Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/07/14

Kamis, 14 Juli 2011

Bacaan   : Yohanes 3:1-13
Setahun : Mazmur 120-125
Nas       : Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus (Yohanes 3:1-2)

TERUS BELAJAR

Saya terkadang menghadiri seminar-seminar yang diadakan di kampus tempat saya bersekolah. Dalam acara-acara tersebut, kerap kali para dosen juga turut hadir. Termasuk mereka yang sudah sangat senior dan terpandang. Mereka duduk di sana, mendengarkan pembicara dengan saksama dan mengajukan pertanyaan jika tidak mengerti. Tanpa malu dan tanpa bersikap sok pintar. Tanpa harus menjaga citra di depan kami para mahasiswa.

Sikap mereka ini mengingatkan saya akan Nikodemus. Ia adalah seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi pada zamannya. Seseorang yang dihormati masyarakat dan dipandang sebagai orang yang paling mengerti ajaran-ajaran agama. Yesus hampir pasti lebih muda dan lebih rendah secara status sosial. Namun, suatu malam ia datang kepada Yesus untuk belajar. Di tengah pengajaran-Nya, Yesus sempat mengeluarkan teguran keras (ayat 10). Sebagai seorang yang terpandang, sangat normal kalau Nikodemus tersinggung dan meninggalkan Yesus. Namun, ia merendahkan hatinya dan terus mendengarkan pengajaran Yesus, bahkan menjadi pengikut-Nya (Yohanes 19:39).

Kerendahan hati Nikodemus ini perlu diteladani. Kerap kita merasa sudah cukup pintar, cukup senior dan terhormat sehingga tidak lagi perlu diajar. Namun, sebetulnya selama hidup, kita harus terus belajar. Tentang apa pun; pengetahuan, hikmat, iman. Juga dari siapa pun, termasuk mereka yang lebih muda dari kita. Dan kapan pun, dalam forum formal maupun informal. Membuat diri kita makin baik, bijak, dan sempurna seperti Yesus. Pertanyaannya, apakah kita cukup rendah hati untuk terus diajar? -- ALS

AGAR BISA TERUS BELAJAR TANPA HENTI
KITA PERLU TERUS MERENDAHKAN HATI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org