Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/03/20

Jumat, 20 Maret 2015

Lukas 20:20-26
Kendalikan amarahmu

Judul: Kendalikan amarahmu
Menurut ilmu perilaku dan proses mental (psikologi), amarah adalah bagian dari emosi manusia. Amarah dapat berguna bagi manusia, tetapi juga dapat menyakiti dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. Amarah yang tidak terkendali dapat menggiring kita pada tindakan kekerasan dan kejam. Alkitab memberi contoh konkret dalam kasus Kain dan Habel. Dalam surat Efesus, Paulus menasihati jemaatnya agar waspada terhadap amarah. Amarah yang tidak terkendali dapat menjadi pintu masuk yang efektif bagi Iblis untuk merusak hidup kita (Ef. 4:26).

Amarah membuat para ahli Taurat dan imam kepala (pro-Herodes) berniat membunuh Yesus. Amarah sudah menutupi akal sehat dan hati nurani mereka untuk melihat kebenaran Allah. Hal itu terlihat ketika mereka gagal menjebak Yesus dalam debat soal kuasa. Kali ini mereka menarik Yesus masuk dalam konflik politik soal pembayaran pajak. Di bawah jajahan Romawi, masyarakat Yahudi dikenakan pajak ganda, yaitu pajak penduduk kepada pemerintah Romawi dan pajak pendapatan untuk biaya perawatan Bait Suci (persepuluhan). Sedangkan, masyarakat Romawi dikenakan pajak pendapatan saja. Yesus diperhadapkan pada pilihan: Allah atau Kaisar (20-22).

Jebakan yang dipasang ahli Taurat dan imam kepala sangat licik dan keji (23). Jika Yesus menjawab membayar kepada kaisar, berarti Yesus mengakui kekuasaan Romawi atas bangsa Israel. Yesus bisa dicap sebagai pengkhianat bangsa. Jika Yesus menjawab membayar kepada Allah, berarti Yesus menentang pemerintahan Romawi. Yesus bisa dicap sebagai kriminal. Menanggapi hal itu, Yesus dengan tenang menjawab bahwa keduanya itu tidak bertentangan. Alasannya adalah orang Yahudi memiliki dua kewarganegaraan, yaitu warga negara dunia dan warga negara surgawi. Jawaban Yesus itu membuat para ahli Taurat dan imam kepala tercengang (24-26).

Amarah sering kali membuat pikiran dan hati menjadi gelap sehingga menyulitkan kita untuk melihat kebenaran Allah dengan jelas. Karena itu, kita harus mewaspadai emosi negatif yang muncul dari dalam diri kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org