Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/04

Sabtu, 4 Juli 2015

1 Raja-Raja 8:1-13
Paradoks Kehadiran Tuhan

Judul: Paradoks Kehadiran Tuhan
Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, ada begitu banyak paradoks yang bisa kita alami. Sesuatu disebut paradoks ketika dua kenyataan seolah-olah bertentangan, tetapi sebetulnya tidak demikian. Misalnya, kita tahu dan tidak tahu tentang apa yang Allah inginkan. Kita bisa tahu sejauh Allah menyatakannya. Jika tidak, maka kita tidak tahu. Ada sesuatu yang tersembunyi atau tak terungkap, yang misteri dari diri Allah (Ul. 29:29).

Setelah Salomo selesai mendirikan Bait Suci, tabut perjanjian yang menjadi lambang kehadiran dan penyertaan Tuhan serta segala perlengkapan Kemah Pertemuan dibawa masuk ke dalam Bait Suci. Kemudian kemuliaan Tuhan berkenan hadir memenuhi Bait Suci.

Awan dalam ayat 10 sama dengan awan kemuliaan Tuhan dalam Keluaran 40:34-35, sedang dalam ayat 12 Salomo menyebutkan bahwa Tuhan diam di dalam awan pekat (LAI menerjemahkan "kekelaman", bdk. Ul. 4:11). Para imam dan Salomo menyaksikan kehadiran Tuhan yang tak kelihatan. Inilah paradoks itu. Tuhan yang tidak terlihat hadir dalam awan kemuliaan yang terlihat.

Hari ini kita bisa mengalami paradoks kehadiran Tuhan dengan pola yang sedikit berbeda. Ketika hidup kita dirundung mendung yang gelap pekat, entah berupa kesulitan, masalah, atau kekalutan besar, kita seolah-olah merasa Tuhan tidak hadir di sana. Namun ketika mendung itu telah lenyap dan kita melihat kembali perjalanan kita di belakang, kita baru sadar dan mengakui bahwa Tuhan ternyata hadir juga dalam masa-masa gelap yang kita alami. Bukan saja Dia hadir, tetapi Dia juga mengiringi, menopang, dan menuntun kita untuk keluar dari mendung itu.

Meski kehadiran Tuhan tidak terlihat dalam hidup kita, tidak berarti bahwa Tuhan tidak peduli kepada kita. Jika kita adalah umat kesayangan Tuhan, kisah ini seharusnya menguatkan, memberikan penghiburan, dan membangkitkan pengharapan manakala kita menghadapi saat-saat tergelap dan terberat di dalam hidup kita. Yang terpenting adalah apa dan bagaimana respons kita kepada Tuhan yang kehadiran-Nya tak terlihat itu.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org