Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/02/17

Rabu, 17 Februari 2010

Bacaan   : Kejadian 50:15-21
Setahun : Imamat 21-22; Matius 28
Nas       : Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?" (Kejadian 50:19)

PENGGANTI ALLAH?

Ada ungkapan negatif yang berkata, "Pembalasan harus lebih kejam dari perbuatan jahat seseorang." Maksudnya orang akan merasa puas ketika berhasil membalas dendam pada orang yang pernah berbuat salah kepadanya. Menurut Anda, bolehkah kita membalas dendam?

Mari amati pengalaman Yusuf. Dari segi kepentingan, Yusuf "paling pantas untuk membalas". Tanpa berbuat salah, ia dijual demi kepuasan hati kakak-kakak yang iri kepadanya. Ia harus berpisah dari bapa yang sangat dikasihinya. Dari seorang anak yang sangat dilindungi, secepat kilat ia harus menyesuaikan diri untuk bekerja keras menaati peraturan bagi budak. Yusuf mengalami semua itu di Mesir.

Kini, kakak-kakaknya sudah tak memiliki "tempat berlindung". Ayah mereka telah meninggal. Dalam ketakutan, mereka memohon agar Yusuf sudi mengampuni. Bahkan demi pengampunan itu, mereka siap menjadi budak Yusuf (ayat 18)! Tetapi jawab Yusuf, "... aku inikah pengganti Allah?" (ayat 19).

Sebenarnya, itulah saat paling mudah bagi Yusuf untuk membalas dendam. Namun, Yusuf mengerti, pembalasan adalah hak Tuhan -- bukan haknya. Maka, ia tidak membalas kejahatan saudara-saudaranya itu. Sebaliknya, ia justru mengingatkan mereka bahwa semuanya itu ada dalam rencana Tuhan yang indah (ayat 20)!

Bagaimana pandangan kita tentang "pembalasan"? Belajar dari Yusuf, kita disadarkan bahwa kita tidak layak mengambil alih hak Tuhan. Bagian yang harus kita kerjakan adalah menyatakan pengampunan bagi sesama. Selebihnya adalah bagian Tuhan. Biarlah melalui pengampunan yang tulus, kita menyatakan kebaikan Tuhan terhadap orang yang telah berbuat salah kepada kita -- HA

LAKUKAN TUGAS UNTUK MENGAMPUNI, JANGAN MEMBALAS
SEBAB MANUSIA TIDAK LAYAK UNTUK MENJADI PENGGANTI ALLAH

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org