Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/23

Selasa, 23 Agustus 2016 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)

Yehezkiel 23:11-35
Aholiba, Lambang Persundalan (2)

Orang -orang Yerusalem selalu menganggap darah keyahudian mereka lebih murni garis keturunannya daripada penduduk Samaria. Lagi pula penduduk Yerusalem memiliki Bait Allah sebagai tempat nama Allah berdiam di sana. Walau begitu, seperti apakah tanggapan Allah terhadap mereka?

Allah menamai Yerusalem dengan sebutan Oholiba. Walau orang-orang Yerusalem adalah milik Allah, namun perbuatan mereka tidak kalah jahat dan menjijikkan dengan orang-orang Samaria (13, 31). Bahkan Allah menilai kadar dosa mereka jauh lebih besar daripada orang-orang Samaria (11). Dengan kerelaan hati, mereka menunduk dan bersekutu pada kerajaan Babel (12, 16). Mereka lebih terpukau dengan kehebatan raja Babel daripada Allah Israel. Persekutuan dengan orang-orang Kasim membuat bangsa Israel mengadopsi pola pikir, kebiasaan jahat, dan ritual keagamaan dewa asing (14-17a).

Allah melihat perilaku umat-Nya seperti pelacur yang menggadaikan dirinya. Artinya, mereka mengorbankan iman dan status mereka sebagai bangsa kudus menjadi bangsa yang najis. Akibatnya, Allah meninggalkan umat-Nya agar mereka semakin terpuruk dalam kebejatan dosa mereka seperti yang dilakukan oleh leluhur Israel di Mesir (19, 18-21). Sebagai konsekuensinya, Allah mendatangkan malapetaka dahsyat kepada umat-Nya. Allah menyerahkan orang-orang Israel kepada semua bangsa, seperti orang Babel, Kasdin, Pekod, Soa, Koa, dan Asyur. Mereka akan menghabisi seluruh wilayah Israel dan menawan mereka (17b, 22-26, 28-30). Dengan demikian, baik orang-orang Samaria maupun Yerusalem, Allah memaksa mereka minum piala kengerian dan kesunyian (33-34). Nasib dan kondisi mereka yang carut-marut menjadi bahan ejekan semua bangsa (32). Itulah risiko yang ditanggung oleh bangsa Israel atas kemesuman dan persundalannya (35).

Setiap orang percaya telah diampuni dosanya melalui Kristus dan menjadi milik Allah. Sebab itu, jagalah kekudusan nama-Nya agar hidup kita aman dalam tangan-Nya. [TG]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org