Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2004/10/04

Senin, 4 Oktober 2004 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)

Pengkhotbah 5:7-6:12
Hati-hati terhadap sikap ketamakan

Hati-hati terhadap sikap ketamakan. John Rockefeller (salah seorang terkaya di dunia) ditanya pemahamannya tentang arti "cukup." Ia menjawab, "Cukup bagi saya adalah memiliki sedikit lebih dari apa yang telah saya miliki sekarang".

Pada saat ini banyak orang yang memiliki pandangan seperti John Rockefeller. Kitab Pengkhotbah pun menyatakan bahwa kecintaan seseorang terhadap kekayaan tidak akan pernah terpuaskan meskipun orang itu telah memiliki harta benda yang melimpah (ayat 5:9). Kebanggaan dan keinginan seseorang terhadap kekayaan akan membuatnya terpacu untuk mencari dan menambahkan hartanya terus-menerus, padahal ia tidak akan dapat membawa segala miliknya itu setelah ia meninggal (ayat 12-16). Bahkan selama ia masih hidup pun kekayaannya itu tidak selalu dapat dinikmatinya (ayat 6:1-2) sebab pencuri, sakit-penyakit dan berbagai bencana (seperti alam, kebakaran, pencurian, dll.) dapat menyebabkan kekayaan tersebut hilang. Lebih baik jika kita diberikan Tuhan kemampuan untuk dapat menikmati semua berkat Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam nas ini (ayat 5:17-18).

Jika kita telah diberkati Tuhan dengan kekayaan dan berkat secara fisik, jangan lupa bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita tentang bagaimana cara kita mengelola kekayaan tersebut dan apa motivasi kita mencari harta dan semua kebanggaan duniawi. Cara pengelolaan yang salah dan motivasi yang keliru dapat membuat orang Kristen tergoda dengan berbagai dosa. Salah satu di antaranya adalah dosa ketamakan. Dosa ketamakan menekankan pada sikap ingin memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya. Sikap ini menyebabkan anak Tuhan terikat dengan keinginan mencari kepuasan secara fisik saja dan melupakan Tuhan sang pemberi berkat. Akibatnya, orang Kristen kehilangan berkat yang sesungguhnya yaitu berkat secara rohani.

Jadi, yang benar adalah harta bukan tujuan utama dalam hidup ini melainkan suatu sarana agar kita dapat menikmati dan memuliakan Tuhan dalam hidup ini.

Renungkan: Semua karunia Allah termasuk harta perlu kita pakai dalam sikap dan cara yang menomorsatukan Allah.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org