Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/02/18

Selasa, 18 Februari 2014

Imamat 6:8-30
Rumitnya tugas imam

Judul: Rumitnya tugas imam
Dari berbagai peraturan mengenai kurban yang kita pelajari seminggu ini, kita melihat bahwa ada tiga pihak yang terlibat: Tuhan, imam, dan orang Israel. Imam bertindak untuk dan atas nama orang Israel di hadapan Tuhan. Perikop-perikop hari ini fokus mengenai sang imam yang terlibat dalam proses itu.

Pada saat imam mengelola persembahan kurban mewakili umat, ketentuan yang diberikan sangat ketat (9-13), terutama tugasnya memastikan api dalam mezbah tetap menyala (9, 12, 13) dan pakaian yang dikenakan saat bertugas. Kurban bakaran ialah kurban yang sepenuhnya untuk Tuhan, jadi harus dipastikan kudus dan benar-benar semuanya untuk Tuhan. Api yang harus terus menerus menyala rupanya untuk memastikan seluruh kurban tersebut terbakar habis untuk Tuhan. Mengenai kurban sajian (14-23), aturannya juga menarik. Kurban sajian dari umat, boleh ikut dinikmati oleh imam. Namun, kurban sajian dari imam kepada Tuhan, sepenuhnya untuk Tuhan (22-23). Rupanya, ini kurban sajian yang dipersembahkan imam sebagai bagian dari dedikasinya kepada Tuhan. Akhirnya, kurban penghapus dosa. Dalam konteks dosa umat, imam mewakili Tuhan, boleh memakan bagian kurban tersebut (26).

Rumitnya aturan bagi para imam membuat kita menyadari betapa seriusnya dan kudusnya suatu ibadah. Kita bersyukur pada masa kini, ibadah rumit tersebut telah digenapi oleh Tuhan Yesus sendiri. Dialah kurban sempurna untuk Allah! Pengurbanan-Nya yang satu kali itu cukup untuk selama-lamanya untuk pengampunan dosa-dosa kita. Tuhan Yesus juga ialah imam yang mengantarai manusia berdosa kepada Tuhan. Kita bersyukur untuk akses langsung kepada Allah melalui Kristus tanpa melalui imam dan proses ritual yang rumit.

Dengan pengantara sejati Tuhan Yesus kita tidak lagi terlibat dalam kerumitan ritual dalam ibadah kita. Namun esensi ibadah tersebut, yang menjunjung tinggi kekudusan Allah dan hak penuh Allah menerima persembahan umat tetap harus menjadi fokus kita dalam beribadah kepada-Nya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org