Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/07/03

Sabtu, 3 Juli 2010

Bacaan   : Amsal 6:4-11
Setahun : Ayub 25-27; Kisah Para Rasul 12
Nas       : Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah (Pengkhotbah 10:18)

BELENGGU KEMALASAN

Si Didi ingin latihan angkat beban. Remaja ini memang kegemukan. Ketika ia bersama ayahnya melewati toko perlengkapan olahraga, Didi minta dibelikan barbel seberat sepuluh kilogram. Ayahnya tahu anaknya pemalas, maka ia bertanya, "Kalau Ayah belikan, apa kamu nanti akan memakainya tiap hari?" Didi menjawab, "O, tentu! Aku janji deh." Sang ayah lalu membayar di kasir dan menyuruh Didi membawa barbel itu ke mobil. Baru beberapa detik, si Didi sudah mengeluh, "Tolong bawakan dong, Yah! Ini berat sekali!"

Kemalasan adalah rasa segan untuk bekerja atau berjuang. Para pemalas tidak mau bersusah payah mengeluarkan tenaga maupun pikiran. Jika diperhadapkan dengan perkara sulit, ia suka menunda-nunda. "Besok saja! Nanti saja!" Seorang pemalas bisa saja bercita-cita tinggi, tetapi ia ingin mencapainya dengan cara yang mudah, nyaman, dan tanpa memeras keringat. Tentu saja ini mustahil! Kemalasan yang dibiarkan akan menggiring orang masuk ke jalan kemiskinan dan kekurangan (ayat 11). Bagaimana caranya keluar dari belenggu kemalasan? "Lepaskanlah dirimu dari jerat!" (ayat 5). Kita harus mendisiplin diri sendiri; berinisiatif untuk menuntaskan setiap tugas dan pekerjaan tanpa menunda-nunda.

Periksalah agenda hidup Anda. Adakah target-target yang tak tercapai karena Anda dibelenggu kemalasan? Apakah Anda terus menunda waktu untuk menghubungi seseorang, membaca buku, merapikan rumah, berolahraga, memeriksakan diri ke dokter, membuat rencana masa depan, atau lainnya? Hari ini juga, lepaskanlah diri Anda dari belenggu kemalasan! -- JTI

KEMALASAN ADALAH KEBIASAAN UNTUK BERISTIRAHAT
SEBELUM ANDA BENAR-BENAR MERASA PENAT

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org