Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/03/12

Rabu, 12 Maret 2014

Imamat 19:1-18
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus

Judul: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus
Perikop ini merupakan bagian dari "hukum kesucian" pada Imamat 17-26. Hukum kesucian berisi perintah-perintah Tuhan kepada umat Israel untuk menjaga kesucian dalam kehidupan sehari-hari. Ayat kunci hukum kesucian ada pada ayat 2 "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus." Bahkan dapat dikatakan, bahwa ayat ini merupakan kunci untuk memahami seluruh kitab Imamat.

Sering kali ayat kunci ini ditafsirkan demikian: "Manusia diharuskan dan diperintahkan untuk hidup kudus karena Tuhan itu kudus. Manusia diharuskan (tentu dengan usaha sendiri) untuk menguduskan diri, untuk sama dengan Allah yang kudus." Jika tafsiran ini benar, maka tentu saja ini merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan.

Sebenarnya, kata "Kuduslah kamu" dalam bahasa Ibrani bukanlah sebuah kalimat perintah melainkan sebuah kalimat pernyataan. Maka harus ditafsirkan demikian: Tuhan, Allah umat Israel, itu kudus. Oleh karena Allah itu kudus, maka umat-Nya juga akan menjadi kudus, atau lebih tepatnya, umat disertai oleh Tuhan untuk berproses menjadi kudus. Proses menjadi kudus ini bukanlah usaha manusia sendiri, melainkan anugerah Tuhan. Proses ini merupakan sebuah proses "pembaruan budi" seperti yang diberitakan Paulus di Roma 12:1-2.

Karena umat Tuhan disertai Tuhan yang kudus, maka umat harus mau diproses menjadi kudus dalam segala aspek kehidupan. Pertama, kudus dalam relasi dengan Tuhan(3-8). Kudus dalam aspek ini berarti melakukan apa yang menyenangkan Tuhan. Kedua, kudus dalam relasi dengan sesama (9-18). Kudus dalam aspek ini berarti melakukan kebaikan untuk sesama sesuai dengan karakter Tuhan. Penegasan untuk kudus ini terlihat dari pengulangan frasa, "Akulah Tuhan…" (3, 4, 10, 12, 14, 16, 18).

Oleh anugerah Tuhan, kita telah diselamatkan dari hukuman dosa. Atas anugerah-Nya pula, kita disertai dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat hidup kudus. Oleh karena itu, serahkanlah diri kita kepada Tuhan hari demi hari dan dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga kita dimampukan untuk hidup kudus.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org