Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/24

Senin, 24 Juni 2013

Keluaran 18:1-12
Bersaksi tentang perbuatan Tuhan

Judul: Bersaksi tentang perbuatan Tuhan
Orang Indonesia terkenal gemar bertukar cerita. Apa lagi jika seseorang baru melakukan perjalanan panjang, bahkan mencapai tempat-tempat yang jauh dan tak pernah dikunjungi kerabat dan kenalannya. Tentu saja, orang itu akan memilih cerita yang paling menarik perhatian. Makin seru dan aneh, makin bagus, walaupun belum tentu dirinya sendiri yang mengalaminya. Kepuasan tersendiri didapatkan ketika kerabat dan kenalan itu terpukau mendengar ceritanya.

Konteks Musa sedikit terbalik. Ia dan bangsa Israel sedang menempuh perjalanan jauh, tetapi Yitro, mertuanya, mendatangi dia beserta istri Musa dan kedua putranya (2-5). Saat bertemu, Musa menceritakan segala perbuatan Allah bagi Israel, mulai dari "segala sesuatu yang dilakukan Tuhan kepada Firaun dan kepada orang Mesir karena Israel, " dan juga segala kesusahan yang Israel alami dan "bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka" (8). Setelah mendengar cerita itu, Yitro bersukacita (9) dan memuji Tuhan (10-11), lalu mempersembahkan korban bakaran dan sembelihan kepada Allah (12). Respons Yitro kontras dengan perbuatan Israel yang telah kita baca di dalam kisah sebelumnya. Yitro belum pernah melihat langsung perbuatan-perbuatan itu, hanya mendengar cerita Musa, tetapi ia memuji Allah karenanya. Bangsa Israel sudah berkali-kali melihat dan merasakan perbuatan ajaib Allah, tetapi masih saja menggerutu dan menunjukkan ketidakpercayaan.

Di dalam nas ini kita melihat teladan Musa, yang sigap menyampaikan kesaksian tentang perbuatan ajaib Allah. Sikap ini mesti kita contoh. Ada baiknya tiap perjumpaan dengan kerabat dan kenalan, kita isi dengan cerita-cerita yang menunjukkan anugerah penyertaan Allah di dalam hidup kita, dan bukan adu hebat cerita siapa yang paling menarik. Juga ada teladan dari Yitro. Meski tidak melihat langsung peristiwa yang disaksikan Musa, Yitro mengucap syukur kepada Allah. Kesiapan untuk bersyukur melihat anugerah penyertaan Allah pada orang lain merupakan bagian dari persekutuan kita dengan Allah dan sesama.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/06/24/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org