Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/05/04

Sabtu, 4 Mei 2019 (Minggu ke-1 sesudah Paskah)

Ada perbedaan pengertian antara menyisihkan dan menyisakan. Menyisihkan adalah tindakan mengambil/ mencadangkan/memisahkan sebagian dari milik kita untuk keperluan pihak lain. Sementara, menyisakan adalah mengambil sebagian untuk diri sendiri lebih dahulu. Lalu, jika kebutuhan kita sudah terpenuhi dan masih berlebih, itu akan diberikan kepada orang lain. Jadi, faktor pembedanya ada pada motivasi memberi.

Jemaat di Korintus adalah jemaat yang kaya dalam segala hal. Namun dalam hal memberi, motivasi mereka masih belum benar. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan agar pada hari pertama tiap minggu mereka menyisihkan uang agar disimpan.

Perhatikan, Rasul Paulus dengan sangat jelas mengatakan agar jemaat menyisihkan, bukan menyisakan. Artinya, dalam memberi bantuan kepada orang- orang kudus harus dengan kesadaran penuh. Mereka sudah harus menyisihkan terlebih dahulu.

Jadi, ini bukan sekadar alasan teknis mengumpulkan persembahan. Rasul Paulus ingin menanamkan kesadaran bahwa ia menghendaki agar bantuan diberikan bukan karena sisa, melainkan didorong kepedulian dan cinta kasih.

Lewat nas ini, kita ditantang untuk memeriksa ulang seluruh motivasi dalam memberi, baik memberi kepada orang lain sebagai bantuan atau sebagai persembahan kepada Tuhan melalui gereja. Apakah setiap pemberian diberikan secara sukarela dengan penuh kesadaran atau kita memberikan hanya dari sisa- sisa?

Mari kita merenung sejenak. Memberi memang bukan sebuah tindakan yang mudah. Oleh karena itu, mari kita memandang kepada teladan Tuhan sendiri. Semua pemberian Tuhan adalah yang terbaik. Ia selalu menyediakan yang terbaik bagi kita. Oleh karena itulah, kita seharusnya belajar memberikan yang terbaik juga bagi-Nya, termasuk menyisihkan yang terbaik bagi pelayanan.

Doa: Tuhan, ajar kami untuk rela hati dalam memberi yang terbaik meneladani hidup-Mu. [JCP]


Baca Gali Alkitab 1

1 Korintus 15:1-11

Nas ini berbicara tentang Injil, bukti kebangkitan Yesus, dan anugerah keselamatan dari Allah. Tiga hal ini sangat sentral dalam pengajaran iman Kristen. Bahkan bisa dikatakan, ini adalah pilar utama dalam doktrin kekristenan.

Kali ini, kita akan belajar dari surat Paulus kepada Jemaat di Korintus tentang tiga pokok iman ini. Bagaimana Paulus memandang Injil, kebangkitan, dan anugerah keselamatan itu?

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Paulus ingatkan kepada warga jemaat Korintus (1)?
2. Apa fungsi Injil bagi mereka yang berpegang teguh padanya (2)?
3. Apa yang paling penting dari berita Injil (3-4)?
4. Apa bukti bahwa Yesus telah bangkit (5-8)?
5. Bagaimana janji keselamatan bisa diperoleh Paulus sebagai orang paling hina dari semua rasul (9-11))?

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana kita memahami Injil sekarang? Apakah Injil sudah menjadi sekadar konsep atau sesuatu yang kita hidupi?
2. Bagaimana kita memaknai peristiwa kebangkitan Yesus sekarang? Dalam konteks dunia modern, apa kepastian yang kita miliki atas peristiwa kebangkitan itu?
3. Apakah kita layak menerima anugerah keselamatan dari Allah? Kalau iya, apa alasannya? Kalau tidak, lalu mengapa Allah memberikan kita anugerah-Nya?

Apa respons Anda?
1. Bagaimana kita mengekspresikan rasa syukur karena anugerah keselamatan dari Allah itu?
2. Apakah kita mau memberitakan kabar sukacita bahwa Yesus sudah bangkit ke seluruh dunia?

Pokok Doa:
Agar Tuhan semakin menguatkan iman orang Kristen agar tetap berpegang teguh pada Injil.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org