Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/09/13

Sabtu, 13 September 2014

Yeremia 11:1-17
Jangan sampai Tuhan sakit hati

Judul: Jangan sampai Tuhan sakit hati
Dua pihak yang bersepakat dalam suatu perjanjian tentu sama-sama beranggapan bahwa keduanya akan memegang teguh perjanjian itu. Biasanya, bila salah satu pihak melanggar perjanjian, maka akan ada sanksi yang dikenakan bagi pihak yang melanggar.

Tuhan telah menjalin perjanjian dengan bangsa Israel ketika Ia akan membebaskan mereka dari Mesir, negeri yang membelenggu mereka dengan perbudakan bertahun-tahun lamanya (4-5). Pada waktu itu, Tuhan memerintahkan Israel untuk mendengar dan menaati firman-Nya. Dengan menyetujui perintah Tuhan itu, Israel telah masuk dalam relasi perjanjian dengan Allah, mereka menjadi umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka (bdk. Yer. 7:23). Namun sayang, Israel gagal untuk mendengar dan taat (8). Mengikuti nenek moyang mereka, Israel telah menyembah allah-allah lain. Itu berarti, pelanggaran terhadap Hukum Taurat yang pertama, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku." (Kel. 20:3). Berulang kali, dari generasi ke generasi, umat Allah melakukan hal itu meski sudah berulang kali pula diperingatkan. Faktanya, allah-allah yang disembah oleh umat pada waktu itu sama banyak dengan jumlah kota-kota di Yehuda (13). Tak heran, Tuhan begitu sakit hati hingga Ia akan menimpakan malapetaka atas mereka (18). Malah Yeremia pun dilarang Tuhan untuk mendoakan mereka (14). Ini memperlihatkan bahwa dosa-dosa umat begitu keterlaluan sehingga Tuhan tidak berniat untuk menarik hukuman-Nya. Seolah-olah Tuhan sudah tidak bisa berharap bahwa umat bisa berubah. Apa lagi mereka telah bersikap hipokrit, datang ke rumah Allah dan merancang kejahatan di sana (15).

Tuhan memang panjang sabar, tetapi bukan berarti bahwa Dia tidak bisa marah bila umat terus menerus berdosa. Bila kita melanggar ketetapan-Nya, maka Tuhan akan menerapkan keadilan-Nya, yang bersalah harus dihukum. Sebelum Tuhan murka dan menjatuhkan hukuman, kita harus berbalik dari segala sesuatu yang jahat, yang terus menerus kita lakukan. Jangan sampai, doa-doa orang agar kita bertobat, tidak lagi didengarkan Tuhan karena kedegilan kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org