Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/03/07

Selasa, 7 Maret 2000

Bacaan   : Pengkhotbah 2:12-17
Setahun : Ulangan 3-4, Markus 10:32-52
Nas       : Orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh! (Pengkhotbah 2:16)

DUA KEHIDUPAN, DUA PANDANGAN

Pengkhotbah 2:12-16 mengingatkan saya tentang kisah dua kakak-beradik yang hidupnya saling bertolak belakang. Sang adik menghancurkan hati orangtuanya dengan gaya hidupnya yang tidak baik. Ia menjadi seorang yang sinis dan meninggal di usia muda. Hanya sedikit orang yang meratapi kematiannya.

Sang kakak yang sedari kecil percaya kepada Yesus, menjadi seorang hamba Tuhan dan membangun keluarga bahagia. Ia memiliki kehidupan yang jauh lebih menyenangkan. Ketika ia meninggal pada usia delapan puluhan, keluarga dan teman-temannya meratapi kepergiannya.

Betapapun demikian, seorang skeptis mungkin akan berkata, "Orang yang saleh itu akhirnya mati juga sama seperti adiknya. Lalu apa bedanya!" Inilah cara pandang Salomo ketika ia menulis, "Orang yang berhikmat mati juga seperti orang yang bodoh!" (ayat 16).

Meskipun akhirnya Salomo meninggalkan pandangan sinisnya itu dan melihat hikmat dari kehidupan yang taat kepada Allah, namun ia tak dapat melihat keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengenal Yesus dan pengharapan yang ditawarkan-Nya. Oleh karena itu, ia tak dapat berkata-kata seperti Paulus. Ketika menghadapi hukuman mati yang semakin dekat, Rasul Paulus dapat berkata dengan penuh sukacita bahwa ia menanti hari saat ia berjumpa Yesus dan menerima "mahkota kebenaran." Hadiah ini disediakan bagi "semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" (2Timotius 4:6-8).

Sebagai orang Kristen, janganlah kita menghadapi kematian seperti orang yang tidak mengenal Allah. Kita dapat menghadapi kematian dengan sukacita! -- HVL


While some view death as ending all,
The Word of God does not agree --
Eternal pain awaits the fool;
Unending joy the wise will see. -- Sper

MEREKA YANG SIAP MATI ADALAH MEREKA YANG SIAP HIDUP

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org