Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/05/08

Minggu, 8 Mei 2011

Bacaan   : Lukas 12:13-21
Setahun : 2 Tawarikh 7-9
Nas       : Kata-Nya lagi kepada mereka, "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekaya-annya itu" (Lukas 12:15)

MASIH INGIN LEBIH

Sebuah dongeng. Seorang pemburu telah berjasa menyelamatkan kuda kesayangan Raja dari terkaman harimau. Sebagai hadiah, raja memberikan kepadanya hadiah berupa tanah, seluas yang bisa ia kelilingi dengan berlari dalam tiga hari. Maka, bergegaslah sang pemburu berlari. Siang malam ia berlari tiada henti, demi mendapat tanah seluas-luasnya. Tidak peduli lapar dan haus, hujan dan terik matahari. Rasanya masih kurang luas, masih kurang luas. Sampai akhirnya tibalah hari ketiga, sang pemburu jatuh tersungkur lalu mati karena kelelahan.

Begitulah kita kalau terjebak dalam ambisi yang tanpa batas. Kita dipacu untuk terus bekerja dengan teramat keras. Kita didorong untuk menumpuk harta benda dengan tidak kenal lelah, tidak kenal henti. Sampai-sampai bisa lupa keluarga, lupa kesehatan, bahkan juga lupa Tuhan. Seperti si pemburu yang terus berlari dan berlari demi memenuhi ambisi mendapatkan tanah seluas-luasnya. Sudah mendapat banyak, tetapi masih ingin lebih banyak lagi. Ketika tiba di pengujung jalan, kita baru tersadar betapa sia-sianya semua itu. Namun, sudah terlambat.

Itu pula pesan yang disampaikan Tuhan Yesus dalam perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Bahwa harta kekayaan sebesar apa pun tidaklah bisa kita jadikan sebagai sandaran hidup sepenuhnya dan seutuhnya. Sebab Tuhan bisa memanggil kita kapan saja. Apabila saat itu tiba, selesai jugalah segala urusan kita dengan harta benda di dunia ini. Maka, penting sekali untuk kita tidak membiarkan diri terjebak dalam pementingan harta benda yang berlebihan -- AYA

KESERAKAHAN ADALAH AWAL KEHANCURAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org