Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/04/18

Sabtu, 18 April 2020 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)

Bilangan 3-4
Melayani Allah

Pada 1700-an, William Carrey, seorang guru dan pembuat sepatu dari Inggris, memiliki kerinduan sederhana. Ia ingin menjadi pemberita Kabar Baik bagi orang-orang di sekitarnya. Sampai pada suatu saat dalam sebuah rapat gereja, ia menyatakan ingin menjadi misionaris. Kerinduannya untuk melayani Tuhan dalam hidupnya membuatnya pergi menjalankan misi ke India. Dalam dunia misi, ia adalah salah seorang tokoh yang dihormati dan disegani.

Di dalam bangsa Israel, orang-orang yang dipanggil untuk melayani Tuhan adalah suku Lewi (3:5-8). Mereka rela mendedikasikan hidup untuk Tuhan karena mereka adalah kepunyaan Tuhan (3:12-13, 41, 45). Alih-alih kematian akibat penghukuman Tuhan, anak-anak sulung bangsa Israel dikuduskan supaya mereka menerima pekerjaan di Kemah Suci. Sesuai dengan firman Tuhan, orang Lewi bertanggung jawab atas kegiatan dan sarana ibadah bangsa Israel (4:47-49).

Dalam penebusan Kristus, setiap orang percaya telah diluputkan dari maut. Setiap orang yang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus adalah umat milik-Nya.

Kita sudah dikuduskan untuk menjadi pelayan Tuhan. Oleh karena itu, satu-satunya hal yang sepatutnya mengisi kehidupan kita adalah ibadah yang kudus dan berkenan di hadapan-Nya. Hidup ini bukan milik kita untuk memuaskan hawa nafsu. Ingatkah kita akan panggilan pertobatan dan Amanat Agung Yesus Kristus? Selama ini apa yang kita kerjakan? Pengejaran hawa nafsu yang sia-sia, atau pekerjaan baik yang meninggikan nama Tuhan?

Barangkali kita dipercaya untuk mengerjakan tugas yang berbeda-beda, tetapi kita harus ingat bahwa kita semua adalah pelayan kepunyaan Tuhan.

Kita tidak bisa membuat aturan sesuka hati. Satu-satunya yang kita taati sekarang adalah Tuhan. Maka dari itu, sesuai dengan firman-Nya, aspek apa pun dari diri kita sudah selayaknya didedikasikan untuk melayani-Nya.

Mari kita melayani Tuhan dengan bertanggung jawab, tidak lagi dalam kecemaran, namun dalam ketaatan dan kekudusan. [AST]


Baca Gali Alkitab 7

Bilangan 5:11-31

Sebelum meninggalkan Sinai, Tuhan terlebih dulu ingin mengangkat isu kenajisan yang menyangkut masalah fisik (1-4), berlanjut pada ketidakkudusan dalam hubungan dengan sesama (5-10), sampai pada masalah hubungan yang sangat intim antara pria dan wanita (11-31).

Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah yang harus dilakukan seorang suami bila ia mencurigai istrinya berbuat serong (15)?
2. Apakah yang dilakukan oleh imam kepada perempuan itu (16-26)?
3. Bila kemudian perempuan itu terbukti bersalah, apa yang akan terjadi pada dirinya (27)?
4. Bila kemudian perempuan itu tidak terbukti bersalah, apa yang akan terjadi pada dirinya (28-31)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Coba simak dengan saksama, apa tujuan hukum ini?
2. Bila memperhatikan kultur dengan dominasi pria, apa perlindungan yang didapat oleh istri yang tidak bersalah dengan adanya hukum ini?
3. Bila memperhatikan kultur patrimonium (warisan dari bapak), apakah sesungguhnya yang bisa diperjuangkan seorang suami?

Apa respons Anda?
1. Bila Anda menghadapi masalah dalam pernikahan Anda, apa yang akan Anda lakukan?
2. Bila Anda harus menghadapi kerabat yang mengalami masalah dalam pernikahannya, apa dasar utama dari alternatif solusi yang Anda berikan?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org