Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/11/12

Minggu, 12 November 2017 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)

Ratapan 1:1-22
Tidak Ada yang Kekal

Secara keseluruhan, Kitab Ratapan terdiri dari lima syair. Isinya berupa ratapan atas jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel, kehancurannya serta kisah Masa Pembuangan. Hal ini terjadi pada 586 sM.

Meski kitab ini pada umumnya bernuansa sedih, namun di dalamnya ditemukan pelbagai ungkapan kepercayaan kepada Allah. Bahwa ada harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair dalam kitab ini digunakan orang Yahudi dalam ibadah pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung.

Dalam 1:1-22, Yeremia melukiskan adanya kesunyian yang mencekam karena suasana duka. Kejayaan negeri yang dahulunya dikenal dan dihormati bangsa-bangsa hanya tinggal puing-puing penderitaan. Kelaparan dan kematian, Kota Yerusalem dan Bait Allah hancur, raja-raja dan para pangeran dibunuh dan ditawan, serta umat mengalami penghinaan dari para musuhnya. Bangsa-bangsa yang tadinya berteman dengan mereka sekarang acuh tak acuh, bahkan mencibir nasib mereka. Semuanya ini terjadi karena dosa yang telah dilakukan oleh bangsa Yehuda (8). Mereka memberontak terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya (20, 18). Para pemimpin mereka menjalankan pemerintahan secara tidak bertanggung jawab.

Dalam ratapannya, Yeremia sadar atas segala keluhannya. Ia berpaling kepada Tuhan dan menyatakan pengakuan dosanya di hadapan Tuhan (18). Yeremia mengakui kebesaran dan kuasa Tuhan (19). Ia memohon agar Tuhan membawa umat kembali kepada-Nya untuk diperbarui. Ia juga memohon agar hukuman yang Tuhan telah lakukan kepada mereka juga menimpa bangsa Babel.

Dalam ratapan Yeremia, kita belajar bahwa kejayaan itu tidak kekal. Ada saatnya semuanya hancur dan yang tersisa hanyalah kepedihan yang mendalam. Hanya Tuhanlah yang kekal. Karena itu, marilah kita letakkan hidup kita dalam tangan Tuhan dan bertekad tidak mengandalkan manusia, harta, kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan yang kita miliki. Hiduplah senantiasa dalam persekutuan yang intim dengan-Nya dan berani membuka diri untuk dikoreksi oleh Tuhan. [MH]

Pengantar Kitab Daniel

Banyak orang terpesona dengan nubuat. Nubuat-nubuat dalam Alkitab telah menjadi sensasi karena dianggap bisa membuat orang menentukan dengan tepat kapan akhir zaman terjadi. Kitab-kitab nubuat sebenarnya tidak hanya menginformasikan tentang masa depan, tetapi memberikan petunjuk kepada umat untuk hidup pada masa kini dengan tetap mengarahkan diri pada masa depan. Dan Kitab Daniel merupakan salah satu contoh kitab nubuat.

Kitab Daniel dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama, kisah tentang Daniel dan ketiga rekan sepembuangan, yang mengalahkan musuh-musuh mereka hanya karena percaya dan taat kepada Allah (ps 1-6). Kisah-kisah itu terjadi pada zaman kerajaan Babel dan Persia. Kedua, sejumlah penglihatan yang dilihat oleh Daniel (ps 7-12) . Dalam bentuk perlambang, penglihatan-penglihatan itu menggambarkan berkembangnya dan jatuhnya berbagai negara berturut-turut mulai dengan Babel. Selain itu, diramalkan juga jatuhnya Si Penjajah yang tidak mengenal Allah itu, serta kemenangan umat Allah.

Berkait akhir zaman, dalam Kitab Daniel dijelaskan adanya suatu waktu kesesakan yang besar. Namun, ini yang perlu dicatat, "... pada waktu itu bangsamu akan terluput .... Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal" (Dan. 12:1-2). Kitab Daniel berbicara soal kebangkitan orang mati, namun tidak semuanya mengalami hidup kekal. Inilah berita anugerah bagi setiap orang yang setia mengikut Tuhan.

Sejatinya, bagi setiap orang hari ini merupakan akhir zaman. Sebab tak seorang pun di antara kita yang bisa memastikan apakah kita masih bernafas esok hari. Dan karena hari ini adalah akhir zaman, setiakah kita sebagai umat Allah? Dan janji-Nya tetap, tidak berubah, "Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." (Mrk. 13:13). Untuk itu kita bisa meneladani empat sekawan ini: Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org