Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/03/25

Senin, 25 Maret 2013

Matius 26:47-68
Keadilan yang penuh berkat

Judul: Kalah untuk menang
Yesus kalah! Mungkin itulah yang ada dalam pikiran para lawannya. Bagaimana tidak, Ia dikhianati oleh murid-Nya sendiri (47-50); Ia ditangkap dan diperhadapkan pada mahkamah agama untuk dituntut dan dijatuhi hukuman mati. Mereka merasa hidup Yesus ada di dalam tangan mereka. Mereka merasa berhasil menemukan tuduhan yang tepat untuk menjatuhkan hukuman mati pada-Nya. Kebencian telah menutupi hati nurani mereka. Mereka tahu bahwa mereka tidak menemukan kesalahan pada-Nya dan sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah penuh dengan tipu muslihat. Mereka memakai otoritas sebagai pemimpin agama untuk mengadili dan menghukum orang yang tidak bersalah demi kepentingan mereka sendiri.

Apakah Yesus benar-benar kalah dan tidak berdaya? Walau Dia tidak menghindar atau melarikan diri ketika Ia ditangkap, Dia bukan tidak berdaya. Kalau Ia mau, sebagai Anak Allah Ia bisa memanggil pasukan malaikat untuk membantu-Nya. Ia bisa saja melawan semua tuduhan yang dituduhkan kepada-Nya karena semua tuduhan itu adalah tuduhan palsu. Akan tetapi, Yesus secara sadar memutuskan untuk menyerahkan diri-Nya dan bersedia menderita sebagai bentuk ketaatan-Nya kepada Allah. Dengan kata lain, sebenarnya Ia tidak berada di dalam kuasa para lawan-Nya. Dia sendiri yang menyerahkan diri-Nya sehingga berada di bawah kuasa para lawan-Nya (54, 56, 64). Yesuslah yang mengendalikan situasi saat itu dan bukan sebaliknya. Lalu mengapa Ia rela dan bersedia melakukan hal itu? Demi menyelamatkan manusia dari dosa, Ia bersedia dikalahkan untuk memenangkan manusia yang dikasihi-Nya.

Pemandangan yang kontras bukan? Orang-orang yang mengklaim diri membela dan menghormati Allah justru mengorbankan orang lain yang tidak bersalah agar kepentingan mereka terpenuhi. Yesus justru bersedia mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia sebagai wujud hormat dan ketaatan-Nya pada Allah. Karena itu, sembahlah Dia dan taati segenap kehendak-Nya dalam hidup kita!

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2013/03/25/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org