|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/11/10 |
|
Senin, 10 November 2025 (Minggu ke-22 sesudah Pentakosta)
|
|
|
Musa tahu bahwa ia tidak akan masuk ke tanah perjanjian karena ia pernah melanggar kekudusan TUHAN (bdk. Bil. 20:10-13). Ia juga tahu bahwa Yosua akan menggantikannya untuk memimpin Israel memasuki tanah perjanjian. Namun, semua itu tidak membuat Musa marah atau membenci TUHAN. Musa juga tidak iri kepada Yosua, bahkan ia tetap melayani dengan sepenuh hati sampai akhir hidupnya. Dalam perikop sebelumnya, Musa terus membimbing Yosua, memberikan kekuatan dan peneguhan supaya Yosua siap menggantikannya memimpin Israel (21, 22, 28). Isi permohonan Musa kepada TUHAN pun bukan soal kepemimpinannya, melainkan kerinduannya untuk melihat tanah Kanaan yang telah dijanjikan oleh TUHAN (23-25). Bagi Musa, jabatan dan kuasa bukanlah yang utama. Pada 40 tahun pertama hidupnya, kekuasaan mungkin penting baginya. Setelah TUHAN memproses kehidupannya, ia menjadi pribadi yang lembut hatinya (bdk. Bil.12:3). Jabatan dan kekuasaan bukan sesuatu yang harus dikejar, melainkan dijalankan dengan sepenuh hati seturut yang TUHAN kehendaki. Ketika jabatan itu beralih kepada Yosua, ia mendukung dan menguatkan Yosua. Sayangnya, banyak pemimpin Kristen hari ini yang sulit melepaskan jabatan dan kuasanya untuk dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya. Akibatnya, banyak konflik terjadi karena berebut kuasa dan pengaruh. Sebuah istilah yang menggambarkan hal tersebut, yaitu post power syndrome (PPS). PPS adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh seseorang setelah kehilangan kekuasaan atau jabatan dan membuat orang itu menjadi stres, kehilangan jati diri, serta mengalami berbagai gejala fisik, emosional, dan perilaku. Kita perlu ingat bahwa pemimpin Kristen pun tidak luput dari godaan PPS. Oleh karena itu, kita perlu terus mendukung para pemimpin Kristen supaya mereka tidak jatuh pada PPS. Sebaliknya, mereka bisa bekerja sama, saling mendukung, saling memberi dan menerima masukan sehingga para pemimpin Kristen dan lembaga yang dipimpinnya menjadi terang bagi dunia. [STG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |