Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/06/10

Selasa, 10 Juni 2003

Bacaan   : 2Tawarikh 18:1-7
Setahun : Mazmur 49-51
Nas       : Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)

KEBENARAN: TEMAN ATAU MUSUH?

Kebenaran adalah musuh terbesar saya sampai akhirnya ia menjadi satu-satunya teman saya," ucap Thelma, seorang mantan wanita tunasusila dan pecandu obat-obatan.

Bukan hanya mereka yang telah teng-gelam dalam dosa yang perlu mendengar kesaksian Thelma. Mereka yang oleh do-sanya telah diangkat dalam kemakmuran dan kekuasaan, juga perlu mendengar-nya.

Setelah kasus korupsi terungkap di beberapa korporasi utama Amerika Serikat, seorang reporter berkata, "Ini bukan masalah gaji dan insentif para eksekutif; tetapi masalah kebenaran."

Seperti halnya para eksekutif yang korup, Raja Ahab dari Israel adalah orang kaya dan berkuasa yang mendapat masalah karena ia dikelilingi oleh para penasihat yang hanya memberitakan kebohongan yang ingin didengarnya dan bukan kebenaran yang perlu diketahuinya (2Tawarikh 18:4-7). Teman-temannya membawanya pada kematian yang tragis (ayat 33,34).

Berbeda dengan Ahab, Thelma sampai pada satu titik di mana ia sadar bahwa kebohongan adalah teman yang menipu. Pada saat itu, ia berbalik dan berhadapan dengan ketakutannya yang terbesar, yakni kebenaran, dan menemukan bahwa ia sebenarnya sedang menjauhi sesuatu yang dicarinya: Allah. Segala usahanya untuk menyelamatkan diri dengan kebohongan membawanya ke ambang kehancuran. Namun saat ia berbalik kepada Allah segala kebenaran, Dia menjadikannya ciptaan yang baru (2Korintus 5:17).

Apakah Anda menjadikan kebenaran sebagai teman, atau musuh? -- Julie Link

MEREKA YANG MENDENGARKAN KEBOHONGAN
KEHILANGAN KEMAMPUAN UNTUK MENDENGAR KEBENARAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org