Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-wanita/43

e-Wanita edisi 43 (9-9-2010)

Memahami Anak

_________e-Wanita -- Milis Publikasi Wanita Kristen Indonesia_________
                       Topik: Memahami Anak
                      Edisi 43/September 2010
______________________________________________________________________
                            MENU SAJI

- SUARA WANITA
- RENUNGAN WANITA: Pengampunan
- DUNIA WANITA 1: Anak-Anak yang Mengalami Hambatan
- DUNIA WANITA 2: Pola Membesarkan Anak
- DUNIA WANITA 3: Tiga Hal yang Dibutuhkan Anak-Anak
- WAWASAN WANITA: Biarkan Anak-Anak Kita Tumbuh dalam Damai Sejahtera
- POKOK DOA: Hikmat dalam Mendidik dan Membesarkan Anak
- STOP PRESS: Situs Alkitab SABDA: Teknologi untuk Belajar Alkitab
______________________________________________________________________
- SUARA WANITA

  Shalom,

  Anak merupakan anugerah Tuhan yang hadir di tengah-tengah keluarga
  untuk menjadikan keluarga itu utuh dan bahagia. Sahabat Wanita, kita
  sebagai wanita Kristen harus dapat merawat anugerah Tuhan ini dengan
  baik. Hendaknya kita dapat menjadi orang tua yang pengertian dan
  menjadi sahabat dekat bagi anak dalam keluarga. Namun apakah sebagai
  orang tua kita sudah benar-benar memahami bagaimana mendidik anak
  dengan tepat?

  Setiap orang tua memunyai pola yang berbeda-beda dalam membesarkan
  anak. Pernahkah Sahabat Wanita bertanya apakah yang dibutuhkan anak
  Anda? Pola membesarkan anak semacam apakah yang ingin Anda terapkan
  pada anak Anda? Dan terakhir, bagaimana membuat anak Anda tumbuh
  dalam damai sejahtera? Berikan yang terbaik bagi anak Anda

  Selamat menyimak dan Tuhan memberkati!

  Redaksi Tamu e-Wanita,
  Santi Titik Lestari
  http://wanita.sabda.org
  http://fb.sabda.org/wanita
______________________________________________________________________

             SEORANG IBU ADALAH ALAT TUHAN UNTUK MEMBAWA
                   ANAK-ANAKNYA DATANG KEPADA ALLAH
______________________________________________________________________
- RENUNGAN WANITA

                              PENGAMPUNAN

  "Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan
  kasih setia-Nya dari padaku." (Mazmur 66:20)

  Tuhan, Engkau telah memberikan anak-anak
  Untuk kuasuh dan kukasihi;
  Untuk menjalani kehidupan kelak
  Dan dipersiapkan untuk surga nantinya.

  Aku tak punya bakat atau keterampilan;
  Tak ada petunjuk yang datang dengan kelahiran mereka.
  Jadi aku terus berjuang di sepanjang jalan
  Menjadi orang tua yang baik di dunia ini.

  Namun jika aku melihat lebih teliti,
  Aku akan menemukan satu petunjuk.
  Tapi dulu aku pikir buku ini
  Cuma memberitahuku jalan ke surga.

  Kini `ku tahu, jika dulu aku datang pada-Mu,
  Langkahku akan Engkau pimpin.
  Caraku mengasuh anak yang keliru
  Akan Engkau perbaiki.

  Namun aku tidak melakukannya, Tuhan,
  Dan kini kulihat kesalahanku.
  Hapuslah kesalahanku dengan belas kasihan
  di mana pun anak-anakku berada.

  Ketika aku berdoa untuk anak-anakku, itu memberiku kedamaian yang
  besar karena mengetahui bahwa Allah selalu bersedia menerima
  doa-doaku. Tak peduli betapa besar aku mengasihi mereka, Dia jauh
  lebih besar mengasihi mereka. (t/Setya, Kusuma Negara)

  Diambil dan diterjemahkan dari:
  Judul artikel asli: July 29: Forgiveness
  Judul buku: Close to Home: A Daily Devotional for Women by Women
  Penulis: Linda McCabe
  Editor: Rose Otis
  Penerbit: Review and Herald Publishing Association
  Halaman: 245
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA 1

                 ANAK-ANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN

  Bagaimana cara yang paling baik untuk membantu seorang anak yang
  sedang berusaha memecahkan suatu masalah? Jawabannya, orang tua
  hendaknya tidak boleh terlalu ikut campur dan terlampau melibatkan
  diri. Orang tua sebaiknya dapat meneliti masalah tersebut secara
  objektif, bersikap bijaksana, sambil tetap membantu si anak agar ia
  sendiri mampu mengatasi masalah itu. Cara dan pendekatan seperti ini
  akan lebih menolong si anak.

  Sikap dan tindakan orang tua yang tidak terlalu ikut campur (namun
  selalu siap menolong bila diperlukan) akan memberi kesempatan kepada
  si anak untuk bergelut dan bergumul dengan perasaannya yang kacau
  balau. Apabila ia akhirnya dapat mengatasi masalah itu, ia akan
  merasa berhasil dan mampu. Pengalaman seperti ini dengan sendirinya
  akan memperkembangkan kehidupan emosi anak.

  Anak yang sering mengalami suatu hambatan, seperti adanya kelainan
  yang menyebabkan kesulitan belajar, tentulah sangat berlainan dengan
  anak-anak lainnya.

  Orang tua perlu menyediakan waktu khusus bersama-sama dengan anak
  mereka untuk membicarakan peristiwa dan hal-hal lain yang terjadi
  pada waktu itu. Biasanya, seorang anak laki-laki akan merasa senang
  bila sebelum tidur ia dapat membicarakan kejadian-kejadian di
  sekolah kepada orang tuanya.

  Menurut dr. Benyamin Spock, terus-menerus melarang untuk tidak
  melakukan suatu eksplorasi, atau menghardik anak yang banyak
  bertanya, akhirnya akan menghambat, tidak saja menghambat rasa ingin
  tahu seorang anak, tetapi juga pertumbuhan intelektual dan
  emosionalnya.

  Di sini jelas bahwa salah satu yang menjadi tugas orang tua adalah
  memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan rasa ingin tahu
  yang merupakan asal dari kreativitas dan imajinasinya. Hal ini
  sebenarnya dapat selalu dilakukan orang tua, antara lain dengan
  menunjukkan minat dengan cara mendengarkan setiap pertanyaan anak.
  orang tua tidak sekadar memberi jawaban sambil lalu, tetapi
  menunjukkan bahwa mereka memerhatikan pertanyaan anaknya.

  Komunikasi langsung antara orang tua dan anak harus diutamakan. Anak
  perlu dibantu untuk dapat mengerti mengapa suatu tingkah laku dapat
  diterima dan sikap lainnya tidak bisa diterima atau disetujui oleh
  lingkungan masyarakat. orang tua haruslah selalu memerhatikan
  pikiran dan perasaan anak agar komunikasi bisa tetap lancar.

  Orang tua yang bijaksana tidak akan melupakan satu hal, bahwa pada
  akhirnya anak akan menjadi besar, dan harus dapat berdiri dalam
  masyarakat banyak. Karena itu, sejak kecil anak harus dibiasakan dan
  diajarkan untuk berdiri sendiri. Misalnya tidak memanjakan mereka,
  mengajak anak berkenalan dengan orang banyak, tidak memihak anak
  ketika bertengkar dengan temannya, atau tidak mengurung anak
  sepanjang hari di dalam rumah.

  Agar anak tidak merasa takut gagal, orang tua harus menghadapi
  kesalahan anak sebagai suatu hal yang normal. Kegagalan merupakan
  bagian yang wajar dari proses belajar. Terlalu banyak desakan dan
  tekanan supaya anak dapat sempurna, justru akan menimbulkan rasa
  takut gagal dalam dirinya.

  Sikap orang tua terhadap kesalahan dan kegagalan anak akan sangat
  memengaruhi iklim psikologi belajar di rumah. Semua anak
  menginginkan dorongan dari orang tua untuk bisa berbuat sesuatu
  dengan sebaik-baiknya. Pada dasarnya anak-anak memang pemalu. Oleh
  karena itu, orang tua perlu terus memberikan dorongan dan semangat
  kepada anak-anaknya.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Butir-butir Mutiara Rumah Tangga
  Penulis: Alex Sobur
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1987
  Halaman: 106 -- 108
______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA 2

                          POLA MEMBESARKAN ANAK

  Setiap orang tua memiliki pola yang berbeda dalam membesarkan
  anak-anaknya. Pola tersebut dapat dirangkum dalam tiga kategori,
  yaitu otoriter, permisif, dan berwibawa. Dua pola pertama, otoriter
  dan permisif, tidak membangun kecerdasan emosional dalam diri anak.
  Keduanya juga berpotensi membuahkan sikap tidak hormat terhadap
  otoritas dan merusak perkembangan emosi anak. Banyak orang tua
  permisif yang dulunya dibesarkan oleh orang tua yang otoriter.

  Orang tua yang otoriter adalah mereka yang menuntut ketaatan tehadap
  suatu standar sikap tertentu. Peraturannya jelas dan tidak
  fleksibel. Sering kali, ada hukuman yang sangat mengerikan di
  baliknya. orang tua hampir tidak pernah meminta maaf. Orang tua
  menunjukkan bahwa dia sama sekali tidak menghormati pribadi si anak,
  dengan hampir tidak pernah bersikap hangat dan sering tidak tanggap.
  Bahkan, meskipun pada permukaan seorang anak tampak menunjukkan
  sikap hormat, tetapi dalam hatinya sikap hormat itu sama sekali
  tidak ada karena kepahitan dan kebencian pada pola membesarkan anak
  seperti ini. Pola ini cenderung menghasilkan anak-anak yang rendah
  diri. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua otoriter sering kali
  tumbuh menjadi anak-anak pemberontak atau plin-plan.

  Di sisi lain, pola permisif ditandai oleh kelalaian. Peraturan dan
  batas-batas tidak jelas dan tidak pasti. Meskipun orang tua bersikap
  hangat dan mendukung, tetapi anaklah yang menentukan. Pola tanpa
  hukuman dan yang selalu memperbolehkan ini hanya menuntut sedikit
  sekali kedewasaan dari si anak. orang tua menunjukkan kelalaiannya
  terhadap kebutuhan anak akan rasa aman melalui batas-batas dan
  peraturan. Anak tidak menghormati orang tuanya yang telah
  mengabaikan kebutuhannya akan disiplin dan kasih. Akibatnya, orang
  tua permisif sering kali menghasilkan anak-anak yang agresif,
  bermasalah dalam hal perilaku, dan menderita rendah diri. Anak-anak
  ini sangat membutuhkan peraturan.

  Para psikolog perkembangan anak menyatakan bahwa buah terbaik akan
  dihasilkan jika orang tua menjalankan pola berwibawa dalam
  membesarkan anak. Saling menghormati antara orang tua dan anak dapat
  berkembang dalam pola ini. orang tua yang berwibawa banyak terlibat
  dalam kehidupan anaknya. Mereka menetapkan batas-batas, menjelaskan
  mengapa batas-batas itu diberlakukan, memiliki pengharapan yang
  tinggi, tetapi bersikap hangat dan penuh kasih.

  Meskipun orang tua yang berwibawa menjalankan kendali yang ketat pada
  saat-saat tertentu, tetapi mereka tetap fleksibel sehingga anak-anak
  tidak terkekang oleh aturan. Pada akhirnya, anak-anak diberi
  pilihan, setelah mereka sanggup memikul tanggung jawab atas
  konsekuensi dari pilihan-pilihan salah mereka sendiri. Ada
  keseimbangan antara disiplin dan kasih. Meskipun tidak ada jaminan
  bahwa pola membesarkan anak ini dapat menghasilkan anak-anak yang
  penuh hormat dan matang, tetapi kemungkinan itu menjadi semakin
  besar.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: 7 Kecerdasan Emosional yang Dibutuhkan oleh Anak Anda
  Judul buku asli: 7 Emotional Skills Every Child Needs
  Penulis: Pam Galbraith dan Rachel C.Hoyer
  Penerjemah: Efie Shofia Sompie
  Penerbit: Gospel Press, Batam
  Halaman: 45 -- 47

______________________________________________________________________
- DUNIA WANITA 3

                  TIGA HAL YANG DIBUTUHKAN ANAK-ANAK

  Tiga hal yang dibutuhkan anak-anak dari orang tuanya dengan jelas
  dinyatakan dalam 1 Korintus 13:13. Yang pertama ialah iman. Iman di
  dalam Yesus Kristus memberi mereka rasa aman karena mengetahui bahwa
  mereka diterima "di dalam Dia yang dikasihi Allah" bahwa Allah
  mengasihi mereka tanpa syarat, dan bahwa mereka memiliki keselamatan
  abadi melalui Kristus.

  Kedua, anak-anak membutuhkan pengharapan bagi kehidupan mereka
  sendiri secara pribadi. Sebagai orang tua kita perlu mengatakan
  kepada mereka, "Kamu akan semakin bertumbuh di dalam Kristus. Kami
  harap kamu akan menjadi anak-anak Tuhan yang baik". Amsal 4:18
  mengatakan bahwa "jalan orang yang benar itu seperti cahaya fajar,
  yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari."

  Anak-anak perlu mengetahui bahwa perjuangan mereka tidak berlangsung
  untuk selamanya. Mereka akan menjadi serupa seperti Kristus yang
  sempurna. Bangunlah pengharapan dalam diri anak-anak. Allah
  menyebutnya pengharapan bagi masa depan yang abadi, pengharapan yang
  akan menyucikan kehidupan mereka.

  Ketiga, anak-anak membutuhkan kasih tanpa syarat, kasih serupa yang
  disediakan Allah bagi mereka. Mereka perlu mendengar orang tua
  berkata, "Kami mengasihi kamu; kami benar-benar mengasihimu; kami
  akan selalu mengasihimu" dan tidak meragukan bahwa tidak ada suatu
  hal pun yang dapat mengubah komitmen kasih tersebut.

  Dalam setiap tahapan, kata-kata penguatan sangatlah penting. Dalam
  proses pertumbuhan dan bahkan ketika telah dewasa, anak-anak
  memerlukan kata-kata penguatan. Mereka perlu tahu bahwa ayah ibunya
  mengagumi mereka. Semakin nakal mereka, semakin mereka perlu
  mengetahui bahwa perasaan Anda sepenuhnya terhadap mereka positif.

  Itulah bagaimana Allah Bapa yang di surga memperlakukan kita! Ia
  memandang kita melalui Kristus yang sudah menebus dosa kita. Ia
  berkata, "Aku telah menyediakan anak-Ku sebagai kebenaranmu dan Aku
  melihatmu sebagai manusia sempurna di dalam Dia." Maka kita mendapat
  dorongan untuk terus bertumbuh menjadi seperti yang dikatakan-Nya.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul majalah: Tampil, Tahun II, No 4 - 1996
  Judul artikel: Tiga Hal yang Dibutuhkan Anak-Anak
  Penulis: KL/Yan A
  Penerbit: Lembaga Pelayanan Kristen Indonesia (LEPKI), Jakarta 1996
  Halaman: 50
______________________________________________________________________
- WAWASAN WANITA

             MENOLONG ANAK BERTUMBUH DALAM DAMAI SEJAHTERA

  Tema tulisan ini saya ambil dari kata-kata seorang gubernur dalam
  menanggapi peristiwa pembunuhan atas seorang gadis kecil di kotanya.
  "Pelakunya sudah tertangkap dan kasusnya pun sudah hampir selesai,
  namun peristiwa ini masih terasa begitu menggemparkan, terutama
  karena penyebab kematian gadis kecil yang lucu itu adalah
  penganiayaan yang dilakukan secara keji dan juga proses penangkapan
  pembunuhnya yang berliku-liku."

  Imbauan gubernur itu dimaksudkan agar anak-anak kita yang lucu dapat
  terhindar dari ketakutan, supaya mereka memiliki masa kanak-kanak
  yang bahagia dan tumbuh dalam damai sejahtera. Sebab jika anak-anak
  kita tumbuh dalam lingkungan yang tidak tentram dan tenang,
  bagaimana keluarga kita dapat bahagia di kemudian hari? Bagaimana
  masyarakat dapat tentram di kemudian hari?

  Saya pribadi berpendapat bahwa lingkungan masyarakat yang baik saja
  tidak cukup untuk membuat anak-anak dapat tumbuh dengan damai
  sejahtera. Hati anak dapat penuh dengan damai sejahtera jika
  didukung juga dengan terciptanya lingkungan keluarga yang baik.

  1. Menciptakan Keluarga yang Rukun

     Jika orang tua sering bertengkar, mustahil rasanya anak dapat
     merasakan damai sejahtera. Meskipun pertengkaran itu dilakukan
     tidak di depan anak-anak, dengan perasaan mereka yang masih
     begitu peka, mereka tetap dapat merasakan ketegangan di antara
     kedua orang tuanya. Suasana demikian dapat membuat mereka
     gelisah. Yang terbaik bagi orang tua adalah saling memaafkan,
     mengubah kebencian menjadi saling mengasihi. Maka seisi keluarga
     akan berada dalam damai sejahtera.

  2. Tidak Memanjakan Anak

     "Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan
     pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan!" (Pengkhotbah 10:16)

     Bila kita membiarkan anak-anak menjadi raja sejak mereka masih
     kecil, hal tersebut akan menjadi sebuah malapetaka. Hal ini dapat
     terjadi karena banyak orang tua yang salah mengartikan maksud dari
     membiarkan anak tumbuh dalam damai. Mereka mengira bahwa
     membiarkan anak tumbuh dalam damai sama dengan memanjakan dan
     menuruti semua permintaan anak. Namun yang terjadi adalah
     kekacauan. Orang tua akhirnya kehilangan posisinya sebagai
     orang tua, anak-anaknya menjadi anak yang tidak tahu aturan,
     kehidupannya berantakan, hati dan jiwanya kacau balau. Mungkinkah
     ada damai dalam keluarga yang demikian?

     Sungguh ironis bahwa kasih orang tualah yang mencelakakan anaknya.
     Anak yang sejak kecil tidak pernah mengenal kata tidak, biasanya
     setelah dewasa pun akan terus berbuat seenaknya, dan tidak jarang
     menjadi pembuat onar di lingkungan sekitarnya.

     Tapi bila sejak kecil anak telah dibiasakan untuk belajar memikul
     kuk, hasilnya akan sangat baik. Jika mereka berlaku bodoh dan
     kurang berhikmat, maka saat mereka meminta suatu yang tidak
     sepantasnya mereka terima karena perbuatan mereka itu, hendaklah
     orang tua bersikap teguh pada pendiriannya. Setiap kali anak
     melakukan perbuatan yang salah, hendaklah segera dikoreksi. Hanya
     dengan demikian anak dapat bertumbuh dalam damai.

  3. Menghargai Anak

     "Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia
     meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan
     tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus
     berkata: `Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi
     mereka datang kepada-Ku....`" (Matius 19:13-14).

     Mengapa murid-murid memarahi orang-orang itu? Mungkin karena
     mereka menganggap bahwa anak-anak tidak tahu apa-apa, tidak patut
     menyusahkan Yesus. Kita pun sering bertindak demikian. Meskipun
     kadangkala kita mendahulukan anak dengan selalu mengikuti
     kemauannya, kadangkala kita juga meremehkan mereka, menganggap
     mereka tidak tahu apa-apa. Padahal sesungguhnya anak memunyai
     pengamatan yang tajam dan daya tiru yang kuat. Bila kita
     mengharapkan anak bersikap sopan dan dapat mengekang diri, kita
     haruslah memberikan contoh terlebih dahulu. Mungkin kita sendiri
     tidak menyadarinya, tetapi anak-anak sering kali menemukan bahwa
     ketika orang tua-orang tua mereka bertemu dan saling menyapa,
     biasanya mereka pasti diabaikan.

  Sebab Tuhan Yesus sendiri berkata: "Biarkanlah anak-anak datang
  kepadaKu", sepatutnya kita juga menyambut dan menghargai mereka.
  Dengan demikian, anak-anak akan merasakan bahwa keberadaan mereka
  sangat bernilai, sehingga dapat bertumbuh dalam damai.

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buletin: Warta Sejati, Edisi 27/November - Desember 2001
  Judul artikel: Biarkan Anak-Anak Kita Tumbuh dalam Damai Sejahtera
  Penulis : LSC
  Penerbit: Departeman Literatur Gereja Yesus Sejati Pusat Indonesia,
            Jakarta
  Halaman: 25 -- 26
______________________________________________________________________
- POKOK DOA

  1. Berdoa agar Tuhan memampukan setiap orang tua dalam mendidik dan
     membesarkan anak-anaknya, sehingga setiap anak dapat tumbuh
     menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.

  2. Doakan juga agar setiap orang tua menekankan dan mengajarkan
     takut akan Tuhan sejak anak-anak mereka masih kecil, sehingga
     ketika anak-anak ini memasuki usia dewasa, mereka memiliki bekal
     yang cukup untuk mengarungi kehidupan mereka.
______________________________________________________________________
- STOP PRESS

                         SITUS ALKITAB SABDA:
                    TEKNOLOGI UNTUK BELAJAR ALKITAB

  Apakah Anda ingin menggali ayat-ayat firman Tuhan dengan teliti dan
  mendalam? Atau, apakah Anda ingin mempelajari Alkitab secara
  bertanggung jawab namun Anda tidak memiliki bahan-bahan dan alat-alat
  biblika yang lengkap?

  Telah hadir, SABDA Alkitab, sebuah situs Alkitab multiversi dan
  multibahasa yang berisi bahan-bahan biblika seperti Tafsiran
  Alkitab, Catatan Kaki, Referensi Silang, Kamus Alkitab, dan Sistem
  Studi Peta dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tidak hanya
  itu, terdapat pula bahan-bahan pendukung lain seperti Sistem Studi
  Kata, Gambar Ilustrasi, Himne, Artikel Teologi, Ilustrasi Khotbah,
  Alkitab Audio, dan sebagainya. Keseluruhan bahan tersebut telah
  dirancang sedemikian rupa sehingga dapat terintegrasi dalam sebuah
  sistem komputasi biblika (biblical computation system) dan menjadi
  alat bantu yang luar biasa untuk mempelajari dan mendalami Alkitab
  secara bertanggung jawab.

  Mempelajari Alkitab adalah tanggung jawab setiap orang percaya.
  Jadi, sudah saatnya kita meninggalkan alasan-alasan untuk tidak
  melakukannya. Segeralah kunjungi situs SABDA Alkitab ini di alamat:

  ==> http://alkitab.sabda.org

  Sampaikan pula kabar gembira ini kepada rekan-rekan Anda!

  (Jika dalam kunjungan ke situs SABDA Alkitab Anda menemukan adanya
  kerusakan, masalah, kesulitan, atau ingin memberikan saran, silakan
  melaporkan ke "Laporan Masalah/Saran" yang tersedia di bagian bawah
  setiap halaman situs SABDA Alkitab ini.)
______________________________________________________________________
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan kepada redaksi:
< wanita(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-wanita(at)hub.xc.org >
Arsip e-Wanita: http://www.sabda.org/publikasi/e-wanita
Facebook e-Wanita: http://fb.sabda.org/wanita
Twitter e-Wanita: http://twitter.com/sabdawanita
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Novita Yuniarti
Staf Redaksi: Truly Almendo Pasaribu
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-Wanita / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

________________MILIS PUBLIKASI WANITA KRISTEN INDONESIA______________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org