Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/11/19

Selasa, 19 November 2013

Yesaya 48:1-11
Hiduplah seturut kehendak-Nya

Judul: Hiduplah seturut kehendak-Nya
Tuhan melalui Yesaya kembali mengingatkan bangsa Israel akan kemunafikan mereka (1-2). Allah menegur sikap mereka. Mereka mengaku umat Allah, tetapi tidak hidup menurut hukum-hukum-Nya. Mereka menyebut diri sebagai Israel umat Allah, yang mengakui bahkan bersumpah demi nama Allah Israel, tetapi tidak hidup dengan sungguh-sungguh dan tulus hati. Mereka munafik!

Setelah menegur kelakuan umatnya yang tidak tulus, kembali Allah menyatakan keberadaan diri-Nya. Ia menyatakan bahwa diri-Nya berbeda dengan dewa-dewa yang membuat umat-Nya berpaling dari-Nya. Perbedaan itu Allah nyatakan dengan menunjukkan apa yang telah Ia perbuat di masa lalu. Umat-Nya pasti tahu apa yang telah Allah nubuatkan dan kerjakan. Mereka pasti tahu bahwa apa yang dinubuatkan oleh-Nya pasti terlaksana (3). Hal itu membuat umat-Nya mengakui bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh dewa-dewa mereka (4-5). Allah meminta umat-Nya untuk mengakui perbuatan-perbuatan-Nya (6a). Ia meminta umat-Nya untuk bisa menyimpulkan siapakah sebenarnya yang patut disembah! Dewa-dewakah atau Ia yang adalah Pencipta alam semesta. Sehingga bukanlah menjadi hal yang luar biasa bila Ia mengetahui apa yang telah ada dari sejak dahulu kala.

Setelah semuanya itu, Allah mengemukan tujuan-Nya menimpakan malapetaka kepada Israel (9-11). Yaitu, supaya umat-Nya tidak lagi mencemarkan nama-Nya dengan membandingkan bahkan menyandingkan Dia dengan berhala-berhala lain. Juga untuk mengingatkan mereka agar tidak membagi "kemuliaan"-Nya dengan allah lain (11).

Teguran Allah bagi orang Israel berlaku juga bagi kita. Tidak dapat dipungkiri, seringkali kita sama seperti orang Israel. Kita meyandingkan kemuliaan Allah bersama-sama dengan materi, dengan kuasa, atau dengan pekerjaan. Sebab itu mari kita berkomitmen untuk menempatkan Allah sebagai satu-satunya yang terutama di dalam hidup kita. Kita menempatkan Allah di atas pekerjaan kita, di atas materi yang kita punya, serta di atas kuasa yang kita peroleh.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org