Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/12/20

Senin, 20 Desember 2010

Bacaan   : Matius 2:16-18
Setahun : Mikha 1-3; Wahyu 11
Nas       : Ketika Herodes tahu bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah (Matius 2:16)

AKIBAT DIMABUK KEKUASAAN

Pada satu sisi, Herodes sebetulnya raja yang baik. Selama hampir empat puluh tahun bertakhta, ia berhasil menciptakan perdamaian dan menjaga ketertiban di Kanaan. Ia jugalah yang membangun Bait Allah di Yerusalem. Pada masa-masa sulit yang melanda negerinya, ia memerintahkan penurunan pajak, sehingga rakyat tertolong. Bahkan, ketika terjadi kelaparan hebat, ia tidak segan-segan menggunakan persediaan emasnya untuk membeli gandum bagi rakyatnya yang kelaparan.

Namun di sisi lain, kalau sudah menyangkut kekuasaan, ia sangat keras dan "berdarah dingin". Ia tidak ingin orang lain menyaingi, apalagi melebihi kekuasaannya. Demi kekuasaannya, ia tega membu-nuh istrinya (Mariamne), ibunya (Alexandra), dan tiga anaknya (Antipater, Alexander, dan Aristobulus). Ia seorang paranoid (selalu menaruh takut serta curiga terhadap orang lain). Ketakutan terbesarnya: kehilangan kekuasaan. Karenanya ia akan menghalalkan segala cara untuk mempertahankannya.

Maka, kita bisa membayangkan, betapa gelisahnya Herodes ketika mendengar kabar dari para Majus tentang Raja yang baru lahir di daerah kekuasaannya. Dan, ketika rencana liciknya untuk melenyapkan "Sang Raja" itu kandas, keluarlah perintah mahasadis: pembunuhan anak-anak di bawah usia dua tahun.

Begitulah orang kalau sudah dimabuk kekuasaan; akal sehat tumpul, hati nurani tidak berfungsi. Ini bisa terjadi juga dalam lingkup lebih kecil; di kantor (atasan takut tersaingi bawahan), di gereja (pendeta senior takut tersaingi yuniornya), di rumah (suami takut disaingi istri). Akibatnya, ketidaksejahteraan, pertentangan, perpecahan. Semoga kita dijauhkan dari mabuk kekuasaan -- AYA

KEKUASAAN PERLU DIIRINGI DENGAN KERENDAHAN HATI
SEBAB KALAU TIDAK, SALAH-SALAH BISA MENGHANCURKAN DIRI SENDIRI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org