menulis tentangnya. Bahkan, tulisan sederhana tentang
kebajikannya pun akan menjadi beberapa jilid buku. Nah, anggaplah
artikel pendek ini sebagai sebuah pengantar singkat.

Wanita yang Beriman

Lukas pasal 1 dan 2 memperkenalkan kehidupan Maria kepada kita. Dia
dipenuhi iman sejak usianya masih muda. Simaklah kata-kata malaikat
kepada imam Zakharia, dan simaklah juga tanggapannya (Lukas 1:13-18).
Dalam kisah ini, kita dapat melihat seorang imam mengalami kesulitan
untuk memercayai firman yang disampaikan malaikat kepadanya.

Sebaliknya, Maria tidak menunjukkan keraguannya ketika dikunjungi oleh
malaikat. Tanggapannya merupakan tanggapan yang banyak dari kita orang
Kristen, rindu ucapkan saat ini: Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini
adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu
malaikat itu meninggalkan dia. (Lukas 1:38)

Tampaknya, Maria seorang gadis desa biasa, memiliki iman yang lebih
besar kepada Allah daripada seorang imam yang saleh.

Kehidupan Maria merupakan kesaksian bahwa wanita-wanita biasa pun bisa
melakukan hal-hal yang luar biasa bagi Allah. Allah tidak memandang
kita berdasarkan posisi kita dalam kehidupan ini. Dia melihat hati.
Hati yang penuh dengan iman adalah bejana yang berguna di tangan Allah
kita.

Wanita yang Penuh dengan Kebajikan

Maria adalah seorang perawan. Dia tidak pernah berhubungan dengan pria
dan tetap menjaga kesucian dirinya. Tidak heran, anugerah Allah
menyertai kehidupannya (Lukas 1:28). Kehidupan yang dijalani dengan
disiplin seturut perintah-perintah Allah mendatangkan anugerah-Nya.
Apakah Anda menginginkan anugerah Allah dalam kehidupan Anda? Oleh
karena itu, ubahlah gaya hidup Anda. Sesuaikanlah dengan kehendak
Allah. Anugerah Allah mendatangkan berkat Allah. Hidup dengan benar
sangatlah penting agar kehidupan Kristen kita berbuah. Setiap kali
kita berkompromi dengan gaya hidup kita, kita menyangkal anugerah
Allah. Sungguh sebuah tragedi! Tidak heran, setan menghabiskan begitu
banyak waktu menggoda kita untuk berkompromi dengan standar
kekristenan kita.

Dia tahu bahwa tanpa anugerah Allah, kita tidak dapat menyelesaikan
kehendak Allah. Setan tidak bodoh, demikian juga Anda seharusnya.

Dipenuhi Roh Kudus

Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Lukas 1:35)

Di samping segala kebajikannya, Maria tetap memerlukan Roh Kudus untuk
menggenapi kehendak Allah.

Tidak ada yang dapat menggantikan kuasa Roh Kudus. Allah mengisi
bejana yang dipilih-Nya.

Tidak ada orang yang dapat mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan
kecuali oleh kuasa Roh Kudus (1 Korintus 12:3). Kita mengabaikan
kehadiran Roh Kudus dalam gereja saat ini atas risiko kita sendiri.
Dia adalah sumber segala pencapaian rohani kita.

Hal-hal ajaib hanya dapat dilakukan untuk Allah ketika kehadiran-Nya
(Roh Kudus) ada bersama-sama dengan kita.

Malaikat mengatakan kepada Maria bahwa Roh Kudus akan turun atasnya
dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaunginya.

Ambillah waktu untuk berdoa agar Roh Kudus menyegarkan Anda saat ini.
Janganlah menganggap bahwa kita semua sudah memunyai kuasa Roh Kudus
yang Allah ingin berikan kepada kita.

Maria membutuhkan anugerah Allah agar dia dipenuhi dengan Roh Kudus.
Jika Anda anak Allah, Anda juga dapat menerima kuasa-Nya saat ini.

Maria melahirkan Tuhan Yesus Kristus. Sungguh anugerah yang luar
biasa. Kehidupannya merupakan kehidupan yang berlimpah. Pelajarilah
kehidupannya dan temukan beberapa sifat yang Allah cari dari
orang-orang yang dipakai-Nya.

Maria Mencari Kehendak Allah

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke
pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. (Lukas 1:39)

Setelah malaikat menyampaikan pesan Allah kepada Maria, dia langsung
pergi ke rumah Elisabet untuk memastikannya. Melihat Elisabet yang
sedang mengandung, Maria meyakini hal itu merupakan penegasan bahwa
sebelumnya dia tidak hanya sedang berkhayal, tetapi dia benar-benar
telah melihat seorang malaikat.

Saat Maria berbicara kepada Elisabet, pernyataan Allah ditegaskan.
Bahkan, janin dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan.

Izinkan Allah menegaskan sesuatu yang Dia ucapkan secara diam-diam
kepada Anda melalui orang lain. Di antara dua atau tiga saksi,
kebenaran akan terungkap. Semua penegasan yang diterima oleh Maria
sangat membantu menopangnya melewati masa-masa sulit yang akan datang.

Maria tinggal bersama-sama dengan Elisabet untuk waktu yang cukup lama
untuk melihat bukti itu. Elisabet sedang mengandung enam bulan sebelum
Maria muncul di depan pintunya (Lukas 1:36). Maria tinggal dengan
Elisabet selama 3 bulan (Lukas 1:56). Ketika bayi Elisabet lahir,
Maria berada di sana (Lukas 1:57).

Sikap Maria adalah sikap yang perlu kita teladani. Banyak orang
Kristen saat ini menerima nubuatan-nubuatan dari Allah, kemudian
mereka hanya duduk dan menunggu dengan bermalas-malasan sampai
nubuatan tersebut dipenuhi. Tetapi Maria berbeda. Dia tetap aktif. Dia
mencari tahu maksud Allah. Dia tetap berada di tempat yang benar.

Ketika Allah memberikan Anda sebuah janji, Anda perlu mendoakannya.
Berperanlah secara aktif. Jangan pernah berhenti memercayai Allah dan
janji-janji-Nya. Sikap inilah yang ditunjukkan Maria. (tAnna)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: The Living Word Library
Alamat URL: http://www.wordlibrary.co.uk/article.php?id=164&type=bible
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 14 April 2011

LUAPAN CINTA ALLAH YANG SANGAT BESAR BAGI UMAT-NYA MEWUJUDKAN SETIAP
RENCANA KESELAMATAN YANG TELAH DIA JANJIKAN.

Kontak: < wanita(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Fitri Nurhana
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/wanita >
Berlangganan:< subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org