Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/15

Rabu, 15 April 2009

Bacaan   : Mazmur 102:1-23
Setahun : Mazmur 13-15
Nas       : Aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan, oleh karena marah-Mu dan geram-Mu (Mazmur 102:10,11)

MERASA DIMUSUHI TUHAN

"Suami saya selalu menunjukkan sikap permusuhan. Apa pun yang saya lakukan dianggap salah. Saya harus bagaimana?" Keluh seorang ibu pada pendetanya. "Sudahkah Ibu berdoa memohon Tuhan melunakkan hatinya?" tanya Pendeta. Ibu itu menjawab, "Saya merasa Tuhan pun sedang memusuhi saya! Memang semuanya gara-gara saya. Beberapa tahun lalu saya pernah selingkuh. Sejak saat itu, biarpun sudah bertobat, saya merasa baik suami maupun Tuhan memusuhi saya!"

Ketika dimusuhi orang, kita bisa mengadu pada Tuhan. Namun, jika Tuhan pun buang muka, ke mana lagi kita bisa pergi? Situasi tanpa harapan ini pernah dialami pemazmur. Bagian pertama Mazmur 102 mengungkapkan kesengsaraannya saat dicela musuh sekaligus dimurkai Tuhan. Ia merasa Tuhan menyembunyikan diri (ayat 3) dan membiarkannya terpuruk (ayat 11). Akibatnya, semangat hidup pemazmur meredup. Ia layu bagai rumput (ayat 5,12). Tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, dan merasa sangat kesepian (ayat 7,8). Namun, di bagian kedua (ayat 13-23), nada bicara pemazmur berubah. Muncul optimisme. Pemazmur yakin Tuhan masih sayang kepadanya (ayat 14). Kesetiaan Tuhan lebih besar daripada murka-Nya. Pasti Tuhan akan kembali mengasihani dan mendengarkan doa umat-Nya (ayat 17,18).

Hubungan dengan Tuhan bisa rusak karena dosa dan pemberontakan kita. Ketika hal itu terjadi, Tuhan terasa jauh. Wajah-Nya tampak seram bagai musuh. Namun, jika kita sudah bertobat, yakinlah bahwa Tuhan pasti kembali peduli. Dia tidak lagi berwajah marah, tetapi ramah. Jangan biarkan hidup Anda terus dihantui rasa bersalah! -- JTI

SETIAP PERTOBATAN MENYURUTKAN MURKA TUHAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org