Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/10/18

Sabtu, 18 Oktober 2003

Bacaan   : 1Samuel 1:19-28
Setahun : Matius 20-22
Nas       : Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya (1Samuel 1:27)

SUKACITA PENANTIAN

Sembilan bulan mungkin terasa tak berujung bagi calon ibu. Selama tiga bulan pertama, perubahan hormon terkadang menyebabkan rasa mual yang tidak hilang-hilang di pagi hari. Emosi meninggi, sehingga memperpanjang rasa sedih yang tidak beralasan di sore hari. Lalu perubahan nafsu makan memaksanya bangun di tengah malam karena menginginkan pizza, coklat, dan asinan.

Selama tiga bulan berikutnya, tubuh sang ibu membesar sehingga ia menghabiskan waktu berjam-jam berbelanja pakaian baru. Pada tiga bulan terakhir, aktivitas normal ibu berganti dengan berbagai kesibukan menjelang kelahiran bayi.

Lalu tiba-tiba penantian yang panjang itu berakhir. Sembilan bulan itu terasa seperti berita kemarin. Semuanya lenyap. Penantian itu menjadi tidak penting, menjadi kenangan yang samar-samar karena tenggelam dalam sukacita. Bertanyalah pada ibu yang baru saja melahirkan, apakah ia menyesali masa-masa kehamilannya. Tidak pernah!

Hana bahkan menanti lebih lama lagi. Selama bertahun-tahun ia belum dikaruniai seorang anak. Ia merasa sangat tidak puas dan malu (1 Samuel 1). Namun Tuhan mengingat dirinya, dan ia pun mengandung. Sukacitanya menjadi penuh.

Hana menanti-nantikan dengan sabar dan ia melihat Tuhan mengubah kesedihannya menjadi sukacita yang berkelimpahan. Pujiannya (1 Samuel 2:1-10) mengingatkan bahwa kekecewaan dan kepahitan yang terdalam dapat mendatangkan kepenuhan dan kebahagiaan. Bagi setiap orang yang menanti-nantikan Tuhan, hari-hari penuh penantian akan membuahkan sukacita di kemudian hari -- Mart De Haan

MENANTI-NANTIKAN ALLAH MEMBUAHKAN SUKACITA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org