Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/10/14

Kamis, 14 Oktober 1999

Bacaan   : Maleakhi 1
Setahun : Maleakhi 1-4
Nas       : Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku (Maleakhi 1:7)

PENYEBAB PENCEMARAN

Selama berabad-abad manusia telah mencemari bumi. Bahkan kini manusia juga telah mencemari ruang angkasa. Para pakar menyatakan bahwa banyaknya benda-benda ruang angkasa buatan manusia meningkatkan kemungkinan terjadinya tubrukan di ruang angkasa. Selain satelit-satelit yang mengelilingi bumi kita, yang memang bermanfaat, diperkirakan ada lebih dari sejuta potongan kecil dan bongkahan-bongkahan besar logam yang mengitari bumi.

Manusia tidak hanya mencemari lingkungan fisiknya. Alkitab menyatakan bahwa manusia juga cenderung mencemari ibadahnya kepada Allah. Bila kita lalai memberikan penghormatan yang layak kepada Allah, berarti kita mencemarkan nama dan reputasi Allah.

Itulah yang dilakukan umat Israel. Maleakhi 1 menggambarkan bahwa umat Israel telah mencemari ibadah mereka dengan mempersembahkan kepada Allah "roti cemar" mereka. Bahkan, seandainya penghormatan yang setengah hati itu diberikan kepada penguasa manusia saja, pastilah akan ditolak (ayat 7-8). Mereka telah mengotori ibadah kepada Allah dengan mempersembahkan korban yang najis dan dengan mengeluh bahwa Allah telah membuat mereka bersusah payah (ayat 12-13).

Kita tahu bahwa ketidaktaatan dan kecemaran kita dapat diampuni melalui belas kasihan Kristus yang masih berlaku sampai saat ini. Tetapi, itu tidak akan mengubah kerusakan yang telah ditimbulkannya. Allah layak menerima dan menuntut kesetiaan yang tak tercemar. Marilah kita sungguh-sungguh menjaga diri dari kecemaran dalam beribadah kepada Allah -- MRDII

DENGAN IBADAH YANG BENAR KITA MENGAKUI
BAHWA ALLAH MEMANG LAYAK DISEMBAH

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org