Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/06/29

Sabtu, 29 Juni 2019 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)

Lukas 9:46-48
Melayani dengan Tulus

Siapa yang tak mau menjadi orang besar? Dalam kehidupan sehari-hari, orang- orang demikian sangat dihormati dan disegani. Mereka sering mendapat prioritas dan diperlakukan istimewa. Akibatnya, kita sering melihat banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan status sebagai orang besar.

Mungkin, hal ini juga terjadi dalam kehidupan murid-murid. Suatu ketika, mereka bertengkar untuk menentukan siapakah yang terbesar (46).

Tentu saja Yesus mengetahui pikiran mereka. Kemudian, Yesus mengambil seorang anak kecil dan meletakkannya di samping-Nya (47). Setelah itu, Ia berkata, ”...yang menyambut anak kecil, ia menyambut Aku dan siapa menyambut Aku, ia menyambut Bapa yang mengutus Aku.” Yesus pun melanjutkan, ”Siapa yang terkecil di antara kamu dialah yang terbesar.” (48).

Dalam hal Kerajaan Allah, tidak dipersoalkan tentang siapa yang besar atau kecil. Persoalan utamanya adalah tentang melayani. Siapa yang melayani dengan tulus, ia menjadi yang terbesar. Janganlah bertengkar hanya untuk mendapatkan jabatan, tetapi fokuslah pada pelayanan yang tulus seperti menerima anak-anak. Tindakan ini memang bisa saja merepotkan, apalagi dengan asumsi bahwa anak kecil tidak akan bisa membalas semua pelayan kita. Akan tetapi, bagi Yesus justru melayani mereka dengan sukacita adalah syarat untuk menjadi yang terbesar.

Pelayanan dikerjakan bukan untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan. Seharusnya, kita melayani demi memuliakan Allah. Inilah motivasi pelayan yang benar. Bagi Yesus, melayani mereka yang kecil dan terpinggirkan menjadi bukti bahwa kita adalah orang besar.

Sering kali kita menemui pelayan terjebak pada keinginan hanya melayani orang besar. Akibatnya, orang kecil menjadi terabaikan karena dianggap tidak signifikan. Sikap pelayanan seperti ini harus kita tinggalkan karena bertentangan dengan ajaran Yesus. Marilah kita merendahkan diri dan rela melayani orang-orang kecil.

Doa: Tuhan, mampukan kami melayani siapa saja dengan tulus, terlebih melayani mereka yang kecil. [SG]


Baca Gali Alkitab 9

Lukas 9:37-43a

Getirnya kenyataan sering membuat kita khawatir. Kesesakan mendatangkan lara lalu sirnalah asa. Hati kita kelu dan timbullah ragu. Kenyataan memang kerap membuat kita tidak berdaya. Keagungan nama Yesus menguap begitu saja seolah tak punya kuasa.

Kali ini, kita akan belajar bagaimana menyikapi fenomena seperti ini dari kisah Yesus dan murid-Nya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Ketika Yesus dan para murid turun dari gunung, siapa yang mendatangi-Nya (37)?
2. Seorang dari kerumunan orang datang mengadu kepada Yesus. Apa yang dikatakannya (38)?
3. Apa gejala penyakit anaknya (39)?
4. Apa permintaan orang tersebut kepada murid-murid Yesus (40)?
5. Bagaimana tanggapan Yesus kepada murid-murid yang tidak dapat mengusir setan (41)?
6. Apa yang terjadi ketika anak itu datang mendekati Yesus (42)?
7. Bagaimana reaksi orang-orang ketika menyaksikan peristiwa tersebut (43a)?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Saat menghadapi masalah, kepada siapakah Anda pertama kali mengadu? Coba bandingkan dengan orang tua yang anaknya sakit!
2. Pernahkah Anda merasa seperti para murid—percaya kepada Yesus—namun seolah tidak berdaya menghadapi kenyataan?
3. Dengan setumpuk masalah dan kenyataan yang getir, apakah Yesus sanggup mengatasi segala persoalan itu?

Apa respons Anda?
1. Apa yang akan Anda lakukan ketika beban masalah, keraguan, dan perasaan tidak berdaya datang menyerang?

Doa respons:
Agar setiap orang percaya tetap menaruh pengharapan kepada Kristus sebagai sumber segala kuasa.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org