Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/04/25

Sabtu, 25 April 2020 (Minggu ke-2 sesudah Paskah)

Bilangan 9:15-23
Di Mana Tuhan, Allahmu?

Mencari tuntunan Tuhan adalah topik diskusi yang tidak pernah lekang oleh waktu. Kali ini kita akan belajar dari pengalaman orang Israel.

Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel mengembara di padang gurun. Selama perjalanan, Tuhan menuntun mereka dengan dua cara. Pertama, Kemah Suci sebagai lambang kehadiran Tuhan (Bil. 1:47-53). Kedua, Tiang Awan (saat siang) dan Tiang Api (saat malam) sebagai wujud penyertaan Tuhan (Bil. 9:15-16). Kapan pun Tiang Awan bergerak, bangsa Israel pun mulai berjalan. Jika Tiang Awan berhenti, bangsa Israel akan diam untuk berkemah (17-19).

Kehadiran dan penyertaan Tuhan merupakan bukti dari janji Allah kepada Musa yang akan menuntun bangsa Israel dalam perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian. Bangsa Israel perlu belajar untuk melepaskan semua ikatan dan ketergantungan kepada Mesir. Itulah sebabnya perjalanan di padang gurun diperlukan untuk menggembleng iman mereka.

Tiang awan menunjukkan bahwa Tuhanlah yang membawa mereka keluar dari Mesir. Ia tidak hanya menjanjikan Tanah Perjanjian, tetapi juga menyertai dan melindungi mereka secara langsung.

Agama memang mengajarkan bagaimana cara manusia menjangkau Allah. Namun, konsep ini tidak ada dalam kekristenan. Alkitab menegaskan bahwa Allahlah yang berinisiatif hadir dan terlibat dalam kehidupan umat-Nya. Tuhan hadir dalam setiap bagian kehidupan umat-Nya. Ia tidak hanya jauh “di sana” (transenden), tetapi juga hadiri “di sini” (imanen) dalam realitas pergumulan konkret manusia. Tuhan Yesus Kristus akan senantiasa menyertai kita (Mat. 1:23, 28:20).

Penyertaan Allah bukan sebuah target yang harus diraih atau dikejar. Penyertaan-Nya adalah relasi yang perlu terus dipelihara melalui iman. Tuhan Yesus menjadi bukti nyata kehadiran dan keterlibatan Allah dalam hidup kita (Yoh. 1:18). Kita perlu memohon kepada Tuhan untuk menyingkapkan mata rohani kita agar kita dapat melihat penyertaan dan tuntunan-Nya di setiap langkah kita dan dalam setiap detik kehidupan kita. [IBS]


Baca Gali Alkitab 8

Bilangan 9

Segala peraturan dan persiapan pasukan Israel untuk memasuki tanah perjanjian hampir rampung. Dalam situasi dan kondisi seperti ini semangat umat mungkin menyala-nyala. Di pasal 9 ini sebelum memulai perjalanan mereka diingatkan untuk tidak lupa merayakan Paskah. Hari Raya Paskah penting karena mengingat karya penebusan Allah atas umat-Nya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapa saja dan kapankah umat Israel harus merayakan Paskah (1-2, 14; lihat Kel. 12:1-6)?
2. Mengapa ada beberapa orang yang tidak bisa merayakan Paskah pada tanggal tersebut (6)? Bagaimana mereka tetap boleh ikut merayakan Paskah (10-12)?
3. Bagaimana menyikapi mereka yang mengabaikan perayaan Paskah (13)?
4. Bagaimana Tuhan memimpin umat-Nya memulai perjalanan di padang gurun menuju tanah perjanjian (15-23)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa pentingnya bagi Israel memperingati Paskah? Samakah pentingnya dengan kita memperingati Paskah?
2. Siapa sebenarnya pemimpin tertinggi dalam perjalanan iman kita? Menurut Anda, tiang awan dan tiang api yang menuntun pasukan Israel itu melambangkan apa bagi perjalanan iman kita?

Apa respons Anda?
1. Kapan terakhir kali Anda merayakan Paskah? Momen gerejawi apa lagi yang menjadi momen pengingat Paskah, yang Anda bisa ikuti? Seberapa jauh Anda menyelami maknanya?
2. Sudahkah Anda menyerahkan kepemimpinan perjalanan iman Anda kepada Tuhan? Apa bentuk konkret yang menyatakan bahwa Anda tunduk pada kepemimpinan Tuhan?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org