Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/05/04

Selasa, 4 Mei 1999

Bacaan   : Kisah 20:17-27
Setahun : Mazmur 70-72
Nas       : Aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir (Kisah 20:24)

LEGENDA BURUNG PELIKAN

Saya terkejut saat mengetahui bahwa dalam seni religius, burung pelikan telah lama menjadi simbol pengorbanan diri. Ketika untuk pertama kalinya mengamati burung-burung yang unik itu sambil memancing di sepanjang pantai barat Florida, saya merasa burung-burung itu lebih mirip para pemalas daripada orang kudus yang menyangkal diri. Dengan pandangan mata memelas yang menutupi isi hati mereka yang penuh iri hati, mereka menunggu dengan penuh harap setiap kali saya menangkap seekor ikan. Terkadang mereka bahkan mencoba merampas ikan itu sebelum saya dapat menangkapnya.

Tetapi bukan perilaku semacam itu yang membuat mereka menjadi simbol pengorbanan. Burung pelikan menjadi simbol pengorbanan karena ujung paruh mereka yang berwarna merah. Menurut legenda, bila ibu pelikan tidak dapat mencari makanan untuk anaknya, ia akan menusukkan paruhnya ke dalam dadanya dan memberikan darahnya sendiri untuk anaknya. Gereja mula-mula memandang kisah itu sebagai sebuah gambaran yang indah tentang apa yang telah diperbuat Kristus bagi kita dan tentang apa yang harus kita perbuat bagi sesama. Rasul Paulus mencerminkan sikap memberi diri semacam ini dalam ucapan perpisahannya dengan jemaat Efesus (Kisah Para Rasul 20:24).

Hakikat kita sebagai orang berdosa membuat kita lebih cenderung memiliki sifat tamak daripada sikap rela berkorban. Tetapi itu dapat diubah. Melalui iman kepada Yesus, kita diampuni dan hati kita diubahkan. Tatkala kita bersandar pada Roh Allah yang tinggal dalam diri kita, kita akan dapat mempraktekkan kasih yang rela berkorban -- MRDII


Were the whole realm of nature mine,
That were a present far too small;
Love so amazing, so divine,
Demands my soul, my life, my all. -- Watts

TIADA HAL LAIN YANG LEBIH MENYENANGKAN HATI ALLAH
SELAIN SIKAP RELA BERKURBAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org