Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/01/30

Jumat, 30 Januari 2009

Bacaan   : Ester 5:9-14
Setahun : Keluaran 8-10
Nas       : Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib (Amsal 17:9)

JANGAN NGOMPORIN!

Ngomporin adalah istilah lain dari memanas-manasi. Sesuai asal katanya, kompor, benda dapur yang fungsinya memanaskan atau memasak. Misalnya, Pak Kutut jengkel sekali dengan pendeta di gereja. Ia bercerita kepada Pak Towil, teman main tenisnya. Respon Pak Towil, "Iya tuh, memang pendetamu itu begitu. Payah. Gila hormat. Kamu sih masih baik, masih mau menyapa. Kalau aku, melihatnya saja sudah ingin muntah!" Di sini Pak Towil sudah ngomporin Pak Kutut.

Sikap suka ngomporin ini berbahaya karena bisa mendatangkan celaka. Hal inilah yang terjadi pada Haman. Haman jengkel sekali dengan Mordekhai. Penyebabnya sebetulnya sepele, yaitu karena Mordekhai tidak mau berlutut dan sujud kepada Haman (Ester 3:5). Celakanya, istri dan para sahabatnya bukannya meredakan panas hati Haman, melainkan malah ngomporin. "Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu" (ayat 14). Pada akhirnya, justru Haman sendiri yang mati digantung, bukan Mordekhai (Ester 7:1-10). Istri dan para sahabat Haman, bisa dibilang punya andil dalam tragedi yang menimpa Haman itu.

Maka, jauhkanlah dari kita sikap suka ngomporin. Sebaliknya, berusahalah menjadi orang yang mengademkan, menenangkan, sehingga orang lain bisa berpikir jernih dan tidak salah mengambil keputusan. Kita ikut bertanggung jawab, apabila ada orang lain yang celaka karena kita telah ngomporin -AYA

JANGAN JADI KOMPOR
JADILAH LILIN YANG MENERANGI KEGELAPAN HATI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org