Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/01/06

Selasa, 6 Januari 2009

Bacaan   : Kisah 2:41-47
Setahun : Kejadian 16-19
Nas       : Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama (Kisah 2:44)

MAKNA BERBAGI

Sekte Essene Yahudi, yang hidup pada sekitar abad pertama di Palestina, memiliki peraturan penting bagi setiap calon pertapa. Mereka harus menjual seluruh harta kekayaannya dan memberikan hasil penjualan itu kepada Guru Agung yang memimpin biara. Menjual harta kekayaan tersebut dilakukan karena mereka akan menjalani gaya hidup bertapa dan menarik diri dari urusan dunia. Hasil penjualan itu pun digunakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biara; agar mereka dapat menjalankan pertapaan.

Jemaat mula-mula pun memiliki gaya hidup serupa, tetapi demi alasan yang berbeda. Iman kepada Kristus telah menyatukan mereka menjadi satu keluarga. Jadi, mereka memberi bukan sebagai seseorang yang memberi sedekah kepada orang miskin, tetapi sebagai keluarga sendiri. Kesatuan menjadi dasar dalam memberi. Kebutuhan tubuh Kristus dirasakan sebagai kebutuhan semua orang. Mereka memberi kepada setiap orang sesuai keperluan masing-masing (ayat 45). Memberi bukanlah kewajiban, melainkan sesuatu yang dilakukan karena kebersamaan yang dirasakan dalam komunitas kristiani.

Memberi dalam lingkup komunitas kristiani adalah berbagi. Tetapi jangan salah, bukan berbagi apa yang tidak kita ingin miliki lagi. Namun, orang kerap memberikan sesuatu yang tidak lagi ia butuhkan. Ini pemberian yang tidak tulus. Bagikan setiap pemberian dengan hati tulus. Dan, berbagi dalam komunitas kristiani tak hanya berarti berbagi benda atau materi, tetapi juga berbagi hidup. Takkan sulit dilakukan apabila kita selalu ingat bahwa di dalam Kristus, kita semua telah menjadi satu keluarga yang sejati -DBS

TIDAK ADA KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPENUHI
APABILA KITA MAU BERBAGI

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org