Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/01/10

Sabtu, 10 Januari 2015

Lukas 5:1-11
Penjala terjala

Judul: Penjala terjala
Keberhasilan seorang penjala ditentukan oleh banyaknya ikan yang terjala oleh jalanya. Namun bagaimana jika si penjala sendiri yang terjala?

Simon dan kawan-kawannya sedang membersihkan jala ketika Yesus datang, lalu menaiki salah satu perahu untuk mengajar orang banyak (1-3). Usai mengajar, Yesus meminta Petrus pergi ke bagian danau yang dalam untuk menangkap ikan (4). Jawaban Petrus menggambarkan kelelahan dan keputusasaan (5). Ia dan kawan-kawannya telah bekerja keras sepanjang malam, tetapi hasilnya nihil. Lalu bagaimana mungkin menjala ikan di siang hari, jika malam sebagai waktu terbaik tidak memberikan hasil apapun? Lagi pula, bagaimana mungkin seorang tukang kayu dan guru paham soal jala-menjala melebihi nelayan? Ini seperti seorang pendeta menginstruksikan cara merancang mesin kepada seorang insinyur. Namun Petrus mengalah. Yesus adalah Guru dan perkataan-Nya harus dipatuhi, walaupun akan terbukti salah nanti. Namun Petruslah yang kemudian terbukti salah. Ia dan teman-temannya berhasil menjala ikan dalam jumlah yang luar biasa banyak! Jala mereka penuh dan hampir robek (6), hingga datang satu perahu lagi untuk menolong. Kedua perahu itu hampir tenggelam karena sarat ikan.

Maka inilah saat terbaik untuk menjala sang penjala! Petrus tersungkur di depan Yesus. Bila di ayat 5, Petrus menyebut Yesus "Guru", tetapi di ayat 8, ia menyebut Yesus "Tuhan". Ini merupakan lompatan besar bagi Petrus dalam pemahamannya akan kebesaran Yesus. Ia mengakui dosanya karena telah enggan mematuhi perintah Sang Guru. Ia mengira dirinyalah yang ahli menjala ikan, tetapi saat itu ia melihat Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa atas danau dan isinya. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam kehidupan para murid. Inilah yang membuat mereka mengikut Yesus tanpa ragu saat Dia mengajak mereka jadi penjala manusia (10-11).

Ketika kita tahu siapa yang memanggil kita, niscaya kita akan mengikuti Dia sepenuh hati. Bila kita masih belum berserah sepenuh hati, kita perlu bertanya, sudah seberapa jauh kita mengenal Dia?

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org