Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2012/11/03

Sabtu, 3 November 2012

Bacaan   : Yohanes 21:15-19
Setahun : Matius 22; Markus 12
Nas       : Petrus pun merasa sedih ... ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Peliharalah domba-domba-Ku. (Yohanes 21:17b)

LEBIH DARI SEKADAR UCAPAN

Bagaimana perasaan Anda jika orang yang Anda kasihi berulang kali bertanya, "Apakah kamu mengasihiku?" Mungkin Anda sedih, merasa tidak dipercaya. Mungkin Anda jengkel, orang ini harus diyakinkan dengan cara apa lagi. Pertanyaan yang diajukan berulang-ulang jelas menunjukkan jawaban yang diharapkan bukanlah jawaban sekadarnya.

Petrus juga merasa sedih. Mungkin juga separuh jengkel dan putus asa. Tiga kali Yesus bertanya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Tampaknya Yesus tidak puas dengan jawaban Petrus. Ia harus menjawab bagaimana lagi? Tidakkah Yesus mengenal hatinya? Bukankah Dia adalah Tuhan Yang Mahatahu? Lalu, untuk ketiga kalinya pula Yesus berkata, "Peliharalah domba-domba-Ku" (ayat 15, 16, 17). Mungkin kali ini perkataan itu membuat Petrus tersentak, karena Yesus menambahkan penjelasan panjang di belakangnya. Dari tadi ia berfokus pada diri sendiri, sedih karena Yesus seolah meragukan kasihnya. Kini ia diarahkan pada fokus yang berbeda: apa yang harus ia lakukan sebagai orang yang mengasihi Yesus. Seakan Yesus hendak berkata: Kamu mengasihi-Ku, Petrus? Lakukanlah apa yang kutugaskan dan ikutilah teladan-Ku.

Apakah artinya "mengasihi Tuhan" bagi Anda? Bisa jadi frase ini tidak lagi berarti apa-apa dalam hidup kita selain sebuah ungkapan yang indah untuk didengarkan atau dinyanyikan. Bukankah kita cenderung lebih suka dikasihi daripada mengasihi? Apalagi jika mengasihi itu melibatkan hal-hal yang membuat kita tidak nyaman, seperti yang diminta Yesus dari Petrus (ayat 18-19). "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku, " kata Yesus. Sungguhkah kita mengasihi Tuhan? -- MEL

KETIKA KITA MENGASIHI TUHAN,

KITA SENANG MELAKUKAN APA YANG DIA INGINKAN.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org