Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/12/02

Selasa, 2 Desember 2014

Wahyu 14:6-13
Allah tidak bercanda

Judul: Allah tidak bercanda
Benar apa yang dikatakan oleh penulis Ibrani bahwa Allah tidak pernah berhenti berbicara di sepanjang zaman (Ibr. 1:1-2). Dalam pelbagai cara, Allah selalu memperingatkan dan mengajak manusia berdosa untuk bertobat dan berbalik menyembah-Nya. Di akhir zaman pun, kita melihat Allah masih membuka kesempatan untuk bertobat. Pertobatan hanya dimungkinkan melalui Injil yang kekal.

Apa yang dimaksud dengan Injil yang kekal? Di masa akhir zaman, Injil kekal dilihat sebagai peringatan datangnya penghakiman Allah dalam waktu dekat. Injil kekal ditujukan bagi orang-orang yang menyembah Kaisar Romawi sebagai Tuhan daripada Kristus (9). Untuk orang-orang seperti ini, Allah tidak segan-segan menuangkan murka-Nya atas orang tersebut. Sebab mereka telah membinasakan orang-orang kudus dan darah orang-orang martir menuntut keadilan kepada Allah (10). Mereka yang dihukum akan mengalami siksaan yang lebih keji dibandingkan dengan siksaan dunia. Siksaan Allah atas orang berdosa itu sifatnya kekal (10-11). Di sini, siksaan dilukiskan Yohanes dengan kiasan api, belerang, dan asap api. Kekekalan siksaan itu dilukiskan oleh Yohanes dengan kiasan siang malam .

Di sisi lain, Allah memberikan penghiburan dan janji bahwa siksaan kekal itu tidak dialami oleh mereka yang mati martir demi mempertahankan kesetiaan iman kepada Kristus. Orang-orang seperti ini akan beristirahat dengan tenang. Karena itu, Allah memberikan ucapan selamat dengan kalimat "berbahagialah" (13).

Apa yang dimaksud dengan salam seperti itu? Berbahagialah dapat diartikan sebagai diberkatilah. Mereka diberkati sebab mereka telah bekerja keras untuk setia dalam kondisi apapun dan belajar bertahan dalam iman kepada Kristus. Kematian mereka merupakan akhir dari penderitaan di dunia dan saat yang sama adalah awal kebahagiaan surgawi.

Jadi, jalan manakah yang kita pilih: jalan kesetiaan atau jalan ketidaksetiaan? Setiap pilihan memiliki risiko. Bukan awal atau pertengahan jalan yang penting, tetapi akhir perjalanan sebagai penentunya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org