Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/09/16

Jumat, 16 September 2011

Amsal 5:1-6
Hati-hati rayuan maut!

Judul: Hati-hati rayuan maut!
Kitab Hikmat mengajar kita bagaimana hidup dengan berhikmat, yaitu memiliki keahlian untuk menjalankan hidup dengan baik. Hal yang sangat mendasar dalam menjalankan kehidupan dengan baik adalah membangun keluarga yang sehat. Ini harus dimulai dengan pasangan suami isteri yang saling mengasihi dan saling setia.

Kita melihat sang ayah dalam teks ini menasihati anaknya untuk menghindari perempuan jalang yang dapat menghancurkan keluarganya. Kembali sang ayah meminta anaknya untuk memperhatikan hikmatnya (1), yaitu hikmat yang dia dapat dari Allah. Sang ayah menginginkan anaknya berpegang pada kebijaksanaan dan bibirnya memelihara pengetahuan (2). Maksudnya, supaya sang anak dapat bertindak bijaksana. Walaupun biasanya bibir mengacu pada perkataan dan bukan pada perbuatan, tetapi bibir dapat dipakai juga untuk mencium, dan dengan sengaja bibir dipakai untuk dikontraskan dengan bibir perempuan jalang (3). Bibir perempuan jalang sangat berbahaya karena meneteskan madu (3). Pada satu sisi, ini dapat mengacu pada pujian yang dia pakai untuk menarik pria (bnd. Ams. 6:24, 7:5, 21). Namun madu biasanya merupakan metafora yang berbicara tentang rasa. Mungkin disini menunjuk pada ciuman si wanita jalang, dan ini ditegaskan dengan pernyataan bahwa langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak (3b).

Namun apa yang kelihatan begitu menggiurkan ternyata mematikan. Karena bibir yang meneteskan madu kemudian terasa pahit seperti empedu. Bukannya licin seperti minyak, bibir itu justru mematikan karena tajam seperti pedang bermata dua (4). Ayat 5 memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dalam ayat 4, yaitu bahwa relasi dengan perempuan jalang akan membawa kematian karena ia tidak mengetahui jalan kehidupan (6).

Wanita atau pria lain sering kelihatan jauh lebih menarik dari pasangan kita, walau sesungguhnya mengandung racun mematikan. Maka marilah bergantung kepada Tuhan untuk terus setia kepada pasangan karena hanya dengan demikian kita tidak menuju kehancuran.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/16/

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org