Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2013/02/10

Minggu, 10 Februari 2013

Bacaan   : 1 Timotius 6:6-16
Setahun : Imamat 24-25
Nas       : Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan... yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (1 Timotius 6:9)

RASA CUKUP

Ada bermacam cara untuk menjerat burung. Anda dapat menempatkan jontrot atau burung pemikat di dalam kandang bertingkat dua dengan pintu terbuka. Jontrot biasanya burung yang sudah jadi alias rajin berkicau. Anda juga dapat memakai pulut (getah nangka) dan jontrot. Cara lainnya dengan merentangkan jaring ikan di antara pepohonan. Namanya burung, mereka tidak pernah sadar jika itu perangkap.

Dalam suratnya, Paulus menasihati kita agar memiliki dua rasa cukup. Rasa cukup akan ibadah kita (ay. 6) dan rasa cukup atas kepenuhan kebutuhan kita (ay. 8). Mereka yang tidak memiliki rasa cukup akan mengejar dan menginginkan perkara lain untuk memuaskannya. Saat itulah orang dapat jatuh dalam jerat pencobaan (ay. 9) dan berbuat jahat (ay. 10). Jerat dalam bahasa aslinya berarti suatu perangkap yang tidak diduga-duga. Pencobaan datang dengan sangat halus. Menyamarkan keinginan sebagai kebutuhan -kebutuhan akan makan, rumah, pakaian, kasih sayang -sehingga kita merasa sudah semestinya mendapatkannya. Dan, seperti burung yang lengah, kita pun terperangkap.

Untuk menangkalnya, ya kita perlu mengembangkan rasa cukup tadi. Ibadah yang cukup adalah ibadah yang melegakan batin, menerangi hidup, menolong kita untuk mengenali pencobaan, dan menjadikan kita manusia Allah (ay. 11-12). Sehubungan dengan kebutuhan sehari-hari, rasa cukup terwujud dalam rasa puas atas apa yang kita miliki, dan berusaha mendayagunakannya dengan cara-cara yang selaras dengan panggilan kita sebagai anak Tuhan. -- MRT

DALAM RASA CUKUP KITA MENSYUKURI ANUGERAH
DAN JAMINAN PEMELIHARAAN-NYA SETIAP HARI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org