Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/12/04

Senin, 4 Desember 2017 (Minggu Adven ke-1)

Daniel 6:1-12
Memakai Agama untuk Tujuan Lain

Setelah kematian Raja Belsyazar, kerajaan Media dibagi menjadi dua, yaitu Media dan Persia. Darius adalah orang Media yang diangkat menjadi raja (1). Sebagai penguasa, ia mengangkat seratus duapuluh wakil raja atas kerajaan itu (2) dan yang menjadi komandan atas mereka adalah tiga orang pejabat tinggi kerajaan. Salah seorang dari pejabat tinggi itu adalah Daniel (3).

Kesetiaan, tanggung jawab, dan kerja keras menjadikan Daniel disukai oleh raja. Integritas dan karakter seperti itu yang membawa Daniel mencapai kedudukan tinggi, baik pada kerajaan Babel maupun Media, walaupun statusnya sebagai bangsa buangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Allah memberikan hikmat, kebijaksanaan, pengetahuan, dan kemampuan untuk menafsir mimpi dan penglihatan pada Daniel. Karena itu, semua hasil kerjanya melampaui para pejabat tinggi dan para wakil raja (4; bdk. 1:17).

Rupanya seorang yang bekerja keras dan jujur tidak selalu disukai oleh banyak orang. Contohnya, Daniel sama sekali tidak disukai oleh sebagian besar pejabat tinggi dan wakil raja. Mereka mencari cara untuk menjatuhkan Daniel, namun hasilnya nihil. Sebab, ia adalah pribadi yang jujur, setia, dan berintegritas (5). Meskipun demikian, ada satu hal yang dianggap sebagai kelemahan oleh para musuh Daniel, yaitu kesetiaan Daniel kepada Allahnya (6). Mereka mengusulkan kepada raja agar ia mengeluarkan larangan dan hukuman bagi siapa pun yang menyampaikan permohonan, baik kepada dewa maupun manusia, selama tiga puluh hari (7-10). Ternyata Daniel sama sekali tidak menggubris titah raja. Ia bertekad mencari hadirat Allah. Tidak terlihat adanya rasa takut dalam dirinya (11). Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh para musuhnya sebagai dalil politik agama untuk membunuh Daniel (12).

Ketika agama dijadikan sarana berpolitik untuk mencari kekuasaan, yang terjadi adalah pemaksaan kehendak. Karena itu, hindarilah memanipulasi agama sebagai sarana untuk politik praktis. Sebab, Allah memanggil kita untuk hidup dalam kesalehan. [WSP]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org