Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/08/06

Selasa, 6 Agustus 2013

Keluaran 37:1-9
Allah bertakhta di atas kerubim

Judul: Allah bertakhta di atas kerubim
Tabut perjanjian merupakan benda paling penting di bait Allah dan satu-satunya benda yang ada dalam ruang maha kudus. Ruang maha kudus merupakan replika dari ruang takhta Allah di surga. Tidak mengherankan jika tabut itu dilapisi emas murni (2) dari dalam dan luar, dan juga dibuat bingkai emas di sekelilingnya. Bahkan gelang untuk memasukkan kayu pengusung terbuat dari emas dan kayu pengusung juga disalut emas (3-4). Pentingnya kayu pengusung adalah supaya orang yang mengangkat tabut tidak menyentuh tabut, karena orang yang menyentuhnya akan mati.

Di atas tabut perjanjian diletakkan tutup pendamaian yang juga terbuat dari emas murni dengan dua kerub dari emas pada kedua ujung tutup pendamaian. Kerub-kerub itu mengembangkan kedua sayapnya ke atas, menudungi tutup pendamaian dan kedua kerub saling berhadapan dengan kepala menunduk menghadap tutup pendamaian.

Apakah tabut perjanjian? Tabut perjanjian adalah tumpuan kaki Allah. Daud berkata, "Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian Tuhan, yaitu (LAI memakai kata "dan", tetapi lebih tepat diterjemahkan sebagai "yaitu") untuk tumpuan kaki Allah kita." (1Taw. 28:2) Pernyataan Daud menunjukkan bahwa tabut perjanjian adalah tumpuan kaki Allah. Lalu apa yang dilakukan oleh dua kerub diatasnya? Kedua kerub menopang takhta Allah yang tidak kelihatan. Ini sejalan dengan ayat yang melihat bahwa "Allah bertakhta di atas kerubim: "Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar." (Mzm. 80:2); "Kemudian bersiaplah Daud . . . , untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama Tuhan semesta alam yang bertakhta di atas kerubim" (2Sam. 6:2). Kerubim adalah kerub dalam bentuk jamak. Dengan demikian Allah berkenan bertakhta di bait-Nya dan diam beserta umat-Nya melalui tabut perjanjian itu.

Salah satu keunikan Allah kita dibandingkan dengan allah-allah lain adalah bahwa Ia mau berdiam menyertai umat-Nya. Puncaknya dapat kita lihat dari Allah Putera yang berinkarnasi menjadi manusia. Ia adalah Imanuel, Allah yang beserta kita.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/08/06/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org