Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/07/24

Kamis, 24 Juli 2014

Kisah Para Rasul 17:16-34
Setia memberitakan Injil

Judul: Setia memberitakan Injil
Dalam bagian firman Tuhan ini kita akan menelusuri jejak Paulus yang kali ini tidak disertai rekannya, Silas dan Timotius, yang masih tinggal di Berea. Bagian ini dimulai dengan kesedihan hati Paulus tatkala melihat bahwa kota Atena ternyata penuh dengan patung-patung berhala (16)

Hal ini memotivasi Paulus untuk memberitakan firman Tuhan dengan cara bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, bahkan dengan orang yang setiap hari dijumpainya di pasar (17). Perjumpaannya dengan beberapa ahli pikir Yunani dari golongan Stoa maupun Epikurus (18), membuahkan kesempatan bagi Paulus untuk berbicara di depan sidang terbuka Areopagus, yaitu semacam DPRD-nya kota Atena.

Peluang emas ini dipakai Paulus untuk menjelaskan secara tuntas mengenai Allah sebagai Pencipta, yang juga Tuhan atas ciptaan-Nya, serta tidak tinggal dalam kuil buatan tangan manusia (22-24). Allah sedemikian tidak dilayani oleh tangan manusia sebaliknya Dialah pemberi dan penopang kehidupan manusia (25). Paulus kemudian mendorong semua pendengarnya agar mereka mencari Dia seraya mendoakan agar mereka dapat menjamah dan menemukan Dia yang tidak jauh dari mereka (25-27).

Masalah muncul ketika dalam penutup khotbahnya, Paulus mendorong mereka bertobat dengan tidak memperlakukan Allah seperti berhala sebelum penghakiman Allah diberlakukan atas mereka (29-31). Kaum terpelajar Yunani yang tidak memercayai adanya kebangkitan orang mati langsung bereaksi menolak Paulus. Namun, ada juga yang percaya kepada pemberitaannya, termasuk salah seorang anggota Areopagus.

Mari kita tarik sejumlah pelajaran. Pertama, kita harus memiliki kepekaan seperti Paulus untuk melihat setiap peluang sebagai kesempatan berharga untuk memberitakan Injil. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian dan belas kasihan melihat begitu banyak jiwa yang membutuhkan Injil. Kedua, kita belajar dari konsistensi Paulus memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus yang merupakan intisari Injil.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org