Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/04/04

Minggu, 4 April 1999

Bacaan   : Kisah 26:1-8
Setahun : 2Samuel 1-4
Nas       : Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati? (Kisah 26:8)

MUSTAHIL?

Jika Yesus tidak bangkit dari kematian dan tak ada kebangkitan bagi kita kelak, maka hilang sudah seluruh arti kehidupan ini. Bila hidup hanya merupakan rangkaian tahun yang berisi tangis dan tawa silih berganti (sebagian besar adalah tangisan) serta kegelapan, maka kita dapat berkata sama seperti Paulus, "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia" (1Korintus 15:19).

Kebangkitan bukanlah pemikiran yang mustahil dan tidak masuk akal. Kita dapat melihat ilustrasi tentang kebangkitan lewat alam di sekitar kita. Misalnya, kacang hijau milik bangsa Mesir yang terpendam selama 3.000 tahun. Kacang hijau tersebut dikeluarkan dan ditanam pada tanggal 4 Juni 1844. Dalam beberapa hari, kacang hijau itu mulai berkecambah dan menembus tanah. Setelah terpendam selama 3.000 tahun, biji itu bangkit [tumbuh]. Sungguh menakjubkan!

Lalu, mengapa tatkala Allah membangkitkan orang mati, hal itu dianggap mustahil? Itu merupakan pertanyaan mengejutkan yang dilontarkan Paulus kepada Raja Agripa (Kisah Para Rasul 26:8). Apabila Allah sanggup menciptakan manusia dari debu tanah yang diberi-Nya napas kehidupan, mengapa orang menganggap mustahil tatakala Allah yang sama membangkitkan orang mati?

Ya, sangat masuk akal bila Yesus bangkit. Yang tidak masuk akal adalah apabila setelah menjalani kehidupan yang luar biasa, Dia tetap tinggal dalam kubur. Puji Tuhan! Kristus telah bangkit! -- MRD

HANYA JURUSELAMAT YANG HIDUP
YANG SANGGUP MENYELAMATKAN DUNIA YANG HAMPIR BINASA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org