Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/01

Senin, 1 November 2010

Bacaan   : Yosua 1:1-9
Setahun : Yeremia 24-26; Titus 2
Nas       : Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana (Amsal 24:16)

BANGUN LAGI

Bruce adalah raja negeri Skotlandia pada zaman dulu. Enam kali ia gagal memimpin pasukannya melawan Inggris. Mereka selalu kalah dihajar musuh dan terpaksa melarikan diri ke hutan. Sementara bersembunyi di gubuk kosong-menyesali kegagalannya dan berputus asa, ia melihat laba-laba yang merajut sarang. Enam kali berturut-turut serangga itu berusaha sekuat tenaga mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu di seberang, tetapi selalu gagal. "Kasihan, seharusnya kau menyerah saja!" bisik hati Bruce. Namun, laba-laba itu mencoba lagi dan berhasil! Ini memberinya inspirasi dan semangat baru. "Aku akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!" teriak Bruce. Ia bangun, mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya; mengatur strategi dan menggempur kembali pertahanan musuh, sampai mereka terusir dari tanah airnya.

Semangat juang dan pantang menyerah memang perlu, terlebih di masa kesukaran. Yosua, sepeninggal Musa, mesti memimpin Israel masuk tanah perjanjian. Tuhan memberinya semangat supaya tidak kecut dan tawar hati (Yosua 1:9). Sebab, tawar hati hanya membuat kekuatan berkurang. Seperti nasihat penulis Amsal: "Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali" (Amsal 24:16).

Salah satu penyebab orang tawar hati adalah kegagalan berulang kali. Namun, banyak tokoh besar dunia punya sederet pengalaman gagal sebelum berhasil tiba di puncak. Sebut saja Abraham Lincoln dan Albert Einstein. Yang pasti, keberhasilan mereka tak akan terpatri di sejarah jika pada kegagalan terakhir mereka tidak mau bangun lagi. Apakah kegagalan sedang menimpa Anda? Jangan tawar hati atau menyerah; bangkit dan berjuanglah lagi! -- PAD

TAK SOAL BERAPA KALI ANDA JATUH
YANG PENTING, MASIHKAH ANDA MAU BANGUN KEMBALI?

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org